Hati-hati, 'Hantu' Buatan AI Ini Bisa Picu Gangguan Mental
Ahli memperingatkan, AI yang bisa 'menghidupkan' orang mati bisa berbahaya.
Ahli memperingatkan, AI yang bisa 'menghidupkan' orang mati bisa berbahaya.
-
Apa potensi dampak negatif AI? Potensi terjadinya masalah sangat besar, yang dapat menyebabkan kehancuran peradaban biologis dan AI sebelum mereka berkesempatan menjadi multiplanet.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
-
Kenapa Stephen Hawking takut AI bahaya? Dalam sebuah wawancara dengan BBC di 2014, Hawking dengan tegas menyatakan, 'Perkembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat berarti akhir dari umat manusia.' Dengan visi futuristiknya, ia mencoba menjelaskan bagaimana teknologi ini dapat berkembang dengan cepat dan mengubah paradigma kehidupan manusia, terutama jika melebihi kecerdasan manusia itu sendiri. Hal tersebut menurutnya dapat menyebabkan manusia tergantikan oleh kecerdasan buatan, karena manusia memiliki keterbatasan evolusi biologis yang lambat.
-
Bagaimana Stephen Hawking pandang bahaya AI? Sebagian dari kita mungkin meremehkan gagasan tentang mesin yang sangat cerdas sebagai sesuatu yang hanya ada dalam fiksi ilmiah, namun bagi Hawking, mengabaikan potensi ancaman ini adalah kesalahan besar.
-
Apa bahaya AI di 2024? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai 'Singularitas,' di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati. Sebagian besar, jika tidak semua, konten yang dihasilkan AI hanya memuntahkan, dalam beberapa hal, data yang digunakan untuk melatihnya.Namun AGI berpotensi melakukan pekerjaan tertentu lebih baik daripada kebanyakan orang, kata para ilmuwan. Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.
-
Apa yang membuat teknologi AI di perangkat wearable menimbulkan kekhawatiran? Meskipun masyarakat sudah menggunakan perangkat seperti ponsel cerdas dan asisten pintar di rumah mereka, perangkat yang dapat dikenakan, terutama yang memiliki kamera seperti kacamata pintar atau pin AI, cenderung menimbulkan lebih banyak kewaspadaan. Sifat dari perangkat ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi individu yang sadar akan privasi, dengan asumsi perangkat tersebut mendapatkan popularitas.
Hati-hati, 'Hantu' Buatan AI Ini Bisa Picu Gangguan Mental
Kehilangan dan duka menghampiri setiap orang. Tapi bagaimana jika perpisahan bukanlah akhir segalanya? Bayangkan kita bisa bertemu kembali dengan orang terkasih kita yang telah meninggal secara virtual, bisa berbicara dengan mereka.
Bertemu kembali dan ngobrol dengan orang yang sudah meninggal dunia bisa membawa penghiburan bagi sebagian orang, menurut asisten profesor psikoterapi di Dublin City University, Nigel Mulligan.
Sumber: Greek Reporter
Mulligan menganggap kebangkitan bot hantu menarik sebagai peneliti AI (kecerdasan buatan) dan terapi. Namun, dia juga khawatir mengenai dampaknya terhadap kesehatan mental masyarakat, terutama mereka yang sedang berduka.
'Menghidupkan kembali' orang mati secara virtual bisa memicu lebih banyak masalah daripada solusi, menyebabkan meningkatnya kebingungan, stres, kesedihan, kecemasan, dan bahkan lebih parah dapat memicu psikosis.
Kemajuan AI telah memunculkan chatbot seperti ChatGPT, yang dapat melibatkan pengguna dalam percakapan yang meniru interaksi manusia.
Menurut Mulligan, dengan bantuan teknologi palsu, perangkat lunak AI dapat menghasilkan representasi virtual yang nyata dari orang yang meninggal menggunakan data digital seperti foto, email, dan video. Apa yang tadinya tampak hanya sekedar imajinasi dalam fiksi ilmiah kini menjadi kenyataan nyata dalam ranah sains.
Penelitian yang dipublikasikan di Ethics and Information Technology merekomendasikan penggunaan bot kematian sebagai dukungan jangka pendek selama berkabung untuk mencegah kemungkinan ketergantungan emosional pada teknologi, yang dapat membahayakan.
Kehadiran hantu AI mungkin mengganggu proses berduka alami, sehingga berpotensi berdampak pada kesehatan mental masyarakat.
Proses berduka adalah perjalanan bertahap yang harus dilalui, memiliki beberapa tahapan yang dapat berlangsung hingga bertahun-tahun.
Pada tahap awal berduka, orang mungkin sering memikirkan orang yang mereka cintai yang telah meninggal, mengingat kenangan dengan jelas. Mulligan menulis, orang yang berduka biasanya mengalami mimpi intens yang melibatkan orang yang mereka cintai yang telah meninggal.
Hantu ciptaan AI ini berpotensi memperburuk penderitaan seseorang yang mengalami kesedihan yang rumit dan dapat meningkatkan masalah seperti halusinasi.