Ilmuwan Ini Bocorkan Ada Orang-orang yang Berencana Gantikan Manusia dengan AI
Siapa yang bisa mengendalikan AI, maka ia akan berkuasa, kata seorang ilmuwan komputer.
Seseorang yang terkemuka dalam bidang kecerdasan buatan (AI) telah memberikan peringatan bahwa teknologi yang semakin maju tidak hanya dapat mengancam dunia, tetapi juga mereka yang mengendalikan teknologi tersebut bisa menjadi ancaman besar.
Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, ahli komputer terkenal Yoshua Bengio menyatakan bahwa beberapa elit teknologi berkeinginan untuk menggantikan manusia dengan AI. Yoshua Bengio, Kepala Institut Algoritma Pembelajaran di Universitas Montreal, adalah salah satu penanda tangan surat terbuka “Hak untuk Memperingatkan” yang disusun oleh para peneliti AI terkemuka di OpenAI.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
-
Siapa yang mengembangkan AI ini? Para peneliti di Denmark menggunakan data dari jutaan individu untuk membangun model yang dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan, mulai dari kesehatan hingga kehidupan sosial.
-
Apa yang digambarkan AI? Berikut adalah penggambaran capres menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
-
Siapa yang membuat AI ini? Malas menemukan Project December–sebuah alat AI yang dirancang untuk 'mensimulasikan orang yang telah meninggal'.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Siapa yang digambarkan AI? Berikut adalah penggambaran capres menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
Surat tersebut menyoroti bahwa mereka telah dibungkam mengenai bahaya teknologi ini. Bersama dengan Yann LeCun dan Geoffrey Hinton, Bengio sering disebut sebagai salah satu “Bapak AI”.
“Kecerdasan memberikan kekuasaan, Jadi, siapa yang akan mengendalikan kekuasaan itu? kata Bengio, seorang ahli pembelajaran mesin, kepada media selama KTT One Young World di Montreal.
"Ada orang-orang yang mungkin ingin menyalahgunakan kekuasaan itu, dan ada orang-orang yang mungkin senang melihat manusia digantikan oleh mesin," jelasnya.
Maksudnya, orang yang ingin menggantikan manusia dengan AI memang hanya segelintir. Tetapi bila dibiarkan tanpa adanya aturan yang jelas, orang-orang ini dapat memiliki banyak kekuasaan.
Melansir dari Futurism, Selasa (26/11), Bengio juga mencatat bahwa aspek finansial dari sistem AI, yang memerlukan miliaran dolar untuk pengembangannya, tidak bisa diabaikan.
“Hanya sedikit organisasi dan negara yang mampu melakukannya. Ini sudah terjadi,” ujar Bengio.
“Kita akan melihat pemusatan kekuasaan seperti kekuatan ekonomi, yang dapat merusak pasar; kekuatan politik, yang dapat merusak demokrasi; dan kekuatan militer, yang mengganggu stabilitas geopolitik dunia kita,” lanjutnya.
Para ahli saat ini tidak sepakat tentang kapan atau apakah AI dengan tingkat kecerdasan manusia, akan tercapai. Jika AI setingkat manusia tercapai sebelum kebijakan global menyesuaikan, menurut Bengio, akan menghadapi masalah serius.
“Jika itu terjadi dalam lima tahun ke depan, kita belum siap. Karena kita belum memiliki metode untuk memastikan bahwa sistem ini tidak akan merugikan masyarakat,” katanya.
Meski bukan pakar AI pertama yang menyuarakan peringatan tentang bahaya AI, Bengio memiliki kewibawaan yang tidak biasa. Bagaimanapun, dia adalah salah satu orang yang membantu menciptakan teknologi ini.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia