Sakit Biduran, Kenali Faktor Penyebab dan Cara Pencegahan yang Tepat
Berbagai faktor dapat menyebabkan biduran, seperti alergi atau penyakit autoimun.
Biduran, atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai urtikaria, adalah reaksi kulit yang ditandai dengan munculnya bentol-bentol merah atau putih yang disertai rasa gatal. Kondisi ini bisa muncul secara mendadak dan dapat menyebar dengan cepat ke berbagai bagian tubuh, dari wajah hingga punggung atau lengan. Meskipun sering kali tidak membahayakan kesehatan, biduran dapat sangat mengganggu kenyamanan penderita. Biasanya, gejala ini berlangsung beberapa jam, namun pada beberapa kasus dapat bertahan lebih lama, bahkan berhari-hari, yang tentu memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami apa yang menjadi penyebab munculnya biduran dan bagaimana cara mengatasinya dengan tepat.Penyebab biduran bisa sangat bervariasi, mulai dari reaksi alergi terhadap makanan atau obat-obatan, stres, hingga perubahan suhu atau cuaca. Selain itu, infeksi atau kondisi medis tertentu juga dapat memicu munculnya biduran. Dalam beberapa kasus, biduran dapat bersifat kronis, yang membuat pengobatannya menjadi lebih kompleks.
-
Bagaimana cara mencegah biduran? Lindungi diri dari udara dingin dan air hujan: Gunakan pakaian tertutup, syal, atau sarung tangan saat musim hujan. Jaga kebersihan kulit: Segera mandi setelah terkena air hujan menggunakan sabun, lalu keringkan tubuh dengan handuk bersih. Hindari alergen yang diketahui: Jika makanan tertentu sering memicu biduran, catat dan hindari konsumsi makanan tersebut. Perhatikan pola hidup sehat: Konsumsi makanan bergizi, kurangi stres, dan hindari produk kulit yang tidak cocok.
-
Kenapa biduran bisa terjadi? Dr. Eddy Karta menjelaskan bahwa penyebab biduran akut sering kali adalah faktor eksternal seperti makanan, obat-obatan, gigitan serangga, atau produk kulit tertentu.
-
Apa itu biduran? Biduran, atau dikenal dalam istilah medis sebagai urtikaria, merupakan reaksi kulit yang umum dialami banyak orang.
-
Apa penyebab biduran pada anak? Biduran pada anak biasanya disebabkan oleh reaksi kulit yang berlebihan karena penyebab tertentu. Beberapa pemicu atau penyebabnya biduran pada anak adalah debu, bulu, hewan, makanan tinggi protein, gigitan, serangga, dan obat-obatan tertentu.
-
Siapa yang rentan terkena biduran? Penyebab utama pada anak-anak adalah infeksi virus seperti flu. Reaksi alergi terhadap makanan (misalnya telur, kacang, susu) atau obat-obatan tertentu juga dapat memicu biduran.
-
Kapan biduran muncul? 'Musim hujan bisa disertai dengan peningkatan kejadian biduran,' kata Eddy dilansir dari Antara. Udara dingin dan percikan air hujan memicu aktivasi sel mast pada individu yang sensitif, sehingga menimbulkan reaksi alergi.
Meskipun tidak semua penyebab dapat dihindari, ada sejumlah langkah yang dapat diambil untuk mengurangi gejala dan mencegah kambuhnya biduran, seperti menghindari pemicu yang diketahui dan mengonsumsi obat-obatan antihistamin yang direkomendasikan oleh dokter. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan pengobatan biduran, anda dapat menangani kondisi ini dengan lebih efektif, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Rabu(11/12).
Pengertian Biduran
Biduran, yang dikenal dalam dunia medis sebagai urtikaria, adalah reaksi kulit yang ditandai dengan munculnya bentol-bentol berwarna merah atau putih yang disertai rasa gatal. Kondisi ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, dan area lainnya. Bentol-bentol ini biasanya muncul secara mendadak dan dapat berpindah lokasi serta berubah bentuk dalam waktu singkat, baik dalam hitungan jam maupun hari.
Biduran terjadi ketika sel-sel kulit melepaskan histamin dan zat kimia lain ke dalam aliran darah sebagai reaksi terhadap alergen atau pemicu tertentu. Histamin inilah yang menyebabkan pembuluh darah melebar dan bocor, sehingga cairan terakumulasi di bawah kulit dan membentuk bentol-bentol yang kita kenal sebagai biduran.
Berdasarkan lama terjadinya, biduran dapat dibedakan menjadi dua kategori utama:
- Biduran akut: berlangsung kurang dari 6 minggu dan biasanya disebabkan oleh reaksi alergi atau infeksi.
- Biduran kronis: berlangsung lebih dari 6 minggu dan sering kali sulit untuk diidentifikasi penyebabnya.
Selain itu, terdapat jenis biduran lain yang dikenal sebagai urtikaria fisik, yang dipicu oleh rangsangan fisik langsung pada kulit, seperti tekanan, suhu ekstrem, atau paparan sinar matahari. Dengan memahami jenis-jenis biduran ini, kita dapat lebih mudah mengenali dan menangani kondisi tersebut.
Kenali Gejala Biduran
Gejala utama dari biduran adalah munculnya bentol-bentol berwarna merah atau putih pada kulit yang disertai rasa gatal. Namun, terdapat beberapa karakteristik dan gejala tambahan yang perlu diperhatikan:
- Bentol-bentol (wheals): Bentol ini umumnya berwarna merah atau putih dan memiliki ukuran yang bervariasi dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Bentuknya bisa bulat, oval, atau tidak teratur.
- Rasa gatal: Gatal yang muncul sering kali sangat mengganggu dan dapat bervariasi dari ringan hingga parah.
- Perubahan lokasi: Bentol-bentol pada biduran dapat muncul dan hilang dengan cepat, serta berpindah tempat dalam waktu beberapa jam.
- Sensasi terbakar atau menyengat: Selain rasa gatal, beberapa individu juga merasakan sensasi terbakar atau seperti tersengat di area yang terkena biduran.
- Angioedema: Dalam beberapa kasus, biduran dapat disertai dengan pembengkakan pada jaringan yang lebih dalam, terutama di sekitar mata, bibir, tangan, kaki, atau alat kelamin, yang dikenal dengan sebutan angioedema.
- Gejala sistemik: Meskipun jarang terjadi, biduran yang parah bisa disertai dengan gejala sistemik seperti sakit kepala, pusing, mual, atau sesak napas.
Kondisi yang perlu diingat adalah bahwa intensitas dan durasi gejala biduran dapat berbeda-beda antara individu. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala yang singkat, berlangsung selama beberapa jam, sementara yang lain dapat mengalami gejala yang bertahan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Jika gejala biduran disertai dengan kesulitan bernapas, pusing, atau pembengkakan di area mulut atau tenggorokan, segera cari bantuan medis, karena hal ini dapat menjadi tanda reaksi alergi yang serius (anafilaksis).
Faktor Penyebab Biduran
Biduran terjadi ketika sel-sel kulit melepaskan histamin serta zat-zat kimia lainnya ke dalam aliran darah. Namun, apa yang menjadi pemicu pelepasan histamin tersebut? Penyebab biduran sangat bervariasi dan sering kali sulit untuk diidentifikasi. Berikut ini adalah beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan biduran:
Alergi
Alergi adalah salah satu penyebab utama terjadinya biduran. Reaksi alergi dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti:
- Makanan: Kacang-kacangan, telur, susu, makanan laut, dan beberapa jenis buah dapat menjadi pemicu alergi.
- Obat-obatan: Antibiotik, aspirin, serta obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang.
- Serbuk sari: Alergen dari tanaman, seperti serbuk sari, dapat memicu biduran pada individu yang sensitif.
- Bulu hewan: Alergi terhadap bulu hewan peliharaan, terutama dari kucing dan anjing, dapat menyebabkan biduran.
- Lateks: Beberapa individu mengalami alergi terhadap produk yang mengandung lateks.
Faktor Lingkungan
Beberapa kondisi lingkungan dapat memicu biduran pada orang yang sensitif, antara lain:
- Suhu ekstrem: Paparan suhu yang sangat panas atau sangat dingin dapat menyebabkan biduran pada beberapa orang.
- Sinar matahari: Beberapa individu mengalami biduran ketika kulit mereka terpapar sinar matahari secara langsung.
- Air: Kontak dengan air, bahkan air biasa, dapat memicu biduran dalam kasus yang jarang terjadi.
- Tekanan pada kulit: Tekanan berlebihan pada kulit, seperti dari pakaian yang ketat, dapat menyebabkan biduran pada beberapa orang.
Infeksi
Berbagai jenis infeksi juga dapat memicu biduran, termasuk:
- Infeksi virus: Seperti flu biasa, hepatitis, atau infeksi Epstein-Barr.
- Infeksi bakteri: Termasuk infeksi streptokokus atau infeksi saluran kemih.
- Infeksi parasit: Beberapa infeksi parasit juga dapat menyebabkan biduran sebagai salah satu gejalanya.
Stres
Stres emosional dapat memicu atau memperburuk biduran pada beberapa individu. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, diduga hal ini terkait dengan perubahan hormonal serta respons sistem kekebalan tubuh terhadap stres.
Penyakit Autoimun
Beberapa kondisi autoimun dapat menyebabkan biduran kronis, antara lain:
- Lupus
- Tiroiditis
- Rheumatoid arthritis
- Celiac disease
Faktor Genetik
Beberapa individu mungkin memiliki predisposisi genetik untuk mengalami biduran. Jika terdapat riwayat keluarga dengan kondisi alergi atau autoimun, risiko untuk mengalami biduran mungkin lebih tinggi.
Paparan Bahan Kimia
Kontak dengan bahan kimia tertentu, baik di lingkungan kerja maupun dalam produk sehari-hari, dapat memicu biduran pada orang yang sensitif.
Olahraga
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, aktivitas fisik yang intens dapat memicu biduran. Kondisi ini dikenal sebagai urtikaria kolinergik.
Penting untuk dicatat bahwa dalam banyak kasus biduran kronis, penyebab pastinya tidak dapat diidentifikasi. Kondisi ini disebut biduran idiopatik. Meskipun hal ini bisa membuat frustrasi bagi penderita, biduran idiopatik tetap dapat dikelola dengan pengobatan yang sesuai.
Diagnosis Biduran
Diagnosis biduran biasanya diawali dengan pemeriksaan fisik dan wawancara medis yang mendalam. Dokter akan menggali informasi mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, pola makan, serta faktor lingkungan yang berpotensi memicu munculnya biduran. Berikut adalah langkah-langkah yang mungkin dilakukan dalam proses diagnosis biduran:
Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan pada kulit untuk mengidentifikasi karakteristik bentol-bentol yang muncul akibat biduran. Selain itu, mereka juga akan mencari tanda-tanda angioedema atau gejala lain yang mungkin berhubungan.
Riwayat Medis
Dokter akan menanyakan beberapa hal, antara lain:
- Kapan gejala mulai muncul
- Seberapa sering biduran terjadi
- Berapa lama gejala biasanya bertahan
- Faktor-faktor yang mungkin memicu atau memperburuk gejala
- Riwayat alergi atau penyakit autoimun dalam keluarga
- Obat-obatan yang sedang digunakan
Tes Alergi
Apabila diduga ada alergi yang menjadi penyebab, dokter mungkin akan merekomendasikan tes alergi. Tes ini dapat berupa:
- Tes tusuk kulit (skin prick test): Sejumlah kecil alergen potensial diletakkan di kulit dan kulit ditusuk dengan ringan. Reaksi yang muncul kemudian diamati.
- Tes darah: Untuk mengukur kadar antibodi IgE terhadap alergen tertentu.
Tes Darah
Selain tes alergi, dokter mungkin juga akan memerintahkan tes darah lain untuk:
- Memeriksa fungsi tiroid
- Mendeteksi tanda-tanda infeksi
- Mencari bukti adanya penyakit autoimun
Tes Provokasi
Untuk biduran fisik, dokter mungkin melakukan tes provokasi guna mengetahui apakah biduran bisa dipicu oleh:
- Tekanan pada kulit
- Perubahan suhu
- Paparan air atau sinar matahari
Biopsi Kulit
Pada kasus yang jarang, jika ada kecurigaan terhadap penyebab yang lebih serius atau diagnosis yang tidak jelas, dokter mungkin akan mengambil sampel kecil dari kulit (biopsi) untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Tes Eliminasi Diet
Jika diduga alergi makanan menjadi penyebab, dokter mungkin akan merekomendasikan diet eliminasi, di mana beberapa jenis makanan akan dihilangkan dari pola makan selama periode tertentu untuk melihat apakah gejala membaik.
Pemeriksaan Lanjutan
Apabila biduran bersifat kronis atau tidak menunjukkan respons terhadap pengobatan standar, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari penyebab yang mendasari, seperti:
- Pemindaian CT atau MRI
- Endoskopi untuk memeriksa saluran pencernaan
- Tes untuk penyakit autoimun tertentu
Penting untuk dicatat bahwa dalam banyak kasus biduran kronis, penyebab yang tepat mungkin tidak dapat diidentifikasi meskipun telah dilakukan berbagai tes. Dalam kondisi seperti ini, fokus pengobatan akan diarahkan pada manajemen gejala dan peningkatan kualitas hidup pasien.
Kapan Sebaiknya Anda Pergi ke Dokter?
Meskipun biduran biasanya bukanlah kondisi yang berbahaya dan sering kali dapat sembuh dengan sendirinya, ada kalanya Anda perlu mendapatkan bantuan medis. Berikut beberapa kondisi yang menunjukkan bahwa Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter:
1. Biduran yang Berlangsung Lama
Apabila biduran Anda berlangsung lebih dari enam minggu, ini dianggap sebagai biduran kronis dan memerlukan penanganan medis. Dokter dapat membantu menemukan penyebab yang mendasari atau merekomendasikan pengobatan yang lebih efektif.
2. Gejala yang Mengganggu Kegiatan Sehari-hari
Jika biduran Anda sangat gatal atau menyakitkan hingga mengganggu tidur, pekerjaan, atau aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih intensif.
3. Tanda-tanda Angioedema
Jika Anda mengalami pembengkakan pada bibir, lidah, mata, atau bagian tubuh lainnya, terutama jika disertai kesulitan bernapas atau menelan, segera cari bantuan medis. Ini bisa menjadi gejala angioedema yang berpotensi mengancam jiwa.
4. Gejala Sistemik yang Menyertai
Apabila biduran Anda disertai dengan gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, atau kelelahan yang sangat parah, ini bisa jadi menandakan adanya kondisi medis yang lebih serius yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
5. Tidak Ada Perbaikan Setelah Pengobatan
Jika biduran Anda tidak menunjukkan perbaikan setelah menggunakan antihistamin yang dijual bebas atau obat yang diresepkan sebelumnya, Anda mungkin perlu pendekatan pengobatan yang berbeda.
6. Tanda-tanda Anafilaksis
Segera cari bantuan medis darurat jika Anda mengalami gejala seperti kesulitan bernapas, pusing, detak jantung yang cepat, atau penurunan tekanan darah bersamaan dengan biduran. Ini bisa menjadi tanda reaksi alergi yang parah (anafilaksis) yang dapat mengancam jiwa.
7. Biduran pada Anak-anak
Jika anak Anda mengalami biduran yang parah atau berlangsung lama, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak. Anak-anak sering kali tidak mampu mengungkapkan gejala mereka dengan baik, dan biduran pada mereka kadang bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang lebih serius.
Perlu diingat bahwa meskipun biduran sering kali tidak berbahaya, kondisi ini dapat sangat mengganggu dan dalam beberapa kasus bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius.
Jika Anda merasa ragu, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Mereka akan memberikan diagnosis yang tepat, mengidentifikasi penyebab yang mendasari jika ada, dan merekomendasikan rencana pengobatan yang paling sesuai untuk situasi Anda.