China Mau Buat Senjata Mirip Film Star Wars, Dampaknya Bisa Bikin AS Was-was
China kini tengah mengembangkan senjata eksperimental yang bisa menggabungkan beberapa gelombang mikro menjadi sinar energi yang sangat kuat
Keinginan membuat senjata yang mirip dengan “Death Star” di film Star Wars kini membuat China semakin melebarkan eksperimennya. Militer China kini tengah mengembangkan senjata eksperimental yang bisa menggabungkan beberapa gelombang mikro menjadi sinar energi yang sangat kuat, namun dengan ukuran yang lebih kecil dari “Death Star”.
Berdasarkan laporan dari South China Morning Post, yang dikutip dari Futurism, Rabu (13/11), para ilmuwan menyebutkan bahwa mereka sudah melakukan uji coba untuk keperluan militer. Meski begitu, masih banyak tantangan sebelum teknologi ini bisa mencapai kemampuan seperti senjata di Star Wars.
Salah satu kendalanya adalah mengumpulkan gelombang elektromagnetik dengan jumlah besar di satu titik, yang pastinya membutuhkan akurasi sangat tinggi. Menurut para ilmuwan, mereka perlu mencapai ketepatan posisi dalam hitungan milimeter dan sinkronisasi waktu hingga 170 triliun detik. Namun, para ilmuwan juga mengklaim bahwa mereka telah mencapai akurasi tersebut dalam percobaan yang dilakukan baru-baru ini.
Walaupun senjata ini belum bisa menghancurkan musuh, mereka menemukan bahwa alat tersebut mampu mengganggu sinyal satelit GPS AS dan bisa digunakan untuk pelatihan, verifikasi teknologi baru, juga latihan militer. Para ilmuwan kembali menjelaskan bahwa menggabungkan gelombang mikro bisa menghasilkan output energi yang lebih tinggi dibandingkan memancarkan setiap gelombang secara terpisah.
Kendati begitu, mereka belum yakin sepenuhnya tentang penggunaan teknologi ini di masa depan. Di sisi lain, Amerika Serikat juga sudah lama menguji teknologi serupa. Angkatan Udara AS mengembangkan sistem senjata energi tinggi berbasis gelombang mikro yang disebut Tactical High-power Operational Responder, yang dirancang untuk menonaktifkan drone.
Meski demikian, apakah semua upaya ini akan menghasilkan senjata yang bisa digunakan secara praktis masih belum bisa dipastikan. Hingga saat ini, kekuatan militer masih fokus pada senjata terarah yang bisa mengganggu peralatan elektronik dan memutus sinyal komunikasi di medan perang.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia