Pentingnya Melakukan Medical Check-up Usai Liburan Panjang
Usai liburan panjang berakhir, saatnya kembali ke kesibukan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan medical check-up terlebih dahulu.
Usai liburan panjang berakhir, saatnya kembali ke kesibukan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan medical check-up terlebih dahulu.
-
Gimana traveling bisa jaga kesehatan? Dengan mengikuti beberapa tips tertentu, traveling bahkan bisa menjadi investasi untuk umur panjang.
-
Mengapa pemeriksaan kesehatan rutin penting? Pemeriksaan kesehatan atau medical check-up secara rutin merupakan upaya preventif yang krusial. Protokol skrining kesehatan yang telah disempurnakan dengan standar internasional memungkinkan deteksi dini ini, mencakup pemeriksaan fisik, tes laboratorium, hingga konsultasi dengan tenaga kesehatan.
-
Mengapa liburan penting untuk kesehatan? Berlibur ternyata merupakan hal penting yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita.
-
Mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala? Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat penting untuk mendeteksi adanya PMS pada awalnya sehingga dapat diobati dengan cepat dan mencegah penyebarannya ke pasangan seksual yang lain.
-
Kenapa penting untuk memperhatikan kondisi kesehatan sebelum kembali bekerja setelah Lebaran? Setelah merayakan libur Lebaran, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan beberapa hal sebelum kembali beraktivitas di luar rumah.
-
Bagaimana cara menghindari sakit usai liburan? Untuk menghindari sakit setelah liburan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan: Jaga Pola Hidup Sehat: Konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan tetap aktif secara fisik selama liburan.
Pentingnya Melakukan Medical Check-up Usai Liburan Panjang
Liburan panjang akhir tahun seringkali menyertai kita dengan kenikmatan makanan lezat dan kurangnya aktivitas fisik. Dokter spesialis gizi dari Klinik Universitas Indonesia, dr. Luciana Sutanto MS Sp.GK, menegaskan pentingnya untuk melakukan evaluasi kesehatan dan mengecek berat badan setelah periode liburan.
"Pemeriksaannya gimana sih kadar lemak darah kita, gula darah kita dan hal lain yang terkait, misalnya ditimbang berat badannya atau lingkar pinggangnya diukur besar nggak, kalau membesarnya sudah melewati berat badan sehat atau asalnya sudah gemuk perhatikan naik berapa kilogram kemarin," jelas Luciana.
Tingkat kenaikan berat badan pasca-liburan kerap berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol, terutama karena konsumsi makanan yang berlebihan selama periode tersebut. Aktivitas fisik yang terbatas selama liburan juga menjadi faktor utama yang berkontribusi pada peningkatan berat badan dan lingkar perut.
Memantau kenaikan berat badan dan mengadopsi kebiasaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara mandiri atau melalui laboratorium menjadi langkah penting.
Luciana menekankan, "Kalau berat badan meningkat tapi kita olahraga lingkar perutnya nggak naik, beratnya naik jadi otot, kalau liburannya outbound bisa ototnya naik, tapi kan kita naik mobil, duduk, ngobrol, jadinya penumpukan lemak."
Agar tubuh pulih kembali dan tetap sehat setelah liburan, disarankan untuk kembali menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, terdiri dari karbohidrat, sayur, lauk pauk, dan buah, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Selain itu, bagi yang mengalami kurang istirahat dan pola makan yang tidak teratur selama liburan, disarankan untuk kembali menjaga istirahat yang cukup dan merawat masalah pencernaan seperti maag dengan pola makan yang tepat.
Luciana juga menyoroti aspek penggunaan suplemen dalam menjaga kesehatan. Dia menegaskan bahwa jika asupan makanan sudah mencukupi kebutuhan gizi, penggunaan suplemen vitamin dan mineral tidak terlalu diperlukan. Bahkan, penggunaan yang berlebihan tanpa dosis yang tepat dapat menjadi racun dalam tubuh.
Meskipun demikian, bagi individu yang sedang menjalani terapi karena kekurangan vitamin atau mineral tertentu, penggunaan suplemen yang diresepkan oleh dokter gizi diperlukan.
Luciana menyoroti kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pemeriksaan kadar vitamin dan mineral dalam tubuh, namun menyarankan penggunaan makanan atau suplemen yang mengandung vitamin D terutama bagi masyarakat Indonesia yang cenderung kurang terpapar sinar matahari.
Bagi lansia, Luciana menyarankan penggunaan suplemen harian dalam dosis kecil. Dia juga menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter gizi jika mengalami keluhan seperti sering pusing atau sedang menjalani diet rendah kalori untuk mendapatkan dosis yang tepat.
"Kalau untuk orang tua dosis kecil untuk konsumsi harian boleh dikonsumsi, tapi kalau dosis tinggi harus konsultasi dengan dokter, kalau dosis tinggi sudah harus diagnosis dokter, sudah jelas ada defisiensi baru terapi dengan vitamin," tutup Luciana Sutanto.
Walau bisa menyehatkan penting untuk menggunakan penggunaan suplemen dengan bijak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan panduan dari tenaga medis terkait.