Ini Isi Tulisan Albert Einstein soal Konsep Tuhan yang Dilelang Harganya Rp 1,8 Miliar
Einstein pernah berpendapat tentang keberadaan Tuhan dalam sebuah surat.
Einstein pernah berpendapat tentang keberadaan Tuhan dalam sebuah surat.
Ini Isi Tulisan Albert Einstein soal Konsep Tuhan yang Dilelang Harganya Rp 1,8 Miliar
Para ilmuwan jenius di dunia ini kerap mempertanyakan keberadaan Tuhan. Salah satunya adalah Albert Einstein. Penemu teori relativitas ini pernah menyatakan kekagumannya terhadap gagasan bahwa dunia mungkin telah diciptakan oleh kekuatan yang lebih tinggi dengan pengetahuan ilmiah. Pernyataan itu tertuang dalam sebuah surat yang ditulis Einstein kepada Martha Munk, seorang pengajar agama. Dalam tulisannya, Tuhan-Tuhan inilah yang memiliki pemahaman ilmiah, mampu membentuk dunia dengan cara yang dapat dipahami oleh manusia. Surat bertuliskan tangan ini, dikabarkan kini dilelang.
-
Apa pandangan Albert Einstein tentang Tuhan? Sosok fisikawan modern yang lahir pada abad ke-20 ini lahir dari keluarga Yahudi sekuler, namun ketika beranjak dewasa ia menghindari label agama tertentu dan menolak tentang keberadaan Tuhan yang bersifat pribadi.
-
Siapakah Albert Einstein? Sosok fisikawan modern yang lahir pada abad ke-20 ini lahir dari keluarga Yahudi sekuler, namun ketika beranjak dewasa ia menghindari label agama tertentu dan menolak tentang keberadaan Tuhan yang bersifat pribadi.
-
Apa kekayaan Einstein? Albert Einstein diduga memiliki kekayaan bersih yang diperkirakan sekitar USD1,5 juta pada saat kematiannya pada tahun 1955. Ini setara dengan sekitar USD14 juta dalam nilai uang saat ini setelah disesuaikan dengan inflasi.
-
Apa karya utama Albert Einstein? Albert Einstein dikenal dengan hukum relativitasnya.
-
Apa kontribusi terbesar Albert Einstein? Karya Einstein yang terbesar adalah teori relativitas, salah satu teori yang mendefinisikan pengetahuan fisik manusia mengenai alam semesta.
-
Kenapa Albert Einstein menolak Tuhan? Sosok fisikawan modern yang lahir pada abad ke-20 ini lahir dari keluarga Yahudi sekuler, namun ketika beranjak dewasa ia menghindari label agama tertentu dan menolak tentang keberadaan Tuhan yang bersifat pribadi.
Dikutip dari laporan TimesofIndia & DailyMail, Minggu (23/7), surat itu disebut-sebut dilelang dengan harga fantastis. Berapa? USD 125.000 atau Rp 1,8 miliar.
Isi Surat
Einstein menyiratkan bahwa ketika Kitab Suci diartikan secara harfiah, itu memberikan pemahaman yang jelas tentang iman dan agama bagi manusia. Namun, ia bertentangan dengan dirinya sendiri, menyatakan bahwa ketika Kitab Suci didekati dari perspektif simbolis, banyak peristiwa yang disebutkan menjadi tidak masuk akal dan tidak praktis bagi manusia. Akibatnya, ia menyimpulkan bahwa Tuhan tidak dapat diwujudkan sebagai entitas yang serupa dengan manusia.
Einstein juga menyatakan kebingungannya mengenai kedua interpretasi yang bertentangan tersebut.
Di satu sisi, manusia cenderung memberikan konsep Tuhan sifat antropomorfis, memberinya bentuk mirip manusia dalam pikiran mereka.
Di sisi lain, ketika ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa tidak mungkin ada satu entitas super yang bertanggung jawab atas penciptaan, gagasan tentang Tuhan dengan bentuk 'manusia' menjadi lemah.
Dengan demikian, ia mengatakan bahwa mereka dengan pola pikir ilmiah mungkin merasa sulit menerima penjelasan yang membenarkan keberadaan Tuhan sebagaimana yang digambarkan dalam naskah-naskah agama. Dia mengaitkan hal ini dengan konsep berpikir kausal, di mana alasan-alasan diatribusikan pada hampir segala sesuatu tanpa bukti yang memadai, sebuah sikap yang sering kali berkembang melalui pemikiran ilmiah.
Kehidupan Einstein di Amerika Serikat
Pada saat menulis surat itu, Einstein telah menjadi warga negara alami Amerika Serikat selama satu dekade. Ia terpaksa melarikan diri dari Jerman karena pendudukan Nazi dan kebangkitan Adolf Hitler ke tampuk kekuasaan.
Setelah beberapa waktu tinggal di Belgia dan Britania Raya, akhirnya ia menetap di Amerika Serikat.
Kontribusi revolusionernya dalam fisika, termasuk teori relativitas dan konsepnya tentang massa, energi, ruang, dan waktu, telah secara signifikan memengaruhi pemahaman ilmiah.