Benarkah Orang Korea Tak Berbau Ketiak? Ini Penjelasannya
Mitos orang Korea tak berbau ketiak diulas tuntas; perbedaan genetik, varian gen ABCC11, dan faktor lain dibahas untuk menjelaskan fenomena ini.

Pernahkah Anda mendengar mitos bahwa orang Korea tidak memiliki bau ketiak? Mitos ini cukup populer, dan seringkali menjadi bahan perbincangan menarik. Namun, benarkah demikian? Jawabannya lebih kompleks daripada sekadar ya atau tidak. Meskipun benar bahwa mayoritas orang Korea, dan juga Jepang, cenderung memiliki bau ketiak yang lebih ringan dibandingkan dengan orang dari berbagai etnis lain, ini bukan berarti mereka sama sekali tidak berbau. Penjelasannya terletak pada genetika, lebih tepatnya pada varian gen ABCC11.
Memahami Peran Gen ABCC11
Gen ABCC11 memainkan peran krusial dalam menentukan intensitas bau ketiak. Gen ini mengatur fungsi kelenjar apokrin, kelenjar keringat yang menghasilkan keringat kental dan berbau. Keringat itu sendiri sebenarnya tidak berbau. Bau badan muncul ketika bakteri di kulit memecah senyawa dalam keringat, seperti protein dan lipid, yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin. Varian gen ABCC11 yang umum ditemukan pada populasi Asia Timur, termasuk Korea dan Jepang, mengurangi aktivitas kelenjar apokrin.
Akibatnya, mereka menghasilkan keringat berbau lebih sedikit.Penelitian telah menunjukkan prevalensi varian gen ABCC11 ini sangat tinggi di Asia Timur. Diperkirakan sekitar 80-95% populasi Korea dan Jepang memiliki varian gen ini. Bandingkan dengan populasi Eropa dan Afrika, di mana prevalensinya jauh lebih rendah, sekitar 2% dan 3% saja. Perbedaan signifikan ini menjelaskan sebagian besar perbedaan intensitas bau ketiak antara populasi Asia Timur dan populasi lainnya di dunia.
Lebih dari Sekadar Gen: Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
Meskipun gen ABCC11 merupakan faktor utama yang menjelaskan mengapa banyak orang Korea dan Jepang memiliki bau ketiak yang lebih ringan, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah satu-satunya faktor yang berperan. Faktor lingkungan dan gaya hidup juga ikut memengaruhi. Kebersihan diri, seperti seberapa sering mandi dan penggunaan deodoran, berperan signifikan dalam mengontrol bau badan.
Kebiasaan diet dan pola makan juga dapat memengaruhi komposisi keringat dan, pada akhirnya, bau badan.Selain itu, faktor-faktor genetik lain juga mungkin berkontribusi, meskipun pengaruhnya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan gen ABCC11. Interaksi kompleks antara genetika, lingkungan, dan gaya hidup inilah yang menciptakan variasi individu dalam intensitas bau ketiak, bahkan di dalam populasi yang sama.

Mitos vs. Realita
Kembali ke mitos awal, penting untuk mengklarifikasi bahwa bukan berarti orang Korea atau Jepang sama sekali tidak berbau ketiak. Pernyataan tersebut merupakan penyederhanaan yang berlebihan. Meskipun prevalensi varian gen ABCC11 yang mengurangi bau ketiak sangat tinggi di populasi ini, tetap ada variasi individu.
Beberapa orang Korea dan Jepang mungkin tetap memiliki bau ketiak yang cukup signifikan, sementara beberapa orang dari etnis lain mungkin memiliki bau ketiak yang minimal.Oleh karena itu, lebih tepat untuk mengatakan bahwa kecenderungan bau ketiak yang lebih ringan lebih umum ditemukan pada populasi Korea dan Jepang dibandingkan dengan populasi lain. Ini adalah perbedaan statistik, bukan aturan mutlak. Generalisasi bahwa semua orang Korea tidak berbau ketiak adalah sebuah kesimpulan yang salah dan tidak akurat.
Bau badan merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetika, lingkungan, dan gaya hidup. Meskipun varian gen ABCC11 menjelaskan sebagian besar perbedaan intensitas bau ketiak antara populasi Asia Timur dan populasi lainnya, ini bukan satu-satunya penentu. Mitos bahwa orang Korea tidak berbau ketiak perlu diluruskan; ini adalah penyederhanaan yang tidak akurat.
Perbedaan yang ada lebih tepat dijelaskan sebagai kecenderungan statistik daripada sebuah aturan mutlak.Penting untuk memahami kerumitan bau badan dan menghindari generalisasi yang berlebihan berdasarkan etnisitas. Setiap individu memiliki karakteristik unik, dan faktor-faktor yang memengaruhi bau badan dapat bervariasi secara signifikan dari satu orang ke orang lain, terlepas dari latar belakang etnis mereka.