Pelaku Usaha Bisnis Daging dan Sapi, Yustinus Sadmoko, memastikan pasokan daging sapi di Indonesia tidak terganggu di tengah dampak penyebaran virus corona. Sebab, pemerintah tidak menutup keran impor sapi. Yustinus memastikan supply kebutuhan daging hingga 6 bulan ke depan masih aman.

Bulog kini menunggu izin impor dari Kementerian Perdagangan. Begitu izin diterbitkan, Bulog akan segera menghubungi negara rekanan impor daging kerbau salah satunya India.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pemerintah tengah mengkaji mendatangkan 1,3 juta sampai 1,7 juta ekor sapi indukan. Jumlah ini, menurutnya, mampu memenuhi 300.000 ton kekurangan daging sapi. Dia berencana untuk menyisipkan mikro chip pada sapi untuk diketahui keberadaannya.

Pemerintah akan membuka keran impor daging sapi dan daging kerbau di tahun depan. Secara keseluruhan kebutuhan daging sapi dan kerbau di tahun depan sama dengan tahun ini. Yaitu sekitar 600.000 ton. Selain dari dalam negeri, kebutuhan tersebut juga akan diisi oleh daging impor.

Perum Bulog beberapa waktu lalu telah membatalkan impor 30.000 ton daging sapi asal Brasil. Penugasan ini diberikan kepada Bulog berdasarkan hasil rapat koordinasi oleh beberapa kementerian di kantor Menteri Koordinator Perekonomian.

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan belum berencana melakukan impor daging sapi asal Brasil. Ada beberapa pertimbangan sehingga sampai saat ini belum melakukan impor sapi dari Brasil. Yaitu waktu impor yang sudah mepet dengan akhir tahun. Selain itu juga stok daging impor dan dalam negeri yang masih cukup.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberi sinyal untuk melakukan impor daging sapi dari Amerika Serikat (AS). Selain Brasil, Spanyol sejauh ini menjadi negara yang mengekspor daging sapi ke Indonesia. Pihaknya membuka peluang semua negara untuk impor daging sapi.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan sampai saat ini izin impor daging sapi Brasil belum sampai ke Kemendag. Izin impor masih terganjal protokol rekomendasi di Kementerian Pertanian (Kementan). Jika ketiga BUMN telah mendapatkan rekomendasi dari Kementan, maka Kemendag bisa langsung memberikan izin impor.

Pemerintah bakal membuka keran impor daging sapi sebesar 50.000 ton dari Brasil hingga akhir tahun ini. Adapun tujuan impor daging sapi dari Brasil untuk membuat harga daging sapi dalam negeri menjadi lebih kompetitif. Bulog menilai bisa jadi impor daging sapi tidak akan dilakukan tahun ini.

Karena menjadi perbincangan publik, akhirnya Kementerian Perdagangan memberikan penjelasan terkait Permendag yang tidak mewajibkan label halal untuk daging impor.

Daging yang disita ini merupakan daging sapi impor asal Australia sebanyak 5.549 Kg. Selain itu, di tempat yang sama juga disita 740 Kg daging kerbau impor, 1.000 kg kikil sapi, dan 3 ekor kepala sapi.

Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Niniek Kun Naryatie mengatakan, pemerintah saat ini masih harus memastikan bahwa daging impor tersebut bebas penyakit.

Untuk harga daging sapi di pasar tradisional, pihaknya memantau sejumlah daerah yakni, Bali, Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Per 27 Mei 2019, untuk wilayah Bali harga rata-rata daging sapi Rp 102.000 per kilogram.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan, mengatakan importir daging menanggapi positif kebijakan ini. Meskipun demikian, realisasinya masih menunggu rekomendasi dari Kementerian Pertanian.

Impor daging beku ini dilakukan sebagai upaya menekan harga daging yang saat ini masih berkisar Rp 120.000 per kg.

"Sekarang impor daging sapi tidak harus lewat BUMN," ucap Menteri Perdagangan, Thomas Lembong.

Impor daging sapi akan terus dilakukan secara bertahap.

Impor dikhawatirkan akan mematikan usaha para peternak lokal.