Deretan Makanan Paling Mematikan di Muka Bumi, Bisa Sebabkan Kematian Kurang dari 24 Jam, Siapa Sangka Singkong Ternyata Bisa Mematikan
Sejumlah makanan yang biasa kita konsumsi ternyata bisa sangat mematikan jika salah mengonsumsinya.

Makanan adalah kebutuhan dasar manusia yang esensial untuk kelangsungan hidup. Namun, siapa sangka bahwa di balik kenikmatan dan kelezatannya, beberapa jenis makanan ternyata bisa membawa maut. Bahkan, ada makanan yang mampu menyebabkan kematian hanya dalam hitungan jam jika dikonsumsi tanpa penanganan yang tepat.
Dari tiga bahan makanan kita yaitu tumbuhan, hewan, dan jamur, terdapat kandidat-kandidat makanan paling mematikan yang layak mendapat perhatian serius. Dilansir dari Live Science, berikut adalah makanan-makanan tersebut, yang meskipun berbahaya, tetap menjadi bagian dari budaya kuliner di berbagai belahan dunia.
1. Singkong
Singkong, atau cassava (Manihot esculenta), dikenal sebagai salah satu sumber karbohidrat utama di daerah tropis. Namun, di balik manfaatnya sebagai bahan pangan, singkong ternyata menyimpan racun mematikan. Akar dan daunnya mengandung senyawa toksin bernama cyanogenic glycosides, yang dapat terurai menjadi sianida dalam tubuh manusia. Sianida ini, jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan gondok, kelumpuhan, hingga kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), keracunan singkong membunuh lebih dari 200 orang setiap tahunnya, sementara ribuan lainnya menderita cacat permanen akibat paparan sianida tingkat rendah yang menyebabkan gangguan kognitif.
Namun, racun pada singkong dapat dihilangkan melalui pengolahan yang tepat, seperti merendamnya dalam air, merebus, atau menjemur hingga kering. “Dengan cara ini, senyawa beracun dalam singkong dapat diminimalkan, sehingga aman untuk dikonsumsi,” jelas Justin Brower, seorang ahli toksikologi forensik yang menulis di blog Nature's Poisons.

2. Fugu
Dari bahan hewan, fugu atau ikan buntal adalah makanan yang terkenal karena racunnya yang luar biasa mematikan. Hidangan sushi berbahan dasar ikan buntal ini sangat populer di Jepang. Namun, fugu mengandung racun tetrodotoksin, yang dianggap 1.200 kali lebih berbahaya dibandingkan sianida.
Racun ini dapat menyebabkan mati rasa, kelumpuhan, hingga gagal napas hanya dalam waktu 20 menit setelah dikonsumsi. Dosis mematikan racun ini diperkirakan hanya sekitar 2-3 miligram, menjadikannya salah satu racun alami paling kuat di dunia.
Di Jepang, persiapan fugu dilakukan oleh koki berlisensi yang telah menjalani pelatihan bertahun-tahun untuk memastikan racun dihilangkan secara sempurna. Bagian paling beracun dari ikan ini adalah hati, usus, dan ovarium. “Koki yang lolos ujian akhir harus mencicipi hasil olahannya sendiri,” menurut laporan The Japan News.
Meski ada pengawasan ketat, masih ada kasus keracunan akibat konsumsi fugu setiap tahunnya, meski hanya sedikit yang berujung pada kematian. Namun, hidangan ini tetap menjadi simbol kemewahan dan sering dihargai ratusan dolar per porsinya.
3. Jamur Death Cap
Dari bahan jamur, Amanita phalloides atau dikenal sebagai death cap, adalah salah satu makanan paling mematikan di dunia. Jamur ini bertanggung jawab atas sekitar 90% kematian yang disebabkan oleh konsumsi jamur.
Death cap sering kali dikira sebagai jamur lapangan biasa (Agaricus campestris), sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahayanya. Gejala keracunan biasanya muncul dalam 6 hingga 12 jam setelah dikonsumsi, meliputi mual, muntah, dan diare. Dalam hitungan hari, racun ini dapat menyebabkan kerusakan hati atau ginjal yang parah, bahkan kematian.
Yang membuat death cap semakin berbahaya adalah racunnya yang stabil terhadap panas. “Memasak jamur ini tidak akan menghancurkan toksinnya,” kata Brower. Setiap tahun, diperkirakan ada sekitar 100 kasus kematian akibat jamur death cap di seluruh dunia, meski ribuan orang lainnya berhasil selamat setelah dirawat intensif.
Namun, harapan mulai muncul bagi mereka yang secara tidak sengaja mengonsumsi jamur mematikan ini. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada tahun 2023 menunjukkan bahwa pewarna fluoresen tertentu dapat dikembangkan sebagai penawar racun di masa depan.
Mengapa Makanan Mematikan Ini Masih Dikonsumsi?
Pertanyaan yang sering muncul adalah, mengapa makanan berbahaya seperti ini tetap menjadi bagian dari budaya kuliner? Jawabannya beragam.
Tradisi dan Budaya: Di banyak wilayah, makanan seperti singkong dan fugu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi lokal.
Kenikmatan Kuliner: Meski berisiko tinggi, hidangan seperti fugu dianggap sebagai pengalaman kuliner yang unik dan bernilai tinggi.
Ketergantungan Ekonomi: Di daerah tropis, singkong adalah sumber pangan utama yang sulit digantikan oleh bahan lain.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Konsumsi Berbagai Makanan Ini
Makanan yang kita konsumsi tidak selalu aman, terutama jika tidak diolah dengan benar. Untuk menghindari risiko, penting untuk memahami cara pengolahan dan bahaya yang mungkin terkandung di dalamnya.
Selalu pastikan bahan pangan diolah dengan benar. Singkong harus direndam, direbus, atau dikeringkan terlebih dahulu untuk menghilangkan racunnya.
Jangan mencoba sesuatu yang belum diketahui keamanannya. Jika Anda tidak yakin tentang jenis jamur atau makanan tertentu, sebaiknya hindari mengonsumsinya.
Percayakan pada ahlinya. Untuk makanan seperti fugu, hanya konsumsi dari koki berlisensi yang tahu cara menyiapkan hidangan ini dengan aman.
Makanan memang sumber kehidupan, tetapi juga bisa menjadi penyebab kematian jika tidak diperlakukan dengan hati-hati. Pikirkan dua kali sebelum mencoba makanan-makanan ini, karena taruhan nyawa Anda mungkin ada di dalamnya.