Menurut Sains, Ini Alasan Mengapa Pria Suka Payudara Wanita
Payudara wanita merupakan salah satu bagian tubuh yang menjadi pusat perhatian pria. Ini alasannya menurut sains.
Ketertarikan pria terhadap payudara wanita telah lama menjadi fenomena yang membingungkan dan menarik perhatian para ilmuwan. Di balik daya tarik seksual yang sering kali diasosiasikan dengan bagian tubuh ini, terdapat berbagai teori ilmiah yang mencoba menjelaskan alasan biologis, evolusi, dan budaya yang melatarbelakanginya.
Sebagai mamalia, manusia memiliki kelenjar susu yang berfungsi utama untuk menyusui. Namun, payudara manusia memiliki peran lebih besar dalam konteks seksual dibandingkan mamalia lainnya. Dilansir dari Live Science, salah satu teori evolusi yang diajukan oleh antropolog Owen Lovejoy menyatakan bahwa perkembangan payudara dan organ reproduksi pria, seperti penis, berfungsi untuk memperkuat ikatan pasangan. Teori ini berpendapat bahwa payudara wanita menjadi "target visual" yang mencerminkan daya tarik seksual dan kesuburan.
-
Kenapa pria tertarik payudara wanita? Banyak pria merasa tertarik dengan payudara karena sudut pandang biologis dan evolusi yang terjadi.
-
Bagaimana payudara wanita mempengaruhi pria? Penelitian bahkan menunjukkan bahwa ketika pria melihat payudara atau stimulus yang terkait dengan payudara, seperti bra, mereka sering kali membuat keputusan yang tidak rasional.
-
Siapa yang tertarik pada payudara wanita? Pria adalah satu-satunya mamalia jantan yang memiliki ketertarikan seksual terhadap payudara.
-
Kapan pria tertarik payudara wanita? Hal ini bahkan menyebabkan hampir 60 persen dari wanita tersebut secara eksplisit meminta untuk merangsang puting mereka.
-
Kenapa payudara pria bisa membesar? Ginekomastia merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa menyebabkan berkembangnya payudara milik pria. Hal ini bisa menyebabkan dada pria menjadi membesar dan tampak serupa dengan payudara milik wanita.
-
Apa yang membuat pria tertarik pada wanita? Pria cenderung mencari perempuan yang tidak hanya memiliki daya pikat, tetapi juga mampu memberikan energi positif yang dapat memotivasi dan menginspirasi.
Teori lain menyebut bahwa payudara berevolusi untuk menjadi tanda visual kesehatan dan kemudaan. Studi pada tahun 2004 di Proceedings of the Royal Society B menemukan bahwa wanita dengan payudara besar memiliki kadar hormon estradiol yang lebih tinggi pada pertengahan siklus menstruasi, yang berpotensi meningkatkan kesuburan. "Preferensi terhadap bentuk tubuh jam pasir, termasuk payudara besar, bisa jadi merupakan sinyal evolusi yang menunjukkan wanita tersebut sehat dan subur," kata peneliti.
Perbedaan Budaya dan Ketertarikan pada Payudara
Namun, tidak semua budaya memandang payudara sebagai daya tarik seksual utama. Sebuah studi pada 1951 yang melibatkan 191 budaya menunjukkan bahwa hanya 13 budaya yang menganggap payudara penting secara seksual. Bahkan di beberapa budaya, seperti di Mali, ide tentang foreplay yang melibatkan payudara dianggap "tidak alami atau aneh."
Katherine Dettwyler, seorang antropolog budaya, menulis dalam bukunya Breastfeeding: Biocultural Perspectives bahwa daya tarik terhadap payudara bisa jadi lebih banyak dipengaruhi oleh pembelajaran sosial dibandingkan faktor biologis. "Manusia bisa belajar untuk melihat payudara sebagai sesuatu yang menarik secara seksual," tulisnya.
Ketertarikan terhadap payudara wanita juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi. Sebuah studi pada 2011 menemukan bahwa pria di Papua Nugini lebih menyukai payudara besar dibandingkan pria di Samoa atau Selandia Baru. Para peneliti berhipotesis bahwa di lingkungan dengan sumber daya yang terbatas, ukuran payudara yang lebih besar dianggap sebagai tanda cadangan nutrisi yang baik untuk kehamilan dan pengasuhan anak.
Peran Neurokimia dalam Ketertarikan Pria
Larry Young, profesor psikiatri dari Emory University, menawarkan teori menarik yang mengaitkan ketertarikan pria terhadap payudara dengan jalur neurokimia. Menurut Young, stimulasi pada puting payudara selama menyusui memicu pelepasan oksitosin, hormon yang membantu membangun ikatan antara ibu dan bayi. Namun, pada manusia, jalur saraf ini tidak hanya terbatas pada hubungan ibu-anak.
"Ketika pasangan seksual menyentuh atau merangsang payudara wanita, otak wanita melepaskan oksitosin dengan cara yang sama seperti saat menyusui," jelas Young. "Hormon ini memperkuat ikatan emosional antara wanita dan pasangannya, sehingga pria secara evolusi cenderung merasa tertarik untuk merangsang payudara wanita selama aktivitas seksual."
Young menambahkan, ketertarikan ini dapat dijelaskan oleh sifat monogami manusia dan posisi tubuh yang memungkinkan stimulasi puting selama hubungan seksual. "Berbeda dengan mamalia lain yang mayoritas tidak monogami, manusia memiliki pola hubungan yang lebih mendukung evolusi daya tarik seksual terhadap payudara," ujarnya.
Lebih dari Sekadar Daya Tarik Seksual
Payudara wanita memiliki fungsi biologis utama untuk menyusui, namun di banyak budaya, ia juga memiliki makna seksual dan simbolis. Ketertarikan pria terhadap payudara tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh satu teori saja, melainkan hasil perpaduan antara evolusi biologis, pembelajaran budaya, dan faktor sosial
Yang menarik, Larry Young juga menyoroti bagaimana pria sering kali mengabaikan peran puting mereka sendiri. Studi pada 2006 di Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa 51,7% pria merasa stimulasi puting mereka menyenangkan, sementara 82% wanita merasakan hal serupa. "Pria cenderung mengabaikan potensi sensasi di area ini, padahal secara biologis, puting mereka memiliki jaringan saraf yang sama dengan wanita," tulis Young.
Ketertarikan pria terhadap payudara wanita adalah fenomena kompleks yang melibatkan berbagai faktor, mulai dari biologi hingga budaya. Meski masih banyak yang belum terungkap, penelitian menunjukkan bahwa ketertarikan ini memiliki fungsi penting dalam membangun ikatan emosional dan memperkuat hubungan pasangan. Terlepas dari perdebatan ilmiah yang ada, satu hal yang jelas: payudara wanita adalah bagian tubuh yang sarat makna, baik secara biologis maupun simbolis.