Sisi Negatif AI yang Perlu Diwaspadai
Kebutuhan pengaturan pemanfaatan kecerdasan buatan ini tengah dikaji oleh pemerintah.
chatgptSisi Negatif AI yang Perlu Diwaspadai
Belakangan ini pemanfaatan Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan semakin masif dilakukan. Salah satunya dengan kehadiran ChatGPT.Mesin kecerdasan buatan tersebut kerap dimanfaatkan sebagai asisten dalam membereskan beragam tugas, terutama yang berkaitan dengan teks, seperti membuat essai, ide, konten, penerjemahan dan semacamnya.
Sayangnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, mengungkapkan jika kebutuhan pengaturan pemanfaatan kecerdasan buatan ini tengah dikaji oleh pemerintah. Kenapa?
- Melankolis adalah Jenis Kepribadian Kreatif dan Unik, Ketahui Berbagai Tantangannya
- IMM Nilai Positif Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres: Anak Muda Bisa Berkiprah
- Sadisnya Kakek di OKU Selatan Bunuh Cucu Masih Bayi, Pemicunya Kesal Anak Malas Kerja
- 4 Hobi Positif yang Bikin Anak Tumbuh Tinggi
- Panglima TNI: Amunisi Meledak di Gudang Kodam Jaya Sudah Kedaluwarsa akan Di-disposal
- Disaksikan Jokowi, Senangnya Warga Dapat Bantuan Sembako Jelang Lebaran
Memunculkan Sisi Negatif
Nazar menuturkan jika kecerdasan buatan bisa memunculkan sisi-sisi negatif dan berbagai isu.
Contoh dari sisi negatif kecerdasan buatan ini, seperti kesalahan analisa akibat misinformasi berita, perlindungan hak cipta, sampai hal-hal yang terkait kemanusian.Pemerintah tak sendiri, tetapi juga melibatkan sejumlah lembaga, hingga mitra kerja di beragam sektor, seperti beberapa pakar teknologi, sosial, maupun budaya.
Tujuannya untuk berkolaborasi dalam mengkaji bersama masalah ini.
Walau begitu, Nezar mengungkapkan jika regulasi kecerdasan buatan ini tak dimaksudkan untuk menghambat inovasi, tetapi sebagai langkah antisipasi atas risiko yang mungkin muncul.
Nezar juga mengatakan, pemerintah telah berdiskusi dengan UNESCO tentang pemanfaatan AI atau kercerdasan buatan, terutama dari sisi etika.
Media Perlu Waspada Menggunakan Kecerdasan Buatan
Lebih lanjut, Nezar mengingatkan agar industri media lebih waspada dalam menggunakan AI.
Menurutnya, kecerdasan buatan dapat berakibat pada pemberitaan yang berujung disinformasi, apabila data yang diberikan salah dan tidak disiapkan dengan baik.
Selain itu, penggunaan AI juga punya potensi melanggar hak cipta. Banyak data-data penulis, gambar, suara yang dijalari oleh generative AI.
Di situlah kemudian menurut Nezar, ada unsur yang dilanggar dari karya yang diambil oleh kecerdasan buatan. Inilah kenapa efek negatif kecerdasan buatan atau AI ini harus diantisipasi ke depannya.
Butuh SDM yang Memadai
Kendati menegaskan pentingnya regulasi AI, Nezar Patria juga mendorong demokratisasi AI.
Menurutnya, langkah demokratisasi AI ini dapat memberikan akses penggunaan, pemanfaaan, pengembangan, dan pengaturan AI.
Hal tersebut dapat membuka peluang inovasi dan penyelesaian berbagai isu kontemporer AI secara kolaboratif.
Hanya saja, selain keberadaan infrastruktur internet, demokratisasi AI ini juga perlu regulasi dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
Sederet Isu yang Berkaitan dengan Kecerdasan Buatan
Adapun isu yang terkait dengan kecerdasan buatan ini menurut Nezar Patria ada beberapa macam, yaitu
1. Kesalahan atau misinformasi,
2. Privasi atau kerahasiaan,
3. Toxicity atau ancaman berbasis siber,
4. Perlindungan hak cipta,
5. Bias implementasi AI,
6. Pemahaman nilai kemanusiaan.
Menurut Nezar Patria, untuk mengatasi isu-isu ini, diperlukan regulasi agar pemanfaatan kecerdasan buatan sebagai teknologi, juga memungkinkan keberagaman dan menciptakan fair level playing field.