Tifatul ingin Indosat sewa transponder ke BRI
Merdeka.com - Hak pengelolaan slot satelit 150,5 BT yang semula dimiliki Indosat nampaknya akan segera berpindah ke BRI. Sinyal kuat itu diungkapkan Menkominfo Tifatul Sembiring yang ingin Indosat menyewa tranponder saja ke BRI.
"Sebenarnya terserah pembicaraan diantara mereka, business to business. Pola kerja sama seperti apa yang mereka sepakati, misalnya Indosat cukup menyewa transponder satelit ke BRI," ujarnya di sela-sela peluncuran SMS Broadcast Pemilu, Senin (25/3).
Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo Gatot S. Dewabroto mengungkapkan keputusan soal pengelolaan slot orbit satelit 150,5 BT akan ditentukan pekan ini.
-
Apa yang mereka bicarakan? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Siapa saja yang terlibat dalam komunikasi? Pengirim pesan adalah orang atau entitas yang mengirimkan pesan, sedangkan penerima pesan adalah orang atau entitas yang menerima pesan.
-
Siapa yang bertemu untuk membahas peluang kerja sama? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah bertemu Duta Besar untuk Laos, Grata Endah Werdaningtyas.
-
Apa itu komunikasi? Komunikasi adalah proses bertukar informasi, ide, dan emosi antara individu atau kelompok melalui berbagai metode seperti lisan, tertulis, atau non-verbal.
-
Siapa yang berperan sebagai penengah negosiasi? Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Aljazeera negosiasi berpusat pada berapa lama gencatan senjata akan berlangsung, pengaturan untuk pengiriman bantuan ke Gaza dan pertukaran tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas untuk tahanan Palestina di Israel.
Seorang eksekutif BRI sendiri mengklaim pihaknya telah mendapatkan lampu hijau untuk mengelola satelit di slot orbit tersebut yang mana sekitar 80 persen akan dimanfaatkan BRI sedangkan sisanya untuk pemerintah, diantaranya Kemenhan.
"Kebutuhan BRI akan satelit sangat banyak. Nantinya pun satelit tersebut lebih banyak digunakan sendiri sehingga diharapkan perizinannya tidak terlalu kaku," katanya.
Sementara itu, Presdir Indosat Alexander Rusli mengklaim pihaknya tidak merasa pemerintah lebih condong ke BRI karena pembicaraan diantara kedua pihak masih terus berlangsung."Kami sih siap bekerja sama dengan siapa saja, termasuk dengan BRI," tegasnya.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Elon Musk telah bertemu dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika membahas perizinannya.
Baca SelengkapnyaBRI berja sama dengan Telkomsel menghadirkan fasilitas dan layanan.
Baca SelengkapnyaAda hal lain nampaknya dari rayuan pemerintah ke Elon Musk untuk hadirkan satelit Starlink.
Baca SelengkapnyaStarlink tak bisa melenggang begitu saja di Indonesia tanpa syarat yang harus dipenuhi.
Baca SelengkapnyaKerja sama ini memungkinkan Telkomsat untuk menggelar layanan bisnis berbasis Starlink.
Baca SelengkapnyaSaat ini tidak ada hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Israel, relasi bisnis antara kedua negara ini tetap bisa berjalan.
Baca SelengkapnyaBTS akan tetap diperlukan meskipun ada teknologi satelit. Keduanya saling melengkapi.
Baca SelengkapnyaAda kesepakatan yang terjadi antara Edward Hutahean dengan Irwan dan Anang Latief.
Baca SelengkapnyaIndosat Ooredoo Hutchison (IOH) tak menutup kemungkinan akan bekerja sama dengan provider satelit Low Earth Orbit (LEO), termasuk Starlink.
Baca Selengkapnya