Ruben Amorim Langsung Dibikin Pusing usai Gabung MU, Ternyata ini Gara-garanya
Ruben Amorim akan menghadapi tantangan besar pertamanya setelah resmi menjabat sebagai pelatih Manchester United (MU) di awal bulan ini.
Ruben Amorim menghadapi tantangan besar pertamanya setelah ditunjuk sebagai pelatih Manchester United (MU) pada awal bulan ini. Ia akan langsung dihadapkan pada situasi yang sulit karena tidak akan menerima anggaran belanja yang besar pada Januari 2025.
Pelatih berusia 39 tahun ini kini resmi menjabat sebagai arsitek utama di Old Trafford, namun harus berjuang dalam kondisi yang tidak menguntungkan akibat kebijakan transfer yang ketat dari manajemen. Hal ini memaksanya untuk bekerja dengan skuad yang ada tanpa tambahan pemain baru hingga akhir musim ini.
Amorim diangkat sebagai pelatih kepala MU setelah masa kepemimpinan sementara Ruud van Nistelrooy berakhir. Di bawah bimbingan Van Nistelrooy, MU menunjukkan beberapa kemajuan meskipun masih tertahan di posisi ke-13 dalam klasemen Liga Inggris.
Kedatangan pelatih asal Portugal ini diharapkan dapat memberikan perubahan positif di Old Trafford dan mengakhiri periode sulit yang dimulai sejak awal musim ini di bawah Erik ten Hag. Ten Hag meninggalkan warisan skuad yang mendapat banyak kritik, terutama terkait dengan rekrutan pemain yang tidak memenuhi harapan.
Pemain-pemain seperti Antony, Mason Mount, dan Joshua Zirkzee menjadi sorotan utama karena penampilan mereka yang kurang memuaskan. MU tercatat telah mengeluarkan lebih dari 600 juta pounds selama masa kepemimpinan Ten Hag yang berlangsung selama dua setengah tahun. Kegagalan ini menjadi alasan bagi klub untuk memperketat anggaran belanja, terutama mengingat kondisi finansial yang kini harus lebih efisien.
Menemukan Identitas MU
Berdasarkan laporan ESPN, manajemen Manchester United telah memberikan instruksi kepada Amorim untuk memanfaatkan skuad yang ditinggalkan oleh Ten Hag. Meskipun Amorim memiliki keinginan untuk melakukan perubahan yang signifikan, semua rencana tersebut harus ditunda hingga musim panas tahun depan. Saat ini, Amorim menghadapi tantangan yang cukup berat untuk membangkitkan kembali semangat tim dan mengembalikan gaya permainan yang menjadi ciri khas Manchester United, yang telah hilang sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson pada tahun 2013.
Dalam wawancara pertamanya di situs resmi klub, Amorim menegaskan betapa pentingnya untuk menemukan kembali identitas Manchester United. Mantan pelatih Sporting Lisbon tersebut menyatakan bahwa ia tidak hanya ingin menjadi seorang pelatih, tetapi juga ingin terlibat dalam proses yang lebih besar untuk membangun kembali kejayaan Setan Merah. "Sejak hari pertama kami akan memulai dengan identitas kami. Tentu saja kami akan mempersiapkan diri untuk menghadapi laga-laga yang akan datang," kata Amorim. Ia juga menambahkan, "Anda tidak dapat melakukan 100 persen pada setiap detail karena itu akan membingungkan para pemain. Tujuan utama saya adalah identitas."
Membangun Sebuah Tim
Amorim menyadari bahwa proses yang dihadapinya tidak akan berjalan dengan mudah. Ia menganggap salah satu prioritas utama adalah menciptakan cara bermain yang jelas dan konsisten, yang akan menjadi fondasi dari filosofi kepelatihannya. Amorim menekankan bahwa ia tidak ingin membebani pemain dengan berbagai rincian teknis yang rumit, melainkan ingin fokus pada inti permainan yang menjadikan Manchester United salah satu klub terkemuka di Inggris.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa ia tidak akan bekerja sendirian dalam membangun tim ini. Mantan pelatih Sporting CP tersebut akan bekerja sama dengan direktur olahraga, Dan Ashworth, serta direktur teknik, Jason Wilcox. Dia akan terlibat dalam proses perekrutan pemain di masa mendatang. Namun, saat ini, fokusnya adalah untuk memaksimalkan potensi skuat yang ada dan menanamkan filosofi permainan baru dalam tim.
Amorim mengatakan, "Saya adalah bagian kecil dari klub. Saya tahu bahwa manajer atau pelatih kepala sangat penting dalam klub karena di tangan Anda ada mesin klub." Ia melanjutkan, "Saya memahami hal itu, tetapi saya ingin menjadi bagian dari sesuatu. Saya tidak ingin hanya menjadi penanggung jawab. Jadi saya ingin semua orang bersama-sama. Itu akan lebih menyenangkan dan jauh lebih mudah untuk mencapai tujuan." Dengan pernyataan tersebut, Amorim menunjukkan komitmennya untuk bekerja sama dengan seluruh anggota tim demi mencapai kesuksesan bersama.
Sumber: ESPN Penulis: Muhammad Luthfi Ma'ruf