Janji Manis Capres Internet Murah, Faktanya di Lapangan Bikin Miris
Tak segampang membalikan telapak tangan untuk membuat harga internet murah.
Tak segampang membalikan telapak tangan untuk membuat harga internet murah.
Janji Manis Capres Internet Murah, Faktanya di Lapangan Bikin Miris
Tiga calon pasangan capres dan cawapres telah mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Masing-masing calon telah membawa visi- misi kepemimpinannya untuk 5 tahun mendatang. Merdeka.com telah mendapatkan dokumen lengkap yang membahas visi-misi kandidat.
Dalam dokumen visi-misi tersebut, salah satunya membahas soal akses internet. Harus diakui ketiga pasangan capres dan cawapres peduli terhadap pemerataan akses internet.
Sehingga nantinya diharapkan mampu menciptakan daya saing bagi bangsa Indonesia.
Menariknya, dua dari tiga pasangan capres dan cawapres itu menjanjikan akses internet yang murah dan berkualitas.
Berikut kutipan yang tertulis dalam visi-misi capres dan cawapres 2024 terkait akses internet:
Ganjar Pranowo-Mahfud MD
Koneksi internet kuat, cepat, dan murah akan mendorong aktivitas digital berkembang, produktif, dan memiliki daya saing di tingkat internasional.
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Mengembangkan jaringan telekomunikasi dan internet murah dan berkualitas di seluruh wilayah Papua.
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Membangun infrastruktur digital dan teknologi secara merata di kabupaten/kota di Indonesia sehingga tidak ada desa yang tidak terakses internet atau internet sinyal lemah.
Bisakah Internet Indonesia Dibuat Murah?
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Zulfadly Syam mengatakan, alangkah baiknya kata-kata internet murah yang dihadirkan harus merujuk pada persentase tertentu dari income/upah.
“Internet murah bukan hanya kata-kata normatif,”
Zulfadly Syam, Sekjen APJII kepada Merdeka.com melalui pesan singkat, Kamis (2/11).
Dilanjutkan Zul, masalah utama dalam pemerataan harga internet yang terjangkau ada dua hal.
Pertama, gateway internet yang banyak tersentralisasi di Jakarta. Jika backbone pointnya kebanyakan di Jakarta, maka harga internet dengan kualitas yang baik pastinya akan terasa di wilayah Jakarta dan Jawa.
“Namun apabila menyeberang pulau, harga tentu akan menyesuaikan komponen pembentuk harganya,” ungkap dia.
Kedua, membangun infrastruktur internet saat ini "diganggu" oleh pungli masyarakat dan kebijakan pemda dalam pungutan utilitas. Pengenaan biaya infrastruktur internet, akan membentuk faktor baru pada komponen pembentuk harga.
"Semakin tinggi biaya yang dikenakan, tentu akan berpengaruh pada semakin besarnya harga jual. Agar harga lebih terjangkau dengan kualitas yang baik maka perlu sebuah terobosan untuk mengurai masalah di atas,"
Zulfadly Syam, Sekjen APJII.