Manusia Ternyata Suka Dengarkan Lagu Sedih, Ilmuwan Jelaskan Alasannya
Ada penyebab mengapa manusia menyukai lagu sedih. Begini penjelasannya.
Ada penyebab mengapa manusia menyukai lagu sedih. Begini penjelasannya.
Manusia Ternyata Suka Dengarkan Lagu Sedih, Ilmuwan Jelaskan Alasannya
Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa musik sedih dapat memicu emosi positif, seperti empati atau apresiasi seni.
Namun, sebuah studi baru menemukan bahwa kita mungkin menikmati kesedihan yang disebabkan oleh musik tersebut.
“Saya kira bagian dari menjadi manusia adalah kita tidak bisa menerima gagasan bahwa ada sesuatu yang anehnya menyenangkan dalam emosi negatif,” kata Emery Schubert dari Universitas New South Wales di Australia.
-
Kenapa orang sedih suka dengarkan lagu mellow? Dilansir dari Medical Daily, sebuah penelitian yang menyatakan jika mendengarkan lagu sedih atau menonton film ber-genre menyayat hati bakal menawarkan perasaan emosional persis dengan seseorang yang patah hati.
-
Kenapa musik sedih bisa bantu atasi emosi? Penelitian dari Durham University dan University of Jyvaskyla menemukan dampak ini terutama dari lagu yang sedih. Diketahui lagu yang sedih bisa membantu kita mengatur mood serta memberikan rasa nyaman, lega, serta tenang.
-
Bagaimana lagu tentang depresi membantu orang? Melalui lirik yang mendalam dan melodi yang menyentuh, lagu-lagu ini dapat menjadi pelipur lara, tempat bernaung, dan cara untuk menyuarakan perasaan yang sering kali sulit diungkapkan.
-
Tentang apa sebenarnya lagu The Scientist? 'Itu hanya tentang perempuan. Aneh rasanya apapun yang ada dalam pikiran Anda, apakah itu kehancuran ekonomi global atau masalah lingkungan yang buruk, hal yang paling membuat Anda tertarik adalah saat Anda menyukai seseorang,' jelasnya.
-
Karya ilmiah apa itu? Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang dihasilkan dari penelitian atau analisis mendalam mengenai suatu tema dengan pendekatan ilmiah.
-
Kenapa lagu ini diberi judul The Scientist? Ada yang berpendapat bahwa Chris Martin yang menulis lagu ini tengah membandingkan dirinya sendiri dengan ilmuwan, yang sedang berusaha keras untuk memahami makna cinta.
Dilansir dari Indy100 & New Scientist, Senin (10/6), Schubert mengajak 50 orang, kebanyakan mahasiswa musik untuk memikirkan lagu-lagu sedih yang mereka sukai, dari Beethoven hingga Taylor Swift.
Mereka kemudian menjawab kuesioner online tentang emosi yang mereka rasakan saat mendengarkan musik tersebut.
Para peserta diminta membayangkan jika kesedihan dalam musik pilihan mereka dihilangkan.
Hasilnya, sebagian besar peserta mengatakan bahwa tanpa kesedihan, mereka akan kurang menghargai musik tersebut, dengan 82 persen melaporkan bahwa kesedihan menambah kenikmatan mereka.
Dalam eksperimen lain, Schubert meminta 53 orang lainnya untuk mengidentifikasi musik yang mereka sukai dan dianggap "mengharukan".
Mereka juga melaporkan perasaan sedih saat mendengarkan lagu-lagu tersebut, meski tetap menikmatinya.
Schubert menyimpulkan bahwa ada kemungkinan peserta menggabungkan emosi sedih dan terharu, sehingga mengalami hubungan langsung antara kesedihan dan kesenangan.
Mereka mungkin menggunakan kata "sedih" dan "mengharukan" untuk menggambarkan perasaan yang sama atau terkait erat.
Namun, Jonna Vuoskoski dari Universitas Oslo, Norwegia, berpendapat bahwa kesedihan yang diungkapkan artis dapat memicu perasaan terharu jika pendengarnya merasakan empati.
Lirik lagu sedih juga bisa membantu pendengar merasa tidak sendirian dan mencegah mereka memendam emosi.
Vuoskoski juga meragukan apakah peserta benar-benar bisa membayangkan menghilangkan kesedihan dari sebuah lagu tanpa menghilangkan perasaan terharu.
Hal ini menjelaskan mengapa mereka kurang menikmati musik tersebut.
Tuomas Eerola dari Universitas Durham, Inggris, skeptis bahwa orang bisa “menghilangkan” kesedihan dari lagu yang umumnya dianggap sedih.
“Penelitian ini bergantung pada asumsi bahwa pendengar bisa membedah penyebab emosional mereka terkait musik yang mereka sukai,” kata Eerola yang terkadang bekerja sama dengan Schubert namun tidak terlibat dalam penelitian ini.