Robot AI Ini Disebut Bisa Prediksi Kematian Seseorang dengan Akurasi Tinggi Dibandingkan Asuransi Jiwa
Robot bot AI ini memiliki tingkat akurasi 11 persen lebih tinggi dibandingkan dengan model lainnya.
Robot bot AI ini memiliki tingkat akurasi 11 persen lebih tinggi dibandingkan dengan model lainnya.
Robot AI Ini Disebut Bisa Prediksi Kematian Seseorang dengan Akurasi Tinggi Dibandingkan Asuransi Jiwa
Bot AI sekarang ini bukan lagi kegunaannya untuk menyelesaikan pekerjaan atau perintah menggunakan kalimat, tetapi bisa juga untuk memprediksi perjalanan hidup dan kematian seseorang.
Para ilmuwan dari Technical University of Denmark (DTU), menciptakan model AI yang bernama Life2vec. Fitur-fiturnya setara dengan ChatGPT.
-
Bagaimana AI memprediksi kematian seseorang? Informasi seperti waktu lahir, riwayat pendidikan, penghasilan, kondisi perumahan, dan status kesehatan digunakan dalam pelatihan model AI ini untuk meramalkan peristiwa kehidupan.
-
Bagaimana AI ini memprediksi kematian? Para peneliti di Denmark menggunakan data dari jutaan individu untuk membangun model yang dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan, mulai dari kesehatan hingga kehidupan sosial.
-
Kecerdasan buatan apa yang bisa memprediksi kematian? Life2vec adalah sebuah inovasi transformer yang mengintegrasikan data besar dari rekaman kesehatan dan demografi Denmark untuk enam juta individu.
-
Mengapa AI memprediksi kematian bisa bermanfaat? Meskipun mempertimbangkan implikasi etika dalam menggunakan model AI yang mampu memprediksi dengan presisi seberapa lama seseorang akan hidup, manfaat yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa prediksi semacam itu dapat membantu mencegah kematian dini.
-
Apa yang bisa diprediksi oleh AI ini? Life2vec, algoritma yang dikembangkan oleh para peneliti, menggunakan pendekatan serupa dengan ChatGPT untuk menganalisis berbagai variabel yang memengaruhi kehidupan seseorang, seperti kelahiran, pendidikan, tunjangan sosial, dan jadwal kerja. Dengan memanfaatkan data anonim dari sekitar enam juta warga Denmark, algoritma ini dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan dengan tingkat keberhasilan yang mencengangkan.
-
Mengapa Robot AI lebih cepat dibanding manusia? Rekor robot ini sekitar 10 kali lebih cepat dibanding rekor tercepat manusia dalam memecahkan Rubik, yang diraih oleh Max Park pada tahun 2023 dengan kecepatan 3,13 detik.
Meskipun kegunaannya mirip dengan ChatGPT, cara pengolahan data yang digunakan oleh Life2vec sangat berbeda, yakni menggunakan data pribadi, seperti data kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
Mengutip Indy100, Jumat, (22/12), sejumlah data pribadi yang digunakan oleh AI ini berasal dari data penduduk Denmark karena agar mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi dari pada pengolahan data yang disajikan.
Seperti analis pada data kesehatan dan pasar tenaga kerja. Life2vec menggunakan 6 juta data penduduk Denmark yang telah dikumpulkan dari tahun 2008-2020.Berdasarkan hasil analisis tersebut, Life2vec berhasil mencapai tingkat akurasi 79 persen.
Selain itu, AI yang dijuluki sebagai bot kematian ini juga dapat memprediksi kepribadian seseorang. Bahkan, lebih canggihnya Life2vec juga mampu memprediksikan kapan seseorang akan meninggal berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan.
Untuk mengkaji data tersebut, peneliti mengumpulkan sekelompok orang yang berusia 35 hingga 60 tahun, dan separuh diantaranya adalah orang yang telah meninggal dari tahun 2016-2020.
"Ini biasanya merupakan jenis tugas yang menggunakan model transformator dalam AI, namun dalam eksperimen kami, kami menggunakannya untuk menganalisis apa yang kami sebut rangkaian kehidupan, yaitu peristiwa yang telah terjadi dalam kehidupan manusia,"
Dr. Lehman, Peneliti AI Bot.
Hasilnya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa robot bot AI ini memiliki tingkat akurasi 11 persen lebih tinggi dibandingkan dengan model AI lainnya. Bahkan, lebih akurat dibandingkan dengan analisis yang biasanya digunakan oleh para perusahaan asuransi jiwa.
Lehmann juga menjelaskan bahwa secara ilmiah hal yang menarik dari penelitian ini bukan hasil prediksinya.
Tetapi, bagaimana data yang didapatkan mampu memberikan jawaban yang tepat dan akurat.
Walaupun alat ini canggih, tetapi para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini juga sempat mengkhawatirkan aspek privasi.
"Kami menekankan bahwa pekerjaan kami adalah eksplorasi dan hanya boleh digunakan dalam penerapan dunia nyata berdasarkan peraturan yang melindungi hak-hak individu,"
Dr. Lehman, Peneliti AI Bot.