Keyakinan Stephen Hawking Mengenai Tuhan Akhirnya Terkuak
Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Keyakinan Stephen Hawking Mengenai Tuhan Akhirnya Terkuak
Stephen Hawking merupakan salah satu ilmuwan fisika yang paling terkenal di seluruh dunia.
Ia dikenal dengan berbagai penemuannya mengenai lubang hitam, seperti bahwa lubang hitam memancarkan energi yang akhirnya dinamakan sebagai radiasi Hawking.
-
Bagaimana Stephen Hawking melihat Tuhan? Pada 2014 Hawking pernah mengatakan kepada media bahwa ia adalah seorang ateis dan tidak mempercayai akan kehadiran Tuhan. Hawking mempercayai bahwa tidak akan ada surga ataupun kehidupan setelah kematian.
-
Siapa yang menemukan radiasi Hawking? Fisikawan Stephen Hawking menyadari bahwa sifat-sifat lubang hitam hanya bergantung pada beberapa parameter global, yaitu massa, muatan listrik, dan momentum sudutnya. Ketika lubang hitam tidak benar-benar menyedot benda lain, maka ia akan kehilangan energi dalam bentuk yang dinamakan 'radiasi Hawking'.
-
Apa yang Einstein katakan tentang Tuhan? Einstein juga menyatakan kebingungannya mengenai kedua interpretasi yang bertentangan tersebut. Di sisi lain, ketika ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa tidak mungkin ada satu entitas super yang bertanggung jawab atas penciptaan, gagasan tentang Tuhan dengan bentuk 'manusia' menjadi lemah.
-
Bagaimana Einstein memandang Tuhan? Einstein pernah menyatakan kekagumannya terhadap gagasan bahwa dunia mungkin telah diciptakan oleh kekuatan yang lebih tinggi dengan pengetahuan ilmiah.
-
Bagaimana Stephen Hawking mengungkap cara kerja black hole? Hawking kemudian cari tahu cara kerja black hole dan melaporkan penelitianya dalam studi 2016 bertajuk Physical Review Letters.
-
Apa pandangan Albert Einstein tentang Tuhan? Sosok fisikawan modern yang lahir pada abad ke-20 ini lahir dari keluarga Yahudi sekuler, namun ketika beranjak dewasa ia menghindari label agama tertentu dan menolak tentang keberadaan Tuhan yang bersifat pribadi.
Sebagai seseorang yang sangat lekat dengan ilmu pengetahuan, semasa hidupnya, Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Mengutip Indy100 dan Majalah Time, Kamis (30/5), Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
“Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,”
Hawking kepada surat kabar El Mundo.
Dalam salah satu bukunya yang terkenal, A Brief History of Time, Hawking menulis bahwa jika para fisikawan bisa menemukan “teori segala sesuatu”, yaitu penjelasan yang padu mengenai bagaimana alam semesta bekerja, mereka akan bisa melihat secara sekilas “pikiran Tuhan”.
“Yang saya maksud dengan ‘kita akan mengetahui pikiran Tuhan’ adalah bahwa kita akan mengetahui semua yang akan diketahui Tuhan, jika memang ada Tuhan, padahal tidak ada. Saya adalah seorang ateis,” jelas Hawking.
Hawking telah didiagnosis dengan kondisi neurodegeneratif yang tidak dapat disembuhkan, yaitu sklerosis lateral amiotrofik (ALS), pada usia ke-21. Seiring berjalannya waktu, Hawking menjadi lumpuh dan kehilangan kemampuan berbicaranya.
“Selama berabad-abad, diyakini bahwa orang-orang penyandang disabilitas seperti saya hidup di bawah kutukan yang ditimpakan oleh Tuhan,” tulis Hawking dalam bukunya, The Theory of Everything: The Origin and Fate of the Universe.
Hawking mengatakan bahwa jika orang percaya pada sains, mereka “akan percaya bahwa ada hukum-hukum tertentu yang selalu dipatuhi.”
Ia menambahkan bawah hukum-hukum tersebut bisa saja merupakan karya Tuhan. Meskipun begitu, hal-hal itu “lebih merupakan definisi dari Tuhan daripada bukti keberadaan-Nya.”
Hawking juga tidak percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian. Ia mengumpamakan otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja ketika komponen-komponennya rusak.
“Tidak ada surga atau akhirat untuk komputer yang rusak; itu adalah cerita dongeng untuk orang-orang yang takut akan kegelapan,” ucap Hawking kepada The Guardian.
Stephen Hawking meninggal pada 14 Maret 2018 di Cambridge, Inggris.