Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jepang Sulit Tembus Pertahanan Australia, Bagaimana Lawan Indonesia Nanti?
Timnas Indonesia akan menghadapi tim kuat asal Asia, Jepang, dalam lanjutan Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk zona Asia.
Timnas Indonesia akan menghadapi Jepang, salah satu tim terkuat di Asia, dalam Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pertandingan yang menjadi laga kelima Grup C ini akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada hari Jumat, 15 November 2024.
Saat ini, Timnas Indonesia berada di posisi kelima dengan perolehan tiga poin dari empat pertandingan yang telah dilalui. Di sisi lain, Jepang kokoh di puncak klasemen Grup C dengan 10 poin dan belum pernah merasakan kekalahan.
Jepang tampil dominan dalam kompetisi ini, seolah-olah melaju sendirian di puncak klasemen setelah meraih kemenangan telak atas China (7-0), Bahrain (5-0), dan Arab Saudi (2-0). Namun, mereka baru saja ditahan imbang 1-1 oleh Australia, yang menjadi sinyal peringatan bagi mereka.
Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, bahkan mengungkapkan rasa kesalnya akibat kegagalan timnya untuk meraih kemenangan penuh dalam pertandingan tersebut. Gol yang tercipta dalam laga itu pun berasal dari aksi bunuh diri pemain, yaitu Shogo Taniguchi pada menit ke-58 dan Cameron Burgess pada menit ke-76.
Dengan catatan tersebut, Timnas Indonesia perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan berat melawan Jepang. Pertandingan ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meraih poin berharga dan memperbaiki posisi di klasemen.
Bangga dengan tim Jepang
Baru-baru ini, Hajime Moriyasu memberikan tanggapan kepada wartawan setelah menyaksikan pertandingan Liga Jepang antara Yokohama F. Marinos dan Nigata. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan performa Timnas Jepang dalam FIFA Matchday pada Oktober 2024 saat melawan Arab Saudi dan Australia.
Sebelum hasil imbang melawan Australia, Jepang berhasil mengalahkan tuan rumah Arab Saudi dengan skor 2-0 berkat gol dari Daichi Kamada dan Koki Ogawa.
"Jika saya berusaha lebih keras, termasuk taktik saya sendiri, saya pikir kami bisa menang," seperti yang dikutip dari Hochi News.
"Empat poin tidak buruk mengingat kami bermain melawan lawan kuat seperti Arab Saudi dan Australia. Kami belum bisa meraih hasil di Arab Saudi hingga saat ini, namun kemenangan memberi kami kepercayaan diri terhadap apa yang telah kami lakukan."
Moriyasu menunjukkan rasa bangga terhadap pencapaian timnya meskipun ada tantangan yang harus dihadapi.
Nyesal tidak bisa menang
Dalam menanggapi hasil imbang melawan Australia, Hajime Moriyasu mengakui adanya kekurangan dalam timnya yang menyebabkan mereka gagal mencetak lebih banyak gol. Jepang menunjukkan dominasi permainan dengan penguasaan bola mencapai 66 persen, sedangkan Australia hanya 34 persen.
Jepang mencatatkan 12 tembakan, namun hanya tiga yang tepat sasaran. Di sisi lain, Australia hanya mampu melakukan satu tembakan yang berujung pada gol bunuh diri dari pemain Jepang.
"Saya juga merasakan penyesalan karena tidak menang di kandang sendiri. Kami memegang kendali tapi kami tidak bisa menang, dan saya rasa hal ini disebabkan oleh taktik saya, dan beberapa hal lainnya, dan jika saja kami berusaha lebih keras," ungkap pelatih berusia 56 tahun itu.
"Sekarang setelah pertandingan selesai dan saya sudah melakukan refleksi di berbagai pertandingan, saya merasa ada hal-hal yang bisa saya lakukan."
Sulit tembus pertahanan Australia
Para pemain Jepang kesulitan untuk menembus pertahanan solid yang diterapkan oleh Australia, yang mengandalkan lima bek dan empat gelandang. Taktik yang digunakan Australia ini dapat menjadi acuan bagi Timnas Indonesia saat bertanding melawan Jepang bulan depan.
Selain mengedepankan permainan menyerang, kualitas pertahanan Tim Merah-Putih yang diperkuat oleh trio Jay Idzes, Rizky Ridho, dan Mees Hilgers dapat menyulitkan Jepang, mirip dengan kesulitan yang dialami Jepang saat melawan Australia.
Timnas Indonesia menunjukkan performa pertahanan yang cukup baik di Grup C, dengan catatan kebobolan lima gol dari empat pertandingan. Angka ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Bahrain yang kebobolan tujuh gol, atau China yang sudah mengalami 13 kebobolan.
"Melihat kembali Piala Dunia Qatar, kami tidak bisa menghancurkan Kosta Rika pada akhirnya dan kebobolan tanpa mencetak gol," ungkap Moriyasu.
"Dalam pertandingan yang ketat, kehilangan satu poin tidak bisa dihindari. Jika kami ingin menjadi yang terbaik di dunia, kami perlu berusaha lebih banyak, termasuk melawan tim dengan pertahanan yang kuat," tambahnya.