5 Pelajaran dari Kemenangan Arsenal 2-0 Lawan MU
Arsenal berhasil meraih kemenangan atas Manchester United dalam pertandingan pekan ke-14 Liga Premier.
Arsenal berhasil mengalahkan Manchester United dalam pertandingan pekan ke-14 Premier League yang berlangsung pada Kamis (5/12) dini hari WIB. Pertandingan yang diadakan di Stadion Emirates ini berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Arsenal. Kedua gol tim tuan rumah terjadi pada babak kedua, dan keduanya berasal dari situasi bola mati, tepatnya dari sepak sudut.
Gol pertama dicetak oleh Jurrien Timber pada menit ke-54, diikuti oleh gol kedua yang diciptakan oleh William Saliba pada menit ke-73. Hasil ini menunjukkan kekuatan Arsenal dalam memanfaatkan situasi sepak sudut. Menurut catatan dari Squawka, tim asuhan Mikel Arteta telah mencetak 22 gol dari situasi sepak sudut sejak musim lalu, yang menunjukkan bahwa Arsenal memiliki 'ilmu hitam' dalam hal ini.
Di sisi lain, kekalahan ini menjadi yang pertama bagi MU di bawah kepemimpinan Ruben Amorim sebagai manajer. Sebelumnya, MU mencatat dua kemenangan dan satu hasil imbang dalam tiga laga terakhir mereka. Pertandingan ini memberikan pelajaran berharga bagi kedua tim, terutama Arsenal yang menunjukkan dominasi mereka dalam situasi set-piece.
Ruben Amorim melakukan eksperimen
Awalnya, banyak yang memperkirakan bahwa Ruben Amorim tidak akan banyak mengubah susunan pemain utama dalam pertandingan melawan Everton. Namun, pelatih asal Portugal ini justru melakukan berbagai eksperimen dan perubahan yang cukup signifikan. Tyrell Malacia diturunkan sebagai wingback kanan sejak menit pertama, sementara Mason Mount juga diberi kesempatan bermain sejak awal, menggantikan posisi Marcus Rashford yang sebelumnya berhasil mencetak dua gol di laga melawan Everton.
Menariknya, Amad Diallo yang tampil cukup baik dalam pertandingan sebelumnya justru harus puas duduk di bangku cadangan. Situasi serupa juga dialami oleh Joshua Zirkzee, yang sebelumnya mendapatkan banyak pujian berkat performa gemilangnya saat melawan Everton. Keputusan ini menunjukkan bahwa Amorim berani mengambil risiko dalam penentuan strategi dan komposisi timnya, meskipun hasilnya belum bisa dipastikan akan sejalan dengan harapan.
Sepak sudut menjadi faktor penting
Kemenangan Arsenal dalam pertandingan ini ditentukan oleh keberhasilan mereka dalam melakukan sepak sudut. Hal ini menjadi fakta yang tidak dapat dibantah. Berdasarkan data dari FotMob, Arsenal tercatat melakukan 15 kali sepak sudut, sementara Manchester United tidak mendapatkan satu pun. Rasio ini sangat mencolok, yaitu 15-0!
Ruben Amorim, pelatih yang terlibat dalam pertandingan tersebut, memberikan pernyataan mengenai pentingnya sepak sudut Arsenal. Ia mengatakan, "Sebelum bola mati, permainan tidak memiliki terlalu banyak peluang untuk kedua tim, bola mati membunuh kami." Pernyataan ini menunjukkan betapa krusialnya momen tersebut bagi hasil akhir pertandingan.
Namun, muncul pertanyaan apakah Arsenal menggunakan 'ilmu hitam' untuk meraih kemenangan atas MU. Alan Shearer, mantan pemain legendaris, menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. "Anda bekerja keras dalam latihan dan ketika hasilnya seperti malam ini, itu akan memberikan kepuasan besar," tegas Alan Shearer, menekankan pentingnya usaha dan kerja keras di lapangan.
Leny Yoro akhirnya bermain
Ruben Amorim melakukan pergantian pemain secara bersamaan pada menit ke-59, termasuk memasukkan Leny Yoro yang menggantikan Harry Maguire. Langkah ini dianggap sangat berani oleh banyak pihak, mengingat Leny Yoro baru saja pulih dari cedera yang dideritanya di awal musim. Bahkan, pertandingan ini menjadi momen debut bagi pemain yang baru berusia 19 tahun tersebut.
Walaupun Manchester United mengalami kekalahan, penampilan Leny Yoro tetap memberikan kesan yang positif. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari FotMob, Leny Yoro berhasil memenangkan empat dari lima duel yang diikutinya. Selain itu, ia juga menunjukkan keterlibatan yang aktif dalam proses build-up permainan tim.
Arsenal dapat mencetak gol meskipun tanpa kehadiran Gabriel
Skenario untuk sepak sudut Arsenal sebelumnya diragukan akibat absennya Gabriel dan Ben White. Namun, meskipun kehilangan kedua pemain tersebut, Arsenal tetap menemukan cara untuk memaksimalkan peluang dari sepak sudut yang ada. Tanpa kehadiran Gabriel, Arsenal justru memiliki lebih banyak opsi pemain yang dapat menjadi target dalam situasi sepak sudut. Timber dan Saliba muncul sebagai dua pemain utama yang menjadi sasaran. Di babak kedua, Mikel Merino juga berkontribusi dengan perannya yang signifikan.
Kemampuan Arsenal dalam mengatur sepak sudut semakin sulit untuk dihentikan berkat banyaknya eksekutor yang tersedia. Tim ini tidak hanya mengandalkan Declan Rice untuk mengambil tendangan sudut. Pemain lain seperti Bukayo Saka dan Martin Odegaard juga memiliki kemampuan untuk melakukan eksekusi sepak sudut, menambah variasi dan ancaman bagi lawan. Dengan strategi ini, Arsenal menunjukkan kedalaman skuad dan fleksibilitas dalam taktik yang mereka terapkan di lapangan.
Thomas Partey sedang menjalani masa terbaik
Declan Rice menunjukkan performa yang solid di lini tengah Arsenal, sementara Martin Odegaard juga berperan sebagai sumber inspirasi dalam setiap serangan yang dilakukan tim. Namun, ada satu nama lain yang layak mendapatkan pujian, yaitu Thomas Partey. Dia tampil sangat konsisten dalam pertandingan ini, memberikan rasa aman pada sektor pertahanan tim.
Di musim 2024/2025, Partey menjadi salah satu pemain kunci bagi Arsenal. Dari total 14 laga di Premier League, dia hanya absen satu kali. Selain itu, Partey juga terus berkontribusi dalam lima pertandingan Arsenal di Liga Champions. Mungkin, ini adalah periode terbaik dalam karier Partey di klub Arsenal.