Sejumlah Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga, Mana yang Fakta?
Sejumlah mitos mengiringi penanganan dan penyebab serangan jantung saat berolahraga. Penting bagi kita untuk tahu mana yang mitos dan mana yang fakta.

Sejumlah mitos mengiringi penanganan dan penyebab serangan jantung saat berolahraga. Penting bagi kita untuk tahu mana yang mitos dan mana yang fakta.

Sejumlah Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga, Mana yang Fakta?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Teuku Istia Muda Perdan, Sp.JP, FIHA, memberikan penjelasan mendalam mengenai mitos-mitos seputar serangan jantung saat berolahraga. Dia mengungkapkan beberapa kesalahpahaman umum dan memberikan panduan yang tepat tentang penanganan dan pencegahan serangan jantung dalam konteks aktivitas fisik.
Mitos Penanganan Serangan Jantung
Salah satu mitos yang sering beredar adalah tindakan menepuk punggung atau menusuk jari dengan jarum untuk mengeluarkan darah saat seseorang mengalami serangan jantung. Menurut dr. Dani, panggilan akrab Teuku Istia Muda Perdan, tindakan ini sama sekali tidak tepat dan bisa memperlambat waktu yang seharusnya digunakan untuk membawa pasien ke rumah sakit.
"Mitos ditepuk punggungnya, jari ditusuk agar keluar darah itu tidak tepat, karena bisa memperlama waktu untuk dibawa ke rumah sakit," kata dr. Dani dilansir dari Antara.

Keringat di Tangan dan Kaki
Mitos lain yang disangkal oleh dr. Dani adalah anggapan bahwa tangan dan kaki yang sering berkeringat merupakan tanda penyakit jantung. Ia menjelaskan bahwa produksi keringat pada tangan dan kaki tidak ada hubungannya dengan penyakit jantung.
"Penyakit jantung tidak berhubungan dengan produksi keringat pada tangan dan kaki," tegas dr. Dani, yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro.
Mandi Air Dingin Setelah Berolahraga
Ada pula kepercayaan bahwa mandi air dingin setelah berolahraga dapat menyebabkan serangan jantung. Menurut dr. Dani, mitos ini tidak sepenuhnya benar. Namun, ia mengingatkan bahwa bagi mereka yang sudah memiliki penyakit jantung, perubahan suhu yang mendadak setelah berolahraga memang bisa berisiko.
"Kalau yang diketahui ada penyakit jantung, penyumbatan atau penyempitan, tidak disarankan perubahan suhu mendadak, karena peristiwa alami secara normal habis olahraga pembuluh darah mengecil, pada pasien penyumbatan dapat memicu serangan, itu harus hati-hati," jelasnya.

Risiko Berolahraga Tanpa Pemanasan dan Pendinginan
Berolahraga tanpa melakukan pemanasan dan pendinginan, serta berolahraga dengan intensitas tinggi, juga disebut dr. Dani sebagai faktor risiko serangan jantung.
"Paling sering terlalu semangat berolahraga dengan intensitas tinggi tanpa istirahat cukup sebelumnya, lupa ukuran olahraga dari denyut nadi, tidak warm up, tidak cooling down pada olahraga yang sifatnya permainan seperti futsal atau badminton, itu ada risikonya," ia menjelaskan.
Olahraga yang Aman untuk Penderita Penyakit Jantung
Meskipun ada risiko, dr. Dani menekankan bahwa olahraga tetap penting bagi penderita penyakit jantung. Aktivitas fisik membantu melatih otot jantung dan meningkatkan sirkulasi darah.
"Penderita penyakit jantung disarankan berolahraga untuk melatih otot jantung agar sirkulasi darah menjadi lebih lancar," kata dr. Dani.
Ia merekomendasikan olahraga berdampak rendah seperti bersepeda, jogging, berenang, atau senam aerobik. Olahraga ini dianggap aman dan bermanfaat bagi penderita penyakit jantung.
"Disarankan lengkap, kardio, angkat beban, olahraga nafas seperti yoga, kalau bisa dilakukan akan sangat bagus," tambahnya.