Ini Isi Surat Balasan Einstein kepada Seorang Gadis Kecil tentang Konsep Tuhan, Alam Semesta, dan Sains
Berikut jawaban sederhana Albert Einstein kepada seorang bocah kecil.

Berikut jawaban sederhana Albert Einstein kepada seorang bocah kecil.

Ini Isi Surat Balasan Einstein kepada Seorang Gadis Kecil tentang Konsep Tuhan, Alam Semesta, dan Sains
Pada Januari 1936, seorang gadis bernama Phyllis yang duduk di bangku kelas enam sekolah dasar datang dengan membawa rasa penasarannya.
Rasa penasarannya ini kemudian ia tanyakan kepada Albert Einstein melalui surat. Ia begitu penasaran dan menunggu jawaban dari Einstein tentang kaitan antara Tuhan, alam semesta, dan sains.

Isi surat tersebut ia tulis kepada Einstein untuk mempertanyakan kepercayaan sang fisikawan terkait sains dan agama.
Setelah menerima surat dari Phyllis, Einstein pun lekas membalasnya. Berikut adalah isi surat dari gadis kecil bernama Phyllis itu.
Dr. Einstein yang saya sayangi,
Kami mengajukan pertanyaan : ‘Apakah para ilmuwan berdoa?’ karena pada kelas di sekolah minggu kami, hal ini menimbulkan pertanyaan apakah kami bisa mempercayai kaitan antara sains dan agama.
Kami juga menuliskan surat ini kepada para ilmuwan dan orang-orang penting lainnya, untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini.
Kami akan merasa sangat tersanjung jika anda mau menjawab pertanyaan kami: Apakah para ilmuwan berdoa, dan apa yang mereka doakan?
Kami siswa kelas enam, kelas ibu guru Ellis.
Hormat kami,
Pyhllis

Balasan Surat Einstein
Mengutip Big Think, Minggu, (15/10), setelah mendapatkan surat tersebut, lima hari kemudian Einstein membalas surat tersebut untuk menjawab keingintahuan para anak-anak. Berikut adalah surat balasan Einstein kepada gadis kecil itu.
Dear Phyllis,
Saya akan mencoba menjawab pertanyaanmu sesederhana mungkin. Ini jawaban saya:
Para ilmuwan percaya bahwa setiap kejadian termasuk urusan manusia disebabkan oleh hukum alam. Oleh karena itu, seorang ilmuwan tidak boleh terlalu percaya bahwa terjadinya suatu peristiwa dipengaruhi oleh doa atau keinginan yang diwujudkan secara supranatural.
Namun, kita harus mengimbanginya dengan ilmu pengetahuan. Walaupun dunia ini memiliki roh yang tertinggi dan bertumpu pada keyakinan, namun kepercayaan akan hal tersebut harus selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan saat ini.
Jauh daripada itu, ketika para ilmuwan memperdalam ilmu pengetahuan menjadi yakin bahwa sebenarnya ada roh yang dalam hukum alam semesta, yang lebih unggul daripada hukum manusia.
Dengan cara ini, pencarian ilmu pengetahuan mengarah pada perasaan religius khusus, yang tentunya sangat berbeda dengan religiusitas seseorang yang lebih naif.
Salam,
A. Einstein

Berdasarkan jawaban tersebut, Einstein terlihat sangat berhati-hati agar penjelasannya tidak terlalu sulit untuk dipahami.
Padahal, enam bulan sebelumnya ia pernah menjelaskan hal ini dengan bahasa yang lebih rumit dan tegas.