Mengapa Kematian dari Artis Idola Bisa Berdampak Sangat Besar pada Kejiwaan Kita
Kematian artis idola bisa berdampak besar pada penggemarnya. Ketahui alasan mengapa hal ini terjadi.
Dunia dihebohkan dengan kematian Liam Payne, mantan anggota One Direction, pada Rabu 17 Oktober 2024. Liam meninggal dunia di usia 31 tahun setelah jatuh dari balkon hotel di Buenos Aires.
Kematian seorang artis idola sering kali memicu luapan emosi yang mendalam, tidak hanya dari keluarga dan teman-temannya, tetapi juga dari para penggemar. Banyak yang merasakan kehilangan yang nyata meskipun mereka tidak pernah bertemu langsung dengan sang artis. Fenomena ini mungkin tampak aneh, tetapi ada penjelasan psikologis yang mendasarinya.
-
Kapan Liam Payne meninggal dunia? Mantan anggota One Direction tersebut meninggal dunia pada usia 31 tahun pada Rabu, 16 Oktober 2024.
-
Di mana Liam Payne meninggal? Ia terjatuh dari balkon kamarnya di lantai tiga Hotel CasaSur Palermo di Buenos Aires, Argentina, sekitar pukul 5 sore waktu setempat, menurut laporan TMZ yang dikutip dari NY Post pada Kamis (17/10/2024).
-
Apa yang dilakukan Liam Payne sebelum meninggal? Outlet tersebut menyebutkan bahwa Payne 'berperilaku tidak stabil' di lobi hotel sebelum meninggal.
-
Siapa pacar Liam Payne? Dalam salah satu unggahan yang kini telah dihapus, ia memberitahukan penggemar bahwa ia sedang menikmati 'hari yang menyenangkan' bersama pacarnya, Kate Cassidy, di Argentina.
-
Kenapa Liam Payne ke Argentina? Liam Payne mengunjungi Argentina pada awal bulan ini untuk memberikan dukungan kepada mantan rekan satu bandnya di One Direction, Niall Horan, yang mengadakan konser di sana.
-
Bagaimana celebrity worship syndrome bisa menimbulkan gangguan obsesif? Bahaya celebrity worship syndrome selanjutnya dapat menimbulkan gangguan obsesif. Orang yang mengalami celebrity worship syndrome, karena saking terobsesi maka bisa melakukan segala cara agar bisa mirip seperti idolanya. Bahkan, ada pula yang melakukan operasi plastik agar bisa memiliki wajah cantik atau tampan seperti idolanya.
Dilansir dari RTE, menurut Dr. John Francis Leader, seorang psikoterapis dan peneliti di Media and Entertainment Psychology Lab Universitas Dublin, "Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang kompleks ketika kita mencoba memahami bagaimana semua ini terjadi."
Kematian seorang seniman terkenal dapat menimbulkan rasa kehilangan yang serupa dengan apa yang kita rasakan ketika kehilangan orang terdekat. Bahkan, dalam beberapa kasus, kesedihan yang dirasakan bisa sangat mendalam dan mencerminkan kesedihan pribadi. Hal ini terjadi karena para penggemar sering merasa memiliki hubungan emosional yang erat dengan sang artis, meski mereka tidak mengenalnya secara langsung.
Kekuatan Hubungan Para-Sosial
Salah satu konsep yang menjelaskan fenomena ini adalah "hubungan para-sosial". Dalam hubungan ini, penggemar merasa dekat dengan artis yang mereka kagumi meskipun hubungan tersebut hanya satu arah. "Para-sosial kadang digambarkan seperti melihat melalui kaca satu arah; Anda bisa melihat mereka, tetapi mereka tidak bisa melihat Anda," kata Dr. Leader.
Melalui wawancara, media sosial, dan karya-karya yang mereka hasilkan, kita merasa mengenal mereka lebih dari yang sebenarnya. Kedekatan ini diperkuat oleh perasaan bahwa sang artis telah hadir di momen-momen penting dalam hidup kita—seperti saat pertama kali kita jatuh cinta atau ketika kita mendengarkan lagu mereka di masa remaja yang penuh kenangan.
Hubungan ini juga diperkuat oleh proyeksi pribadi kita terhadap sang artis. Kita sering kali membayangkan seperti apa mereka sebenarnya, menciptakan gambaran dalam pikiran kita yang mencerminkan harapan, impian, atau kenangan kita sendiri. "Terkadang mengetahui sedikit tentang seseorang justru membuat kita lebih banyak memproyeksikan, sehingga menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan intim dalam pikiran kita," jelas Leader.
Pengaruh Media Sosial dan Peran Fandom
Di era media sosial, hubungan para-sosial ini semakin mendalam. Interaksi virtual melalui unggahan media sosial artis dapat memberikan ilusi bahwa mereka berkomunikasi langsung dengan kita. Kehidupan pribadi mereka yang dibagikan secara online sering kali kita konsumsi bersama dengan unggahan teman atau keluarga, sehingga batas antara kehidupan publik dan pribadi menjadi kabur. Hal ini dapat memperkuat perasaan memiliki kedekatan emosional dengan mereka, bahkan jika kenyataannya kita tidak pernah bertemu.
Komunitas fandom juga memainkan peran besar dalam fenomena ini. Ketika seorang artis yang kita cintai meninggal dunia, ada perasaan kehilangan yang dirasakan oleh seluruh komunitas penggemar. Kematian ini tidak hanya mengingatkan kita pada karya-karya mereka, tetapi juga pada kenangan kolektif yang kita miliki bersama komunitas. "Anda akan bertanya-tanya apakah kata ‘penggemar’ masih cocok digunakan sekarang, karena dunia fandom menjadi lebih kompleks dengan adanya media sosial," kata Leader.
Kenangan, Nostalgia, dan Harapan yang Hilang
Kematian seorang artis idola sering kali membangkitkan kenangan masa lalu yang kuat. Seni, musik, atau film yang mereka ciptakan sering kali melekat pada momen-momen penting dalam hidup kita. Ketika mendengar kabar bahwa artis yang menciptakan lagu yang kita dengarkan saat remaja telah meninggal, kita tidak hanya merasakan kehilangan mereka, tetapi juga terpaksa merenungkan perjalanan hidup kita sendiri. "Ada banyak hal yang terjadi ketika Anda memproses kematian ini karena secara tidak langsung hal tersebut memaksa Anda untuk merenungkan hidup Anda sendiri," ungkap Leader.
Grief research juga menunjukkan bahwa kesedihan yang dirasakan tidak hanya terkait dengan kehilangan seseorang, tetapi juga hilangnya kesempatan dan kemungkinan masa depan. Ketika seorang artis meninggal, kita kehilangan karya-karya yang mungkin akan mereka ciptakan di masa depan. Kematian mereka menghentikan evolusi karir dan karya seni mereka, dan kita, sebagai penggemar, merasa kehilangan potensi yang ada.
Tidak jarang, banyak penggemar bertanya-tanya apakah wajar merasakan duka yang mendalam ketika seorang artis yang mereka kagumi meninggal. "Orang-orang datang kepada saya dan bertanya, 'Apakah ini masuk akal?’ Dan jawabannya adalah, ya, itu masuk akal," kata Leader.
Keterikatan emosional yang kita rasakan terhadap seorang artis idola adalah cerminan dari bagaimana seni dan budaya memengaruhi kehidupan kita. Seni adalah sesuatu yang dirancang untuk menggugah perasaan, dan ketika kita kehilangan penciptanya, wajar jika kita merasakan duka.