Fakta Terkait Zoonosis atau Penyakit Menular dari Kucing yang Perlu Diwaspadai Manusia
Kucing memiliki risiko persebaran penyakit ke manusia yang perlu kita waspadai.
Kucing merupakan hewan peliharaan yang sangat populer di kalangan masyarakat. Namun, di balik kehangatan dan kelucuan yang mereka tawarkan, terdapat risiko yang perlu diperhatikan, yaitu penyakit zoonosis—penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Kucing, meskipun sering tampak sehat, dapat menjadi pembawa penyakit yang bisa menyebabkan kondisi serius pada manusia. Terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit kronis, defisiensi imun, atau kehamilan, risiko terinfeksi penyakit zoonosis meningkat dan harus lebih waspada saat berinteraksi dengan kucing.
Dilansir dari Washingto State University, berikut sejumlah masalah kesehatan dari kucing yang dapat ditularkan pada manusia:
-
Penyakit apa yang bisa kucing tularkan ke manusia? Penyakit-penyakit ini dapat menimbulkan berbagai gejala dan komplikasi kesehatan yang serius.
-
Apa itu zoonosis? Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
-
Kenapa zoonosis berbahaya? Beberapa penyakit zoonosis memiliki potensi untuk menyebabkan wabah dan pandemi global, mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara mencegah kucing menularkan penyakit? Namun, dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kucing dan memberikan vaksinasi rutin kepada kucing Anda, Anda dapat mencegah penularan penyakit dari kucing ke manusia.
-
Kenapa kucing rabies berbahaya? Kucing rabies adalah kondisi yang sangat berbahaya dan menularkan penyakit yang mematikan kepada manusia dan hewan lainnya.
-
Bagaimana cara melindungi kucing dari penyakit? Dengan demikian, kucing bisa terhindar dari penyakit fatal seperti rabies, panleukopenia, herpesvirus, calicivirus, hingga leukemia.
Penyakit yang Ditularkan Melalui Gigitan, Cakaran, atau Kontak Langsung
Salah satu penyakit zoonosis paling berbahaya yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran kucing adalah rabies. Rabies adalah infeksi virus yang hampir selalu berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Di Amerika Utara, kucing adalah hewan domestik yang paling sering dilaporkan terinfeksi rabies.
Kucing liar atau yang sering berkeliaran di luar rumah berisiko lebih tinggi tertular rabies dari satwa liar seperti kelelawar, rakun, atau sigung. Kucing yang belum divaksinasi atau menunjukkan gejala gangguan neurologis yang tidak terdiagnosis harus dihindari, karena mereka dapat menularkan rabies melalui gigitan atau cakaran.
Selain rabies, penyakit cakaran kucing atau Cat Scratch Disease (CSD) yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae juga perlu diwaspadai. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan, cakaran, atau gigitan kutu pada kucing.
Kucing muda, terutama yang berusia di bawah satu tahun, lebih mungkin membawa bakteri ini dan biasanya tidak menunjukkan gejala. Pada manusia, infeksi ini sering menyebabkan pustula di lokasi infeksi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius dari penyakit ini.
Penyakit yang Ditularkan Melalui Vektor atau Kontak dengan Bahan Terkontaminasi
Penyakit zoonosis juga dapat ditularkan melalui vektor seperti kutu dan parasit eksternal lainnya. Misalnya, kucing yang berkeliaran di luar rumah atau berburu hewan liar berisiko terinfeksi tularemia dan wabah pes.
Tularemia adalah infeksi bakteri yang biasanya menyerang tikus liar dan kelinci, tetapi dapat menular ke kucing yang berburu atau meminum air yang terkontaminasi. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, gigitan kutu, atau inhalasi bahan yang terkontaminasi. Gejala pada manusia termasuk demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam.
Wabah pes, yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, adalah penyakit serius lainnya yang dapat ditularkan oleh kucing yang terinfeksi melalui gigitan kutu atau berburu hewan pengerat yang terinfeksi. Penyakit ini, meskipun jarang, memerlukan diagnosis dan pengobatan yang cepat karena dapat berakibat fatal. Gejala pada manusia meliputi demam tinggi, menggigil, sakit kepala, malaise, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Penyakit Lain yang Ditularkan Melalui Kucing
Penyakit zoonosis lain yang ditularkan melalui kucing termasuk toxoplasmosis, yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Kucing biasanya tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi mereka dapat menyebarkan oosista infektif dalam tinja mereka. Infeksi pada manusia, terutama pada wanita hamil, dapat berakibat serius, termasuk menyebabkan cacat lahir seperti retardasi mental dan kebutaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan tinja kucing dan menjaga kebersihan tangan setelah membersihkan kotak kotoran kucing.
Salmonellosis dan campylobacteriosis adalah penyakit bakteri yang dapat ditularkan melalui kontak dengan tinja kucing yang terinfeksi. Penyakit ini sering menyebabkan diare, muntah, dan kram perut pada manusia. Demikian pula, infeksi dengan Escherichia coli patogenik dan protozoa seperti Cryptosporidium dan Giardia juga dapat terjadi melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi tinja kucing. Meskipun kucing yang terinfeksi mungkin menunjukkan gejala diare, beberapa kucing dapat menjadi pembawa tanpa gejala yang jelas.
Pencegahan dan Perlindungan
Untuk melindungi diri dari penyakit zoonosis yang ditularkan melalui kucing, penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Langkah-langkah ini termasuk menangani kucing dengan hati-hati untuk menghindari gigitan dan cakaran, mencuci tangan setelah kontak dengan hewan, serta menggunakan sarung tangan saat membersihkan kotak kotoran atau menangani bahan yang berpotensi terkontaminasi. Selain itu, kucing harus rutin diperiksa dan dirawat oleh dokter hewan untuk memastikan kesehatan mereka dan mencegah penyebaran penyakit.
Pengetahuan tentang penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui kucing sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi ini. Dengan memahami risiko dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat menikmati keberadaan kucing sebagai hewan peliharaan tanpa mengorbankan kesehatan kita.