Ilmuwan Kontroversial Ini sebut Manusia Bisa ke Masa Lalu pada 2029
Manusia akan mencapai kecepatan lepas dari umur panjang pada tahun 2029.
Baru-baru ini, muncul ide kontroversial di kalangan futuris tentang konsep "kecepatan lepas dari umur panjang." Ide ini berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat. Ray Kurzweil, mantan insinyur Google sekaligus futuris terkemuka yang berfokus pada AI, memperkirakan bahwa manusia akan mencapai kecepatan lepas dari umur panjang pada tahun 2029.
“Setelah 2029, Anda akan dapat kembali ke masa lalu lebih dari setahun. Begitu Anda bisa mundur ke masa lalu setidaknya setahun, Anda telah mencapai kecepatan lepas dari umur panjang,” kata Kurzweil.
-
Siapa yang percaya bahwa manusia bisa membuat mesin waktu? Ilmuwan Yakin Manusia Bisa Buat Mesin Waktu, Tapi Ada Syaratnya Keyakinan itu tak lepas dari pro dan kontra. Namun bagi ilmuwan yang meyakininya itu bisa terjadi, tetap butuh syarat.
-
Siapa yang menemukan bukti perjalanan waktu? Till Bohmer dan Thomas Blochowicz, peneliti masalah ini mempublikasikan hasil temuan mereka dalam Nature Physics.
-
Siapa yang mempelajari kapsul waktu? 'Penemuan ini memberikan cara yang unik dan nyata untuk menghubungkan masa lalu Exmoor, dan menggambarkan perubahan sifat lanskap serta mengungkap bagaimana lanskap yang mengesankan ini terbentuk,' jelas Dr Ed Treasure, Arkeolog Lingkungan Senior di Arkeologi Wessex, dengan spesialisasi sisa-sisa tumbuhan dan kayu.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang waktu? Ilmuwan kini telah menemukan bukti nyata adanya perjalanan waktu--meski dalam tingkat mikroskopis.
-
Apa yang diyakini oleh Mallett mengenai mesin waktu? Walau begitu kritikus skeptis tentang kemungkinan kesuksesan proyeknya, Mallett tetap optimis bahwa suatu hari mesin waktu ini dapat direalisasikan.
-
Kenapa Ronald Mallett tertarik dengan mesin waktu? Obsesinya terhadap perjalanan waktu berakar pada masa kecilnya, terutama setelah kehilangan ayahnya pada usia 10 tahun, sebuah peristiwa yang mengubah arah hidupnya secara drastis.
Kurzweil menghubungkan pandangannya dengan pesatnya kemajuan dalam teknologi medis, yang telah menyelamatkan banyak nyawa dan memperpanjang usia manusia. Namun, ia menegaskan bahwa yang penting bukan panjang usia, melainkan harapan hidup.
“(Lolos dari kematian) tidak menjamin Anda bisa hidup selamanya,” jelasnya.
“Anda bisa saja memiliki anak berusia 10 tahun dengan harapan hidup beberapa dekade, tetapi bukan berarti dia tidak bisa meninggal besok,” tambahnya.
Salah satu alasan utamanya adalah ketidakpastian hidup. Sayangnya, kita mungkin tidak bisa menyembuhkan semua penyakit kanker dalam lima tahun ke depan, dan kanker adalah penyakit yang didefinisikan oleh keacakan mutasi yang menjadi penyebabnya.
Kurzweil sendiri dikenal sebagai salah satu peramal teknologi paling akurat. Ia sebelumnya memprediksi munculnya komputer portabel, WiFi, dan komputasi awan. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa dirinya sering salah, karena tidak ada yang bisa meramal masa depan dengan sempurna, walaupun dengan data yang dimiliki.
Penting untuk dicatat bahwa pencapaian "kecepatan lepas dari umur panjang" hanyalah perhitungan statistik tentang harapan hidup rata-rata. Bahkan jika hal ini tercapai, tidak semua orang akan langsung merasakan manfaatnya.
Faktor-faktor seperti akses ke teknologi mutakhir dan infrastruktur medis akan sangat menentukan, dan hal itu sulit terwujud secara merata dalam waktu dekat.
Sebagai contoh, penyakit tuberkulosis yang telah memiliki pengobatan dan pencegahan selama beberapa dekade, kini masih menjadi penyebab kematian terbanyak akibat penyakit menular di seluruh dunia, kecuali pada periode tiga tahun saat COVID-19 mendominasi.
Keberadaan teknologi medis tidak selalu berarti penerapannya dapat dijangkau oleh semua orang. Memang benar bahwa teknologi dan pengobatan terus berkembang, dan jika tren masa lalu menjadi acuan, harapan hidup rata-rata kemungkinan akan terus meningkat.
Namun, gagasan tentang "kecepatan lepas dari umur panjang" saat ini tetaplah sebuah prediksi. Hingga kini, hal yang tetap pasti dalam hidup manusia adalah kematian.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia