Pujian Setinggi Langit Striker Timnas Indonesia kepada Marselino Ferdinan
Marselino Ferdinan, pemain Timnas Indonesia, menerima apresiasi dari Mustaqim, pelatih yang pernah membimbingnya saat bermain di Persebaya Surabaya.
Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, menerima pujian dari Mustaqim, pelatih yang pernah membimbingnya ketika bermain di Persebaya Surabaya. Pemain berusia 20 tahun ini menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam permainannya. Dua gol yang berhasil dicetak Marselino Ferdinan saat Timnas Indonesia mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0 pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menjadi bukti nyata kemajuan yang ditunjukkan oleh pemain yang lahir di Jakarta ini.
Mustaqim, yang pernah melatih Marselino di awal karirnya di tim senior Persebaya, mengungkapkan bahwa mantan anak didiknya kini lebih tenang dalam memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa pemain yang akrab disapa Lino tersebut semakin matang dalam permainannya.
"Menurut saya, kedua gol yang dicetak Marselino itu tak terlepas dari ketenangannya. Sekarang ini, dia sudah semakin dewasa dalam bermain sepak bola," ungkap Mustaqim yang dikutip dari YouTube Bicara Bola by Akmal.
Ia juga menambahkan, "Saat masih di Persebaya, dia memang sudah bagus. Namun, saya lihat setelah dia bermain di luar negeri, ketenangannya saat menguasai bola, kapan harus feinting, itu sudah semakin matang."
Postur tubuh juga mengalami perubahan
Asisten pelatih Persik Kediri, yang juga merupakan juru taktik, mengamati adanya kemajuan yang signifikan dalam perkembangan fisik Marselino Ferdinan. Berbeda dengan penampilannya yang kurus saat masih muda, kini tubuhnya terlihat lebih berisi dan proporsional.
"Selain itu, saya melihat sekarang badannya lebih berisi. Padahal dahulu saat masih muda, badannya Marselino Ferdinan ini sangat kurus," ungkap mantan penyerang Timnas Indonesia tersebut.
Dia juga menambahkan, "Kalau itu dihadapi pemain grusak-grusuk, itu pasti bolanya bakal diambil secara langsung. Sedangkan itu bolanya hanya di-placing. Nah itu adalah ketenangan. Itulah mengapa saya bilang dia lebih matang."
Posisi yang krusial
Duel melawan Arab Saudi menunjukkan bahwa Marselino Ferdinan berada dalam posisi yang sangat menguntungkan. Dengan bermain lebih ke tengah, dia memiliki kebebasan untuk mencari celah di pertahanan lawan.
"Saat bermain di Persebaya, memang ada area-area yang disiapkan untuk Marselino dalam meminta bola. Pemain ini meski masih berusia muda, tetapi kuat dalam menguasai bola. Nah ini modalnya," ungkapnya.
"Ketika bermain di posisi sayap, areanya kan kecil dan sempit. Sedangkan jika dia muncul dari belakang atau second line, dia jadi lebih leluasa dalam mengambil pilihan," tambah mantan striker andalan Persebaya di era Perserikatan itu.
Marselino Pernah Mendapatkan kritik
Abah Taqim, yang dikenal dekat dengan anak asuhnya, menyadari bahwa kritik yang diterima oleh Marselino adalah hal yang biasa. Menurutnya, kritik semacam ini merupakan bagian dari risiko yang harus dihadapi, sehingga Marselino perlu merespons dengan sikap yang matang.
Hal ini terbukti ketika pemain yang lahir pada 9 September 2004 tersebut mampu menunjukkan performa yang luar biasa. Kemenangan timnya atas Arab Saudi juga memberikan harapan bagi skuad Garuda untuk melaju ke Piala Dunia 2026.
Dia menambahkan, "Itu wajar. Saya juga pernah mengalami seperti itu. Artinya, itu adalah suka-duka sebagai pemain sepak bola. Ketika kita bermain bagus, pasti dipuji-puji orang. Tetapi ketika enggak, ya harus siap. Itu risiko public figure." Dengan kata lain, Abah Taqim menekankan pentingnya mental yang kuat bagi seorang atlet dalam menghadapi berbagai tantangan dan ekspektasi dari publik.