Pesan Penting Paus Fransiskus soal Pengembangan AI
Paus Fransiskus mengingatkan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan harus selalu digunakan untuk kepentingan semua orang.
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal karena pendekatan progresif dan keterbukaannya terhadap perubahan zaman, menunjukkan ketertarikannya pada teknologi modern dan penggunaannya secara etis.
Meskipun ia mengakui dirinya tidak mahir menggunakan komputer, Paus Fransiskus aktif berpartisipasi dalam diskusi mengenai peran teknologi dalam kehidupan manusia.
Mengutip VaticanNews dan Catholic News Agency, Rabu (4/9), dengan pendekatan yang penuh kesadaran, ia menekankan bahwa teknologi harus selalu berada di bawah kendali manusia dan digunakan untuk melayani kemanusiaan serta mendukung perkembangan nilai-nilai moral dan etis.
Salah satu contoh yang paling menonjol adalah ketika ia berpartisipasi dalam sesi Google Hangout dengan anak-anak berkebutuhan khusus dari berbagai negara, termasuk Spanyol, India, Brasil, dan Amerika Serikat.
Selain keterlibatan langsungnya dalam acara daring, Paus Fransiskus juga secara konsisten berbicara tentang pentingnya menggunakan teknologi secara etis dan bertanggung jawab. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan bahwa perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), harus diarahkan untuk mendukung martabat manusia dan kebaikan bersama.
Paus Fransiskus mengingatkan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan harus selalu digunakan untuk kepentingan semua orang, terutama mereka yang paling rentan.
"Saya yakin bahwa pengembangan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi masa depan umat manusia. Saya yakin potensi ini hanya dapat terwujud jika ada komitmen yang konstan dan konsisten dari pihak pengembang teknologi ini untuk bertindak secara etis dan bertanggung jawab," ujar dia.
Ia juga menekankan bahwa sampai kapanpun teknologi tidak bisa menggantikan peran manusia.
"Yang virtual tidak bisa menggantikan yang nyata, dan media sosial tidak bisa menggantikan ruang sosial," katanya.
Menurutnya, kemajuan teknologi harus mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, dengan tetap menghormati martabat manusia.