Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Beri Peringatan Keras Fenomena ini ke Umat Manusia
Apa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Apa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Beri Peringatan Keras Fenomena ini ke Umat Manusia
Sebelum wafatnya, fisikawan Stephen Hawking memberikan peringatan serius kepada umat manusia tentang potensi dan risiko kecerdasan buatan.
Meskipun ia meninggal di 2018, peringatan tersebut tetap relevan hingga saat ini.
-
Apa yang Stephen Hawking yakini? Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Bagaimana AI memprediksi kematian seseorang? Informasi seperti waktu lahir, riwayat pendidikan, penghasilan, kondisi perumahan, dan status kesehatan digunakan dalam pelatihan model AI ini untuk meramalkan peristiwa kehidupan.
-
Bagaimana Robot AI memprediksi kematian? Life2vec menggunakan 6 juta data penduduk Denmark yang telah dikumpulkan dari tahun 2008-2020. Berdasarkan hasil analisis tersebut, Life2vec berhasil mencapai tingkat akurasi 79 persen.
-
Bagaimana AI ini memprediksi kematian? Para peneliti di Denmark menggunakan data dari jutaan individu untuk membangun model yang dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan, mulai dari kesehatan hingga kehidupan sosial.
-
Kecerdasan buatan apa yang bisa memprediksi kematian? Life2vec adalah sebuah inovasi transformer yang mengintegrasikan data besar dari rekaman kesehatan dan demografi Denmark untuk enam juta individu.
-
Apa dampak buruk AI? Kehadiran hantu AI mungkin mengganggu proses berduka alami, sehingga berpotensi berdampak pada kesehatan mental masyarakat.
Stephen Hawking yang merupakan seorang ahli astrofisika terkemuka, telah lama memperingatkan kita tentang dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kecerdasan buatan di masa depan.
Bahkan sebelum banyak orang memahami sepenuhnya apa itu AI, Hawking sudah berada di depan dalam memberikan peringatan tentang potensi bahayanya.
Mengutip Indy100, Minggu (17/3), Dalam sebuah wawancara dengan BBC di 2014, Hawking dengan tegas menyatakan, "Perkembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat berarti akhir dari umat manusia."
Dengan visi futuristiknya, ia mencoba menjelaskan bagaimana teknologi ini dapat berkembang dengan cepat dan mengubah paradigma kehidupan manusia, terutama jika melebihi kecerdasan manusia itu sendiri.
Hal tersebut menurutnya dapat menyebabkan manusia tergantikan oleh kecerdasan buatan, karena manusia memiliki keterbatasan evolusi biologis yang lambat.
Hawking juga tidak ragu untuk menandatangani surat terbuka kepada PBB di 2015, bersama dengan sekitar 100 ahli lainnya yang memperingatkan tentang bahaya pengembangan kecerdasan buatan yang tidak terkontrol.
Bahkan, dalam bukunya yang terbit setelah kematiannya, Brief Answers to the Big Questions, ia mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemungkinan terjadinya ledakan kecerdasan buatan yang melebihi kemampuan manusia.
Sebagian dari kita mungkin meremehkan gagasan tentang mesin yang sangat cerdas sebagai sesuatu yang hanya ada dalam fiksi ilmiah, namun bagi Hawking, mengabaikan potensi ancaman ini adalah kesalahan besar.
Peringatannya menjadi suatu pengingat penting tentang perlunya mengawasi dan mengelola perkembangan kecerdasan buatan dengan bijaksana demi keberlangsungan manusia di masa depan.