Kalkulator Berbasis AI Mampu Prediksi Kematian Orang, Bahkan Jumlah Warisannya
Ilmuwan AS dan Denmark telah melakukan uji coba ke masyarakat Denmark.
Apakah pernah tertarik untuk mengetahui kapan Anda akan meninggal dunia? Mengutip Economic Times, Senin (19/8), ilmuwan dari AS dan Denmark telah mengembangkan AI bernama Life2vec. Alat ini dapat memprediksi kematian seseorang dengan tingkat akurasi tertentu.
Dirilis pada bulan Desember 2023, alat ini belum sepenuhnya dipublikasikan. Life2vec dirancang untuk memberikan informasi kepada penggunanya tentang kapan mereka akan meninggal berdasarkan beberapa pertanyaan.
-
Bagaimana AI ini memprediksi kematian? Para peneliti di Denmark menggunakan data dari jutaan individu untuk membangun model yang dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan, mulai dari kesehatan hingga kehidupan sosial.
-
Bagaimana AI memprediksi kematian seseorang? Informasi seperti waktu lahir, riwayat pendidikan, penghasilan, kondisi perumahan, dan status kesehatan digunakan dalam pelatihan model AI ini untuk meramalkan peristiwa kehidupan.
-
Bagaimana Robot AI memprediksi kematian? Life2vec menggunakan 6 juta data penduduk Denmark yang telah dikumpulkan dari tahun 2008-2020. Berdasarkan hasil analisis tersebut, Life2vec berhasil mencapai tingkat akurasi 79 persen.
-
Kapan Life2vec dilatih untuk memprediksi kematian? Saat diujikan pada kelompok usia 35-65 tahun, di mana setengahnya meninggal antara 2016 dan 2020, model ini berhasil memprediksi dengan akurasi 78% siapa yang akan bertahan hidup dan siapa yang tidak.
-
Mengapa AI memprediksi kematian bisa bermanfaat? Meskipun mempertimbangkan implikasi etika dalam menggunakan model AI yang mampu memprediksi dengan presisi seberapa lama seseorang akan hidup, manfaat yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa prediksi semacam itu dapat membantu mencegah kematian dini.
-
Kecerdasan buatan apa yang bisa memprediksi kematian? Life2vec adalah sebuah inovasi transformer yang mengintegrasikan data besar dari rekaman kesehatan dan demografi Denmark untuk enam juta individu.
Alat ini bekerja dengan model CHAT-GPT, mengajukan pertanyaan tentang kekayaan, pekerjaan, tempat tinggal, dan riwayat kesehatan individu. Yang mengejutkan, alat digital ini memiliki tingkat akurasi prediksi hingga 78%.
Dari 2008 hingga 2020, lebih dari 6 juta orang berpartisipasi dalam studi ini di Denmark. Mereka semua beragam dalam usia dan kondisi. Para peneliti menentukan subjek yang akan hidup lebih lama dari 1 Januari 2016. Informasi setiap subjek kemudian dimasukkan ke dalam AI.
Namun, seperti halnya setiap inovasi, muncul masalah penipuan yang mengatasnamakan alat ini. New York Post melaporkan bahwa para ilmuwan yang menciptakan Life2vec telah mengeluarkan peringatan terkait penipuan oleh berbagai pihak yang mencoba meniru alat ini.
Peringatan tersebut menyebutkan bahwa beberapa penipu telah menciptakan alat serupa yang bertujuan untuk mencuri informasi pribadi, termasuk data keuangan individu.
Banyak dari situs web palsu ini diketahui memberikan informasi tentang apakah pengguna akan menjadi kaya atau tidak, selain memprediksi usia kematian mereka. Pembuat Life2vec melakukan penelitian mendalam sebelum mencapai berbagai kesimpulan.