Bawa Timnas Kian Berprestasi, Tingkat Kepuasan Publik dengan Kinerja Erick Thohir Capai 94 Persen
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengatakan angka 94 persen kepuasaan masyarakat itu karena prestasi Timnas Indonesia.
Hasil survei yang dilakukan lembaga survei Indikator yang dilakukan pada 10-15 Oktober 2024, menyebut jika tingkat kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kinerja Erick Thohir yang belum genap dua tahun memimpin PSSI mencapai 94 persen. Pengamat sepak bola yang juga koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali yang juga menjadi pembicara saat pengumuman hasil survei, Selasa (6/11/22024) mengatakan angka 94 persen kepuasaan masyarakat itu karena prestasi Timnas Indonesia dan terobosan yang dilakukan Erick Thohir di sepak bola Indonesia.
"Tentang 94 persen puas terhadap kinerja ketum PSSI, Erick Thohir saat ini belum dua tahun, tapi memang ada terobosan-terobosan transformasi sepak bola nasional yang dilakukan yang kemudian membuahkan hasil seiring prestasi-prestasi yang di raih tim nasional," ujar dia dalam keterangannya.
Kembali juara SEA Games, lanjutan Akmal, pertama kalinya lolos ke babak knock-out Piala Asia senior, lolos semi final piala Asia U-23 sebagai debutan dan hampir lolos ke olimpiade. Tahun ini meloloskan 3 Timnas U-17, U-20, dan senior ke Piala Asia bahkan kita sejajar dengan 8 negara besar di asia lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, Arab Saudi, Uzbekistan dll.
"Kita adalah satu-satunya negara ASEAN yang meloloskan 3 timnas ke Piala Asia. Satu-satunya negara Asia Tenggara yang lolos ke babak 3 kualifikasi piala dunia 2026. Ini menggambarkan perhatian publik pada sepak bola sangat tinggi, dengan kecenderungan ini publik merasa puas dengan kepemimpinan Erick Thohir di bidang tim nasional sangat luar biasa sekali, dan juga tim nasional putri yang mulai di dongkrak," katanya.
Akmal menambahkan, pengguanaan VAR kinerja wasit menjadi semakin bagus meskipun ada beberapa kesalahan-kesalahan teknis di lapangan masih bisa di tolerir. Inilah indikator-indikator yang membuat masyarakat sangat puas dengan kepemimpinan Erick Thohir sebagai ketum PSSI yang cukup tinggi 94 persen, karena logikanya sepak bola itu yang dinilai dua yang pertama Tim Nasionalnya, yang kedua kompetisinya, baru yang ketiga pembinaannya.
"Yang mungkin masih PR dari PSSI ini adalah pembinaannya, bagaimana kompetisi-kompetisi kelompok umur belum berjalan sempurna, sisa 6% mungkin bagaimana agar Liga 2, Liga 3, Liga Nusantara dan kelompok umur bisa berjalan dengan baik," ungkapnya.
Naturalisasi Pemain Adalah Sebuah Keniscayaan dalam Sepak Bola
Akmal menyebut jika naturalisasi pemain adalah sebuah keniscayaan tentang sepak bola global, karena semua negara akan melakukannya. Seperti diketahui, FIFA juga membolehkan setiap negara melakukan naturalisasi. Dalam pasal 19 statuta FIFA menjelaskan syarat untuk melakukan naturalisasi adalah pemain lahir di negara bersangkutan, ayah atau ibu kandungnya lahir di negara terkait, kakek atau neneknya lahir di negara terkait, pemain telah tinggal di negara terkait selama 5 tahun saat usianya mencapai 18 tahun. Jadi dari 4 syarat naturalisasi ini, jika ada salah satu syarat tersebut maka FIFA membolehkan proses naturalisasi.
"Sepak bola merupakan olahraga yang banyak melakukan naturalisasi sudah 108 pemain sepak bola yang mendapatkan naturalisasi sejak zaman Cristian Gonzalez sampai saat ini, itu belum termasuk pemain yang ada di era 50an. Jadi pada saat kita bermain piala dunia 1938, itu adalah pertama kalinya ada naturalisasi, ada yang berdarah Indonesia asli, ada yang berdarah Cina, ada yang berdarah Belanda, ada yang keturunan maluku Belanda," kata Akmal.
Namun Akmal mengingatkan jika hal ini juga bisa jadi bom waktu kalau sewaktu-waktu prestasi Timnas kita turun.
"Ketika prestasi ini turun banyak orang yang akan mengkritik dengan proses ini itu yang pertama. Yang kedua, pada orang-orang yang tidak setuju ini sebenarnya mereka emosional, karena para pemain naturalisasi ini main di Timnas market value mereka naik sehingga mereka hanya memanfaatkan itu. Kita ini sebenarnya mengikuti strategi Jepang, dahulu mereka juga melakukan naturalisasi tapi hanya untuk jangka pendek untuk mengangkat performa Tim nasional Jepang. Karena Jepang sebelumnya itu tim yang tidak ada apa-apanya," ungkapnya.
"Mungkin saat ini PSSI ingin mengikuti Jepang yang saat itu dilakukan Jepang meningkatkan kualitas Timnas Indonesia secara cepat dan untuk jangka panjangnya adalah menciptakan icon-icon sepak bola. Jadi menurut saya penting bagi kita untuk menyiapkan pembinaan usia muda ini berjalan secara sistematik. Saya berharap asprov-asprov lain bisa bekerja dengan lebih baik lagi agar kita bisa mendapatkan bibit-bibit pemain yang lebih unggul, semoga sepak bola kita lebih banyak prestasinya dibanding masalahnya," sambung dia.
Erick Thohir Pantas Mendapat Angka Kepuasaan 94 Persen
Ketua Panitia Pelaksana Turnamen sepak bola Piala Presiden, Maruarar Sirait mengatakan pantas kalau Erick Thohir mendapat tingkat kepuasan mencapai 94 persen sebagai ketua umum PSSI.
Hal tersebut diungkapkan Ara sapaan Maruarar Sirait yang kini menjabat Menteri Perumahan Rakyat dalam acara zoom, Selasa (6/11/2024) saat mengomentari hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei Indikator pimpinan Burhanudin Muhtadi.
"Saya percaya dengan reputasi Indikator pimpinan Burhanudin Muhtadi. Sudah 15 tahun mengikuti, percaya dengan metodelogi, independensinya jadi kita percaya dengan hasil survei yang dilakukan. Dimana salah satunya tingkat kepuasaan rakyat Indonesia terhadap kepemimpinan Erick Thohir di PSSI mencapai 94,5 persen," ujarnya.
"Dengan apa yang sudah dikerjakan, dikorbankan, dilakukan untuk sepak bola Indonesia sehingga tingkat kepuasaan publik sangat tinggi. Banyak yang sudah terobosan yang dilakukan Erick Thohir dalam membentuk Timnas Indonesia yang tangguh, transparansi keuangan, perbaikan liga, perbaikan wasit dll bukan tidak mungkin tingkat kepuasan di masa mendatang akan meningkat mendekati 100%," imbuh dia.
Mengomentari tingginya kepuasaan masyarakat Indonesia terhadapa naturalisasi yang mendukungnya 71 persen serta penampilan Timnas Indonesia yang semakin baik di angka 80 persen, Ara pun sepakat dengan hasil tersebut. Dia sendiri mengaku sudah merasakannya.
"Itu itu hasil yang objektif berdasarkan survei, penonton di stadion netizen di media sosial termasuk saya beberapa kali menonton Timnas ada rasa bangga memiliki Timnas saat ini bahkan saya dan keluarga mau begadang untuk nonton TV ketika Timnas tampil, saya juga rela jalan berkilo-kilo ke Stadion GBK Senayan karena ada rasa bangga dengan Timnas Indonesia," tegasnya.
Ara berharap PSSI dibawah Erick Thohir terus melakukan pembenahan, salah satunya adalah pemberantasan mafia sepak bola. Bahkan Ara ingin yang terlibat dihukum berat agar memberi efek jera. "Untuk pelaku mafia sepak bola kalau memang yang terlibat itu klubnya bubarkan saja klubnya biar kapok saya akan mendukungnya agar tidak ada lagi yang main-main dengan sepak bola Indonesia," pungkasnya.