Ini Trik di Awal Tahun untuk Buat Resolusi Tahun Baru Kita Bisa Bertahan Lebih Lama
Banyak orang memiliki resolusi di tahun baru, namun tak banyak yang bertahan lama. Begini cara membuatnya bertahan lama.

Tahun baru sering kali menjadi momen penuh harapan. Kita membuka lembaran baru, menetapkan target, dan bermimpi tentang perubahan besar yang ingin dicapai. Namun, realitasnya, banyak resolusi Tahun Baru tidak bertahan lama.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 64% orang meninggalkan resolusi mereka dalam waktu kurang dari satu bulan. Jadi, bagaimana cara membuat resolusi bertahan lebih lama? Dilansir dari webMD, begini cara membuat resolusi tahun baru yang kita miliki bisa bertahan lama.
1. Hargai Aspirasi dan Semangat Baru
Awal tahun memberi kita perasaan segar, seperti memulai kembali hidup dari nol. “Tahun baru berfungsi sebagai penanda siklus waktu di mana kita mengevaluasi kembali dan menginventarisasi hidup kita,” ujar Dr. Sabrina Romanoff, seorang psikolog klinis dan profesor di Universitas Yeshiva, New York. Menurutnya, semangat ini memunculkan harapan dan ekspektasi untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.
Namun, meski inspirasi ini bisa memberi dorongan, kita sering terjebak dalam semangat awal tanpa perencanaan yang matang. Inilah yang sering kali membuat resolusi memudar seiring waktu.
2. Fokus pada Bagaimana, Bukan Hanya Apa
“Membayangkan perubahan itu menyenangkan, tapi kita butuh struktur agar perubahan itu bertahan,” kata Amanda E. White, seorang terapis sekaligus penulis buku Not Drinking Tonight. Ia menekankan bahwa banyak orang tidak memikirkan langkah konkret untuk mencapai tujuan mereka.
Dr. Romanoff menambahkan, “Tujuan yang terlalu spesifik, seperti berat badan tertentu, bisa menjadi sulit untuk dikejar jika hasilnya tidak segera terlihat. Tujuan membutuhkan waktu, dan banyak orang menyerah sebelum mencapainya.” Untuk itu, penting untuk merancang rencana langkah demi langkah.
3. Evaluasi Masa Lalu Sebelum Melangkah ke Depan
Jika Anda merasa terus membuat resolusi yang sama setiap tahun, mungkin saatnya melakukan refleksi. Britt Frank, seorang spesialis trauma dan penulis buku The Science of Stuck, mengatakan, “Tanpa memeriksa di mana kita mengalami resistensi terhadap perubahan, siklus membuat resolusi, gagal, lalu mengulang akan terus terjadi tahun demi tahun.”
Menurut Frank, perubahan bisa terjadi jika kita jujur terhadap diri sendiri dan memahami apa yang menghalangi kemajuan. “Menghancurkan siklus perilaku membutuhkan komitmen yang ketat terhadap kejujuran.”

4. Atur Ritme: Keberhasilan Cepat atau Jangka Panjang?
Tidak semua resolusi harus langsung menghasilkan perubahan besar. Dr. Romanoff menyarankan untuk membagi tujuan menjadi jangka pendek dan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek, seperti olahraga tiga kali seminggu, memberi rasa pencapaian cepat yang memotivasi. Sementara itu, tujuan jangka panjang, seperti menurunkan berat badan atau meningkatkan kesehatan, membutuhkan perencanaan yang lebih mendetail dan bertahap. “Kita harus mulai merasakan ‘keberhasilan kecil’ untuk terus melangkah,” ujar Dr. Mariana Strongin, seorang psikolog klinis.
5. Buat Resolusi yang Positif dan Terkait Nilai Pribadi
Penelitian menunjukkan bahwa resolusi yang berbasis tindakan lebih mudah dicapai dibandingkan yang berbasis larangan. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Saya ingin mengurangi keluhan,” ubahlah menjadi, “Saya akan menulis tiga hal yang saya syukuri setiap hari.”
Lebih jauh, Dr. Romanoff menyarankan untuk menggali nilai di balik tujuan kita. “Alih-alih berfokus pada angka di timbangan, pikirkan nilai kesehatan yang mendorong tujuan itu. Salurkan nilai-nilai tersebut sebagai motivasi untuk mencapai tujuan Anda.”
6. Perhatikan Konflik Antar Resolusi
Terkadang, resolusi kita saling bertentangan. Contohnya, Anda ingin menabung lebih banyak, tetapi juga ingin sering bepergian. Hal ini dapat membuat salah satu tujuan sulit tercapai.
“Pastikan tujuan Anda memiliki efek sinergi sehingga mengerjakan satu tidak merusak yang lain,” saran Dr. Romanoff. Dengan memastikan harmonisasi antara tujuan, peluang untuk mencapainya akan lebih besar.
7. Siapkan Rencana Cadangan untuk Kendala
Perubahan tidak selalu mulus. Cuaca buruk bisa menghalangi rutinitas olahraga, dan kelelahan bisa memicu perilaku impulsif. Dr. Romanoff menyarankan untuk mengantisipasi hambatan-hambatan ini sejak awal.
“Buat rencana untuk mengatasi halangan yang mungkin muncul dan integrasikan solusi tersebut ke dalam strategi Anda,” ujarnya.

8. Gunakan Metode SMART untuk Resolusi yang Tahan Lama
Metode SMART—Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Time-bound—adalah cara efektif untuk membuat resolusi lebih konkret dan terukur. Misalnya, jika ingin berhenti merokok, tentukan target spesifik, seperti mengurangi jumlah rokok secara bertahap dan menetapkan tenggat waktu.
Matt Glowiak, seorang konselor profesional, menjelaskan bahwa metode ini membantu memastikan resolusi tetap realistis dan dapat dicapai.
9. Terima Perubahan dan Tantangan Emosionalnya
Setiap perubahan besar dalam hidup mungkin membawa tantangan emosional. “Ketika kita menjadi lebih sehat, bahagia, dan sukses, hubungan kita berubah, tekanan meningkat, dan zona nyaman kita terganggu,” kata Frank.
Jika kita hanya fokus pada manfaat tanpa menerima tantangan ini, kita mungkin lebih mudah menyerah. Oleh karena itu, penting untuk melihat perubahan sebagai proses yang melibatkan pengorbanan dan penyesuaian.
Tahun baru adalah peluang untuk memulai kembali. Namun, keberhasilan dalam mencapai resolusi bergantung pada perencanaan yang matang, fleksibilitas, dan komitmen terhadap tujuan. Dengan pendekatan yang tepat, resolusi Tahun Baru Anda tidak hanya menjadi catatan sementara, tetapi langkah nyata menuju perubahan yang bertahan lama.