Perhatikan Konsumsi Makanan Selama Liburan untuk Cegah Masalah Kolesterol
Mengawasi pola makan selama masa liburan, khususnya saat perayaan Natal dan Tahun Baru, menjadi langkah penting untuk mencegah gangguan kolesterol.
Mengawasi pola makan selama masa liburan, khususnya saat perayaan Natal dan Tahun Baru, menjadi langkah penting untuk mencegah gangguan kolesterol.
-
Bagaimana cara menghindari peningkatan kolesterol dari makanan? Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengurangi asupan makanan gorengan guna mengelola kadar kolesterol dengan lebih baik.
-
Bagaimana cara menghindari kolesterol tinggi? Dia menyatakan, 'Hindari konsumsi terlalu banyak santan atau gorengan yang dapat meningkatkan kadar lemak jahat dalam tubuh.' Dengan mengatur porsi yang tepat, makanan ini dapat menjadi pilihan yang sehat dan mendukung metabolisme tubuh.
-
Bagaimana cara mencegah kolesterol tinggi? Ada dua langkah utama yang bisa diambil, yaitu meningkatkan aktivitas fisik dan menjaga pola makan dengan prinsip gizi seimbang.
-
Bagaimana mencegah kolesterol tinggi? Untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, penting untuk menerapkan pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
-
Mengapa penting memilih makanan sehat untuk kolesterol? Makanan yang dikonsumsi setiap hari memiliki dampak yang sangat besar bagi kesehatan tubuh. Beberapa makanan memiliki risiko untuk meningkatkan kadar penyakit di dalam tubuh, seperti kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam tubuh dapat memperburuk kesehatan. Oleh karena itu, pemilihan makanan sehari-hari menjadi satu hal yang tak kalah penting.
Perhatikan Konsumsi Makanan Selama Liburan untuk Cegah Masalah Kolesterol
Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Wirawan Hambali, Sp.P.D., menekankan pentingnya menerapkan pola makan sehat dengan menghindari makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, makanan olahan, serta makanan dengan kadar garam dan gula yang tinggi.
"Peningkatan aktivitas fisik juga dapat membantu mencegah dan mengelola gangguan kolesterol. Penting juga untuk menghindari alkohol dan menghentikan kebiasaan merokok," paparnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Kolesterol, sebagai lemak yang beredar dalam tubuh, menjadi elemen yang dibawa oleh protein dalam darah, yang dikenal sebagai lipoprotein. Meskipun diperlukan dalam jumlah yang sesuai untuk mendukung fungsi tubuh, kelebihan kolesterol dapat menjadi ancaman serius, mengakibatkan berbagai penyakit dan komplikasi.
Gangguan kolesterol terjadi ketika nilai kolesterol dalam darah melampaui batas normal. Diagnosis kolesterol tinggi ditandai dengan nilai kolesterol total di atas 200 mg/dL, LDL di atas 100 mg/dL, trigliserida di atas 150 mg/dL, serta HDL di bawah 40 mg/dL untuk pria dan 50 mg/dL untuk wanita.
Wirawan menjelaskan bahwa kolesterol tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala, kecuali saat terjadi pembentukan plak di dalam pembuluh arteri. Hal ini dapat mengakibatkan penyempitan arteri, penurunan aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
"Pola makan yang tidak sehat sering kali menjadi faktor utama dalam meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Penting untuk memilih makanan dengan hati-hati, terutama saat liburan, untuk menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula," tegas Wirawan.
Selain pola makan yang buruk, beberapa faktor risiko lain termasuk kurangnya aktivitas fisik, riwayat keluarga, usia, dan kebiasaan merokok. Wirawan menyarankan masyarakat untuk melakukan skrining dan berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami kadar kolesterol tinggi.
Jika perubahan gaya hidup tidak efektif, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk menurunkan kadar kolesterol. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu terutama pada wanita usia produktif.
Data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan bahwa sekitar 21,2 persen penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun memiliki gangguan kolesterol dengan kadar 200-239 mg/dL, serta 7,6 persen dengan kadar di atas 240 mg/dL.
"Ini menggambarkan risiko banyaknya orang di Indonesia terkena penyakit jantung dan stroke akibat gangguan kolesterol," kata Wirawan, menegaskan urgensi untuk mengendalikan kondisi kolesterol dalam tubuh.