Apa Itu Pikiran Intrusif dan Siapa Saja yang Bisa Mengalaminya?
Munculnya pikiran intrusif pada seseorang bisa terjadi akibat sejumlah hal yang dimilikinya.
Beberapa waktu belakangan ini terdapat banyak konten yang menampilkan bagaimana seseorang memiliki pikiran intrusif yang tiba-tiba muncul di keramaian. Hal ini membuat kita bertanya apakah sebenarnya pikiran intrusif ini dan mengapa hal ini muncul?
Pernahkah Anda tiba-tiba terlintas pikiran yang aneh, mengganggu, atau bahkan menakutkan? Jika iya, Anda mungkin telah mengalami apa yang dikenal sebagai pikiran intrusif. Meskipun istilah ini sering kali digunakan di media sosial untuk menggambarkan dorongan impulsif yang lucu, seperti keinginan untuk menjatuhkan telur atau membuka dan menutup pintu kulkas secara berulang, kenyataannya pikiran intrusif jauh lebih dalam dari sekadar hal-hal sepele. Pikiran ini bisa sangat mengganggu, sulit dihilangkan, dan sering kali muncul tanpa diundang.
-
Siapa yang bisa mengalami pikiran intrusif? Orang yang memiliki gejala kecemasan atau depresi kemungkinan besar sering memiliki pikiran intrusif, tetapi hal ini bisa terjadi pada siapa saja.
-
Apa itu pikiran intrusif? Pikiran intrusif adalah pikiran tak terduga yang menggangu, tak diinginkan, dan muncul tiba-tiba dalam kepala.
-
Kenapa pikiran intrusif perlu ditangani? Meskipun tidak berbahaya, mereka dapat berdampak negatif pada kualitas hidup dan terkadang memengaruhi cara seseorang berperilaku.
-
Bagaimana mengatasi pikiran intrusif? Akui bahwa pikiran intrusif adalah sesuatu yang tidak dapat Anda kendalikan.
-
Siapa yang bisa terkena psikosis? Meskipun gejala pada orang dewasa dan anak-anak mungkin berbeda, mendeskripsikan perilaku yang mengkhawatirkan kepada profesional kesehatan sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan intervensi yang tepat waktu.
-
Siapa yang rentan alami gangguan mental? Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal
Dilansir dari Women Health Mag, menurut Dr. Gail Saltz, seorang psikiater dan anggota Group for the Advancement of Psychiatry, pikiran intrusif adalah "pikiran yang tidak diinginkan dan tidak disengaja yang dapat menyebabkan tekanan dan terasa sulit untuk dikelola atau dihilangkan." Pikiran ini sering kali melibatkan gambaran atau emosi yang tidak menyenangkan, dan dapat menimbulkan perasaan aneh atau tidak nyaman. Contohnya, pikiran-pikiran ini mungkin bersifat kekerasan, seksual, atau berkaitan dengan ketakutan akan melakukan sesuatu yang tidak pantas atau memalukan, seperti yang dijelaskan oleh Harvard Health.
Pikiran intrusif bisa muncul kapan saja dan dalam bentuk apa saja. Beberapa orang mungkin tidak terlalu terganggu oleh pikiran tersebut dan membiarkannya berlalu begitu saja. Namun, bagi sebagian lainnya, pikiran-pikiran ini dapat sangat mengganggu, sehingga menimbulkan reaksi atau dorongan untuk menekan atau menghilangkannya, yang justru dapat memperkuat dan membuatnya semakin sulit hilang.
"Mereka bisa muncul begitu saja, dan Anda mungkin tidak terlalu terganggu olehnya dan kemudian mereka menghilang, atau bisa jadi sangat mengganggu dan Anda bereaksi atau mencoba menekan mereka atau menghilangkannya dari pikiran Anda, yang sebenarnya memperkuat mereka dan membuatnya semakin melekat," kata Dr. Saltz.
Walaupun pikiran intrusif sering kali dianggap sebagai hal yang normal dan bisa dialami oleh siapa saja, ada kalanya mereka menjadi sangat mengganggu hingga mulai mengambil alih kehidupan sehari-hari seseorang.
Dr. Lauren Cook, seorang psikolog klinis dan pendiri Heartship Psychological Services, menjelaskan, "Jika Anda mulai memandang pikiran Anda sebagai sesuatu yang patologis dan merasa sangat cemas karenanya, saat itulah hal ini menjadi sangat mengganggu dan saatnya untuk mencari bantuan."
Pikiran intrusif dapat mencakup berbagai topik, mulai dari ketakutan akan kuman dan infeksi, hingga kekhawatiran tentang kekerasan, seksualitas, tugas yang belum selesai, dan bahkan pikiran religius yang obsesif. Sebagai contoh, seorang ibu yang baru melahirkan mungkin mengalami pikiran intrusif tentang menyakiti atau mengabaikan bayinya, meskipun dalam kenyataannya, ia sangat mencintai dan ingin melindungi anaknya.
Pikiran ini, meskipun sangat menakutkan dan mengganggu, tidak selalu mencerminkan keinginan seseorang untuk bertindak sesuai dengan pikiran tersebut.
Dr. Saltz menekankan, "Seseorang mungkin memiliki pikiran intrusif tentang menyakiti diri sendiri, tetapi jika Anda bertanya apakah mereka benar-benar ingin melukai diri mereka sendiri, mereka akan mengatakan tidak dan bahwa mereka sangat ketakutan. Sebagian besar waktu, orang tidak ingin melakukan hal intrusif yang mereka pikirkan."
Penting untuk diingat bahwa pikiran intrusif adalah bagian dari pengalaman manusia yang normal. Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh American Psychological Association, hampir 94 persen partisipan mengakui pernah mengalami setidaknya satu pikiran intrusif. Meskipun demikian, jika pikiran-pikiran ini mulai mengambil alih kehidupan Anda, menyebabkan Anda sulit tidur, atau mengganggu pekerjaan dan kewajiban lainnya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.