Maladaptive Daydreaming adalah Gangguan Melamun Berlebihan, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
Maladaptive Daydreaming adalah fenomena psikologis di mana seseorang terjebak dalam lamunan yang sangat intens dan mendalam.
Maladaptive Daydreaming adalah fenomena psikologis di mana seseorang terjebak dalam lamunan yang sangat intens dan mendalam, sering kali sampai mengabaikan realitas di sekitar mereka. Berbeda dengan lamunan biasa yang dialami banyak orang sebagai bentuk hiburan atau pelarian sesaat, maladaptive daydreaming dapat menjadi kondisi yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
Meskipun maladaptive daydreaming belum diakui sebagai gangguan resmi dalam komunitas medis, semakin banyak individu yang melaporkan dampak signifikan dari kondisi ini pada kehidupan mereka. Lamunan yang awalnya dimulai sebagai pelarian dari stres atau ketidakpuasan hidup dapat berubah menjadi kebiasaan yang sulit dikendalikan.
-
Apa aja kebiasaan buruk yang ganggu otak? Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat merusak sel-sel otak, menghambat aliran darah dan oksigen ke otak, atau mengurangi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak.
-
Mengapa misokinesia membuat seseorang merasa terganggu? 'Ketika Anda melihat seseorang terluka, Anda mungkin merasa meringis karena rasa sakit mereka tercermin di otak Anda,' kata Jaswal. Dengan kata lain, orang yang rentan terhadap misokinesia mungkin secara tidak sadar berempati dengan fidgeter, namun dengan cara yang negatif.
-
Bagaimana mythomania di diagnosis? Mendiagnosis mythomania bisa jadi menantang, karena mythomania memiliki kesamaan dengan kondisi kesehatan mental lainnya dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
-
Siapa yang rentan alami gangguan mental? Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal
-
Apa yang jadi penyebab social anxiety disorder ? Para peneliti tidak tahu pasti apa yang menyebabkan gangguan kecemasan sosial, tetapi faktor risiko, seperti riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan sosial atau mengalami pengalaman sosial yang traumatis dapat meningkatkan kemungkinan kondisi ini.
-
Apa penyakit keterbelakangan mental itu? Keterbelakangan mental merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
Lebih jelasnya, berikut pengertian maladaptive daydreaming lengkap beserta penyebab dan cara mengatasinya:
Apa Itu Maladaptive Daydreaming?
Maladaptive Daydreaming adalah kondisi di mana seseorang mengalami fantasi atau lamunan yang sangat intens dan mendalam, yang secara signifikan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Orang yang mengalami maladaptive daydreaming sering kali terjebak dalam dunia imajinasi yang begitu kuat sehingga mereka menghabiskan berjam-jam setiap hari berfantasi, mengabaikan tanggung jawab dan interaksi sosial.
Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang sulit fokus pada tugas-tugas penting, mengganggu produktivitas, dan bahkan menyebabkan isolasi sosial karena lamunan menjadi lebih menarik daripada kehidupan nyata.
Maladaptive daydreaming berbeda dari lamunan normal yang dialami banyak orang karena intensitas dan frekuensi yang lebih tinggi, serta kesulitan yang signifikan dalam mengendalikan atau menghentikan lamunan tersebut. Seringkali, lamunan ini dipicu oleh musik, membaca, atau situasi emosional tertentu dan menjadi semacam pelarian dari kenyataan.
Meskipun maladaptive daydreaming belum diakui sebagai gangguan mental resmi dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), banyak ahli percaya bahwa kondisi ini dapat berdampak serius pada kesejahteraan psikologis seseorang dan memerlukan perhatian medis jika sudah mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari.
Penyebab Maladaptive Daydreaming
Maladaptive daydreaming adalah fenomena psikologis yang sering kali muncul sebagai respons terhadap berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa penyebab maladaptive daydreaming, antara lain:
1. Pengalaman Emosional yang Terkait
Seringkali, individu dengan maladaptive daydreaming memiliki latar belakang emosional yang kompleks. Mereka mungkin mengalaminya sebagai cara untuk melarikan diri dari rasa sakit, trauma, atau stres yang disebabkan oleh pengalaman hidup yang sulit. Dalam situasi ini, dunia imajinasi yang dibuat dalam daydreaming memberi mereka kenyamanan sementara.
2. Kreativitas yang Tinggi
Penyebab maladaptive daydreaming selanjutnya adalah kreativitas yang tinggi. Orang yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi cenderung terlibat dalam daydreaming lebih sering. Bagi mereka, berimajinasi adalah sarana untuk eksplorasi ide-ide kreatif. Namun, ketika aktivitas ini menjadi berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari, maladaptive daydreaming mulai dapat terwujud.
3. Kecenderungan untuk Menghindari Kenyataan
Beberapa individu mungkin menggunakan daydreaming sebagai alat untuk menghindari kenyataan yang menyakitkan atau tidak memuaskan. Dalam situasi di mana seseorang merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton atau menghadapi masalah dalam hidup pribadi, mereka mungkin memilih untuk melarikan diri ke dunia khayalan. Meski hal ini bisa memberikan pelarian sementara, dalam jangka panjang, penghindaran tersebut justru dapat memperburuk kondisi psikologis individu.
4. Keterasingan Sosial
Penyebab maladaptive daydreaming berikutnya adalah keterasingan sosial. Kecenderungan untuk merasa terasing atau kesepian juga berkontribusi terhadap maladaptive daydreaming. Individu yang merasa tidak memiliki hubungan sosial yang memadai dapat mencari hubungan emosional melalui imajinasi. Dalam banyak kasus, mereka menciptakan karakter dan situasi yang menawarkan dukungan dan kehangatan yang mungkin tidak mereka temukan dalam kehidupan nyata.
5. Dukungan Otak dan Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan struktur otak dapat berperan dalam predisposisi seseorang terhadap maladaptive daydreaming. Misalnya, orang dengan gangguan tertentu seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan kecemasan mungkin lebih rentan terhadap perilaku daydreaming yang berlebihan. Hal ini mungkin disebabkan oleh cara otak mereka memproses informasi dan emosi.
Cara Mengatasi Maladaptive Daydreaming
Mengatasi maladaptive daydreaming memerlukan pendekatan yang melibatkan kesadaran diri, pengelolaan waktu, dan kadang-kadang bantuan profesional. Berikut adalah lima cara yang dapat membantu seseorang mengatasi kondisi ini:
1.Meningkatkan Kesadaran Diri
Cara mengatasi maladaptive daydreaming yang perama adalah meningkatkan kesadaran diri. Latih diri untuk lebih sadar akan kapan dan mengapa Anda mulai berfantasi. Teknik mindfulness seperti meditasi dapat membantu Anda tetap fokus pada saat ini dan mengurangi frekuensi lamunan. Dengan memahami pemicu yang menyebabkan Anda melamun, Anda bisa mulai mengantisipasi dan mengalihkan perhatian ke kegiatan yang lebih produktif.
2.Mengatur Waktu secara Terstruktur
Membuat jadwal harian yang terstruktur dapat membantu membatasi waktu yang Anda habiskan untuk berfantasi. Tetapkan jadwal untuk kegiatan tertentu dan patuhi jadwal tersebut dengan ketat. Dengan menjaga diri Anda tetap sibuk dan fokus pada tugas-tugas yang harus diselesaikan, Anda bisa mengurangi waktu yang dihabiskan untuk melamun.
3.Mengembangkan Hobi atau Aktivitas Baru
Mengalihkan energi kreatif dari lamunan ke hobi atau aktivitas yang lebih produktif, seperti menulis, menggambar, atau olahraga, dapat membantu mengurangi frekuensi lamunan. Temukan kegiatan yang Anda nikmati dan yang dapat menjadi outlet bagi imajinasi Anda tanpa mengganggu kehidupan sehari-hari.
4.Mencari Dukungan Sosial
Berbagi pengalaman Anda dengan teman, keluarga, atau komunitas yang memahami kondisi ini bisa membantu Anda merasa lebih didukung. Mereka bisa membantu mengingatkan Anda ketika mulai terlalu banyak melamun dan mendorong Anda untuk tetap terlibat dalam aktivitas sosial yang nyata.
5.Konsultasi dengan Profesional
Jika maladaptive daydreaming telah mengganggu kehidupan Anda secara signifikan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis. Mereka dapat membantu Anda mengidentifikasi penyebab mendasar dari lamunan yang berlebihan dan menawarkan teknik terapi kognitif-behavioral (CBT) atau terapi lainnya untuk mengurangi kecenderungan melamun dan membantu Anda mengelola kondisi ini dengan lebih baik.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, Anda dapat mengurangi dampak maladaptive daydreaming dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.