Aneurisma: bom waktu yang bisa meledak kapan saja di kepala
Merdeka.com - Dewasa ini, stroke masih menjadi penyakit yang paling dikhawatirkan terjadi bagi sebagian besar orang. Betapa pilunya tubuh yang tak bisa digerakkan atau hanya terbaring tak berdaya di ranjang. Padahal, sebelumnya masih bisa bergerak bebas seolah tak terjadi apapun. Jauh sebelum stroke terjadi, sebenarnya sudah ada gejala dini yang jarang disadari. Seringnya, gejala ini tidak tampak, bahkan bisa terjadi saat usia masih muda, seperti aneurisma otak.
Menurut Dr. Manish Taneja, spesialis Radiologi Intervensi di Raffles Neuroscience Centre, Raffles Hospital, aneurisma otak merupakan benjolan kecil atau pembengkakan pembuluh darah di otak. Aneurisma biasanya terjadi karena pembesaran pembuluh darah khususnya yang terhubung ke otak. Diperkirakan 1 atau 2 dari 100 orang memiliki aneurisma di otak mereka. Kebanyakan orang tidak menyadari adanya aneurisma, kecuali mereka memiliki gejala neurologis yang spesifik.
Faktor Risiko
-
Bagaimana aneurisma otak dideteksi jika belum menunjukkan gejala? Untuk mendeteksi aneurisma otak yang belum menunjukkan gejala, pemeriksaan pencitraan medis sangatlah penting.
-
Apa itu aneurisma otak? Aneurisma otak adalah kondisi yang perlu mendapat perhatian serius, karena dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penyakit ini ditandai dengan pelebaran atau penonjolan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah, yang berisiko mengalami ruptur atau pecah.
-
Apa gejala awal aneurisma otak yang bisa terlihat di mata? Kelopak matanya jatuh sebelah, bisa terjadi pelan-pelan atau tiba-tiba, tanpa ada gejala yang menyertai.
-
Kapan gejala aneurisma otak muncul? Gejala Aneurisma Otak Nyeri di sekitar mata: Ini bisa terjadi ketika aneurisma menekan struktur saraf di sekitar mata. Penderita mungkin merasakan sakit yang tajam, tekanan, atau rasa tidak nyaman di sekitar mata, yang bisa disertai dengan penglihatan kabur atau ganda.Mati rasa di salah satu sisi wajah: Kondisi ini muncul ketika aneurisma menekan saraf yang mengontrol sensasi di wajah. Ini bisa menyebabkan hilangnya sensasi atau mati rasa di satu sisi wajah, yang mungkin juga disertai dengan kelemahan otot wajah. Pusing dan sakit kepala: Aneurisma yang membesar dapat menyebabkan sakit kepala karena tekanan pada jaringan otak dan saraf. Pusing juga bisa terjadi, terutama jika aneurisma mempengaruhi aliran darah ke area tertentu di otak.Kesulitan berbicara: Jika aneurisma berada di dekat area otak yang mengontrol bahasa, penderita mungkin mengalami kesulitan berbicara atau memahami ucapan orang lain.Gangguan keseimbangan: Aneurisma yang menekan pada bagian otak yang mengatur keseimbangan bisa menyebabkan penderita merasa tidak stabil atau vertigo. Sulit berkonsentrasi dan penurunan daya ingat: Tekanan dari aneurisma pada jaringan otak dapat mempengaruhi fungsi kognitif, termasuk kemampuan untuk berkonsentrasi dan mengingat informasi.Gangguan penglihatan: Ini termasuk penglihatan kabur, penglihatan ganda, atau kehilangan penglihatan parsial, yang bisa terjadi jika aneurisma menekan pada saraf optik atau jalur visual di otak. Jika aneurisma pecah, kondisi ini menjadi darurat medis dan bisa menyebabkan gejala seperti:Sakit kepala parah yang tiba-tiba: Sering disebut sebagai 'sakit kepala petir', ini adalah sakit kepala yang sangat parah dan mendadak, sering kali digambarkan sebagai sakit kepala terburuk yang pernah dialami.Pandangan kabur atau penglihatan ganda: Ini terjadi ketika perdarahan dari aneurisma pecah menekan pada saraf optik atau jalur visual.Mual dan muntah: Ini adalah respons tubuh terhadap perdarahan di dalam otak. Lemah atau lumpuh di salah satu sisi tubuh atau tungkai: Kondisi ini terjadi ketika perdarahan mempengaruhi area otak yang mengontrol gerakan.Sulit berbicara: Mirip dengan kesulitan berbicara karena aneurisma yang belum pecah, tetapi biasanya lebih parah.Sulit berjalan: Ini bisa terjadi karena kelemahan, kebingungan, atau masalah keseimbangan. Kelopak mata turun (ptosis): Ini terjadi ketika saraf yang mengontrol otot kelopak mata terpengaruh.Kejang: Ini bisa terjadi jika perdarahan menyebabkan iritasi pada jaringan otak.Penurunan kesadaran: Ini bisa berkisar dari mengantuk hingga koma, tergantung pada tingkat dan lokasi perdarahan.
Perokok dan penderita penyakit darah tinggi yang cukup lama dan tidak terkontrol berisiko memiliki aneurisma otak. Selain itu, riwayat penyakit dalam keluarga juga memicu terjadinya aneurisma otak. Secara usia, aneurisma otak lebih sering terjadi pada rentang usia 40-60 tahun.
Beberapa aneurisma ada yang tetap berukuran normal. Namun, pada kebanyakan pasien, terutama yang memiliki penyakit darah tinggi, pembuluh darah dapat mengalami pembengkakan hingga suatu saat bisa pecah, layaknya balon yang ditiup terus-menerus. Ketika aneurisma ‘meledak’, biasanya akan muncul sakit kepala yang tak tertahankan. Bahkan, beberapa pasien yang mengalami kondisi ini bisa langsung meninggal atau mengalami stroke parah yang tak dapat pulih seperti semula.
Deteksi Dini dan Pengobatan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan CT Scan merupakan dua jenis pemindaian yang dapat membantu mendeteksi aneurisma otak. Saat ini penanganan aneurisma otak semakin maju dengan adanya teknik endovaskuler invasif minimal. Teknis penanganannya, dokter bedah akan membuat sayatan kecil kurang dari 1 cm di pangkal paha. Lewat pembuluh darah di pangkal paha tersebut, dokter dapat menjangkau pembuluh darah manapun di otak. Dengan begitu, proses pengobatan aneurisma tak perlu membedah bagian kepala.
Lantas, aneurisma seperti apa yang perlu diobati? Dr. Manish Taneja menjelaskan aneurisma yang tumbuh sampai 1 cm perlu penanganan sesegera mungkin. Namun, aneurisma yang berukuran beberapa milimeter saja juga bisa berdampak mematikan. Karena kondisi setiap orang berbeda-beda, penanganan khusus bagi masing-masing pasien pun diperlukan agar pengobatannya dapat berjalan efektif.
Saat ini, kebanyakan pasien yang menjalani perawatan aneurisma otak di Raffles Hospital bisa keluar rumah sakit dalam satu atau dua hari. Raffles Hospital adalah pusat penyedia layanan kesehatan terpadu di Singapura. Anda bisa memperoleh berbagai informasi mengenai kesehatan Anda di sini.
Dengan berbasis Group Practice Model, para spesialis di Raffles bekerja sebagai satu tim guna memastikan pasien mendapatkan akses perawatan dan pengobatan terbaik. Dengan komitmen kualitas, pasien dapat yakin bahwa setiap layanan medis di Raffles Hospital terintegrasi, teruji, tertinjau oleh staf medis dan terpercaya.
Tim spesialis berkomitmen atas kualitas pelayananan kesehatan Anda, dengan standar biaya yang profesional. Segera periksakan diri, karena bagaimanapun juga penanganan sedini mungkin tetap lebih baik sebelum ledakan bom waktu di kepala terjadi.
Untuk informasi lebih lanjut dan pembuatan janji, silahkan menghubungi PT Raffles Medika Indonesia pada nomor (021) 5785 3979. Bisa juga melakukan janji via email di enquiries_indonesia@raffleshospital.com. Untuk info lebih lanjut, bisa mengakses website www.raffleshospital.com/bahasa. (mdk/aik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aneurisma otak memiliki dua kondisi yang memiliki risiko kesheatannya sendiri-sendiri.
Baca SelengkapnyaMasalah kesehatan berupa aneurisma otak perlu dikenali dan sebisa mungkin ditekan faktor risikonya.
Baca SelengkapnyaAneurisma otak bisa menjadi parah dan berisiko tinggi pada seseorang yang memiliki kondisi hipertensi.
Baca SelengkapnyaKondisi aneurisma otak bisa menyebabkan munculnya gejala awal yang khas dan dapat ditandai dari kelopak mata.
Baca SelengkapnyaAneurisma otak adalah kondisi medis yang serius di mana terjadi pelebaran abnormal pada pembuluh darah di otak.
Baca SelengkapnyaApa Itu Perdarahan Subarachnoid? Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya
Baca Selengkapnya