Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Beri Peringatan Keras Fenomena ini ke Umat Manusia
Apa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Apa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Beri Peringatan Keras Fenomena ini ke Umat Manusia
Sebelum wafatnya, fisikawan Stephen Hawking memberikan peringatan serius kepada umat manusia tentang potensi dan risiko kecerdasan buatan.
Meskipun ia meninggal di 2018, peringatan tersebut tetap relevan hingga saat ini.
-
Apa yang Stephen Hawking yakini? Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Mengapa AI bisa mengancam dunia? Seseorang yang terkemuka dalam bidang kecerdasan buatan (AI) telah memberikan peringatan bahwa teknologi yang semakin maju tidak hanya dapat mengancam dunia, tetapi juga mereka yang mengendalikan teknologi tersebut bisa menjadi ancaman besar.
-
Apa dampak buruk AI? Kehadiran hantu AI mungkin mengganggu proses berduka alami, sehingga berpotensi berdampak pada kesehatan mental masyarakat.
-
Kenapa hantu AI berbahaya? 'Menghidupkan kembali' orang mati secara virtual bisa memicu lebih banyak masalah daripada solusi, menyebabkan meningkatnya kebingungan, stres, kesedihan, kecemasan, dan bahkan lebih parah dapat memicu psikosis.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
-
Apa bahaya AI di 2024? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai 'Singularitas,' di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati. Sebagian besar, jika tidak semua, konten yang dihasilkan AI hanya memuntahkan, dalam beberapa hal, data yang digunakan untuk melatihnya.Namun AGI berpotensi melakukan pekerjaan tertentu lebih baik daripada kebanyakan orang, kata para ilmuwan. Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.
Stephen Hawking yang merupakan seorang ahli astrofisika terkemuka, telah lama memperingatkan kita tentang dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kecerdasan buatan di masa depan.
Bahkan sebelum banyak orang memahami sepenuhnya apa itu AI, Hawking sudah berada di depan dalam memberikan peringatan tentang potensi bahayanya.
Mengutip Indy100, Minggu (17/3), Dalam sebuah wawancara dengan BBC di 2014, Hawking dengan tegas menyatakan, "Perkembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat berarti akhir dari umat manusia."
Dengan visi futuristiknya, ia mencoba menjelaskan bagaimana teknologi ini dapat berkembang dengan cepat dan mengubah paradigma kehidupan manusia, terutama jika melebihi kecerdasan manusia itu sendiri.
Hal tersebut menurutnya dapat menyebabkan manusia tergantikan oleh kecerdasan buatan, karena manusia memiliki keterbatasan evolusi biologis yang lambat.
Hawking juga tidak ragu untuk menandatangani surat terbuka kepada PBB di 2015, bersama dengan sekitar 100 ahli lainnya yang memperingatkan tentang bahaya pengembangan kecerdasan buatan yang tidak terkontrol.
Bahkan, dalam bukunya yang terbit setelah kematiannya, Brief Answers to the Big Questions, ia mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemungkinan terjadinya ledakan kecerdasan buatan yang melebihi kemampuan manusia.
Sebagian dari kita mungkin meremehkan gagasan tentang mesin yang sangat cerdas sebagai sesuatu yang hanya ada dalam fiksi ilmiah, namun bagi Hawking, mengabaikan potensi ancaman ini adalah kesalahan besar.
Peringatannya menjadi suatu pengingat penting tentang perlunya mengawasi dan mengelola perkembangan kecerdasan buatan dengan bijaksana demi keberlangsungan manusia di masa depan.