Kenali Kondisi Ruam yang Kerap Muncul pada Pasien Mpox
Kondisi ruam akibat mpox atau cacar monyet memiliki karakteristik klinis yang khas.
Mpox atau yang lebih dikenal dengan cacar monyet, telah menjadi perhatian dunia kesehatan global. Salah satu gejala yang paling khas dan sering dijumpai pada pasien Mpox adalah munculnya ruam kulit yang memiliki karakteristik tertentu. Pemahaman mengenai kondisi ruam ini penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat, terutama karena Mpox dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Dr. dr. Fitria Agustina, Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menjelaskan bahwa ruam pada pasien Mpox memiliki karakteristik klinis yang cukup khas. Menurutnya, berdasarkan laporan wabah pada tahun 2022, lesi dan ruam sering muncul di area genital, anorektal, atau di dalam mulut, dan biasanya dimulai dari wajah.
-
Apa perbedaan utama ruam cacar monyet dan cacar biasa? Ruam pada cacar monyet biasanya muncul di wajah dan mulut terlebih dahulu, baru kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. Ruam pada cacar biasa lebih sering muncul di dada dan punggung, lalu menyebar ke wajah dan bagian tubuh lain. Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berubah menjadi koreng.
-
Dimana ruam mpox pertama kali muncul? Anak-anak atau remaja umumnya mengalami ruam yang muncul pertama kali di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
-
Apa saja jenis ruam kulit yang umum? Dilansir dari Everyday Health, berikut adalah delapan jenis ruam kulit yang sering dijumpai serta cara penanganannya, berdasarkan penjelasan dari para ahli.
-
Bagaimana ruam mpox berkembang pada anak? Ruam ini berkembang dari lesi makulopapular menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya menjadi koreng.
-
Apa saja gejala cacar monyet? Gejala cacar monyet adalah tanda-tanda yang muncul pada seseorang yang terinfeksi virus monkeypox. Gejala ini biasanya muncul setelah 5-21 hari masa inkubasi, yaitu waktu sejak virus masuk ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala. Berikut adalah beberapa gejala cacar monyet yang perlu diwaspadai: Demam tinggi, biasanya di atas 38,5°C atau bahkan 48,5°C, yang disertai dengan menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas. Gejala ini merupakan gejala awal yang dapat berlangsung selama 1-3 hari atau lebih.Pembengkakan kelenjar getah bening, yang kemunculannya ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Pembengkakan ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap infeksi virus.Ruam kulit, yang muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan, tungkai, dada, atau punggung. Ruam ini berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. Ruam ini dapat menimbulkan rasa gatal dan nyeri.
-
Apa itu cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit.
Fitria juga menambahkan bahwa ruam ini tidak selalu menyebar ke banyak tempat di tubuh. "Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki," jelasnya dilansir dari Antara.
Gejala Nyeri dan Gatal
Selain distribusinya yang terbatas, lesi pada Mpox sering kali digambarkan sebagai nyeri, terutama pada awal kemunculannya. Namun, saat lesi mulai sembuh, pasien sering mengeluhkan rasa gatal yang cukup mengganggu.
Lesi ini juga biasanya muncul bersamaan dalam berbagai stadium, yang dikenal dengan istilah asinkron. Adanya lesi di area genital dapat menyebabkan gejala pada rektal atau dubur, seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur, yang menambah kompleksitas dari kondisi ini.
Walaupun Mpox sering kali dibandingkan dengan cacar air karena keduanya menyebabkan ruam, ada perbedaan signifikan antara kedua penyakit ini. Menurut Dr. Fitria, ruam pada Mpox lebih padat, lepuhannya berisi cairan, dan akhirnya berakhir menjadi luka keropeng.
"Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air," tambahnya. Ciri-ciri ini membantu membedakan Mpox dari infeksi kulit lainnya yang mungkin terlihat serupa.
Durasi Penyakit dan Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Mpox biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Meskipun gejalanya terlihat ringan pada sebagian orang, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan gangguan sistem imun.
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi infeksi sekunder, pneumonia, ensefalitis, infeksi kornea hingga hilangnya penglihatan. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah dampak yang lebih parah.
Pengobatan untuk Mpox saat ini bersifat simtomatik, yang berarti fokus pada pengurangan gejala seperti demam dan nyeri. Namun, vaksin yang digunakan untuk cacar (smallpox) juga diketahui memberikan perlindungan terhadap Mpox.
Berdasarkan data WHO tahun 2022, pemberian vaksin Mpox lebih difokuskan pada individu yang berisiko tinggi, seperti mereka yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu, tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, petugas laboratorium, dan seseorang yang memiliki kontak erat dengan pasien dalam waktu empat hari sejak paparan.
Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan vaksin di Indonesia akan diatur sesuai dengan regulasi yang berlaku. Kesadaran akan gejala dan karakteristik ruam pada Mpox sangat penting untuk diagnosis dini dan penanganan yang tepat, terutama untuk mencegah komplikasi serius yang dapat terjadi.