Tips Cerdas Berinternet Untuk Orangtua dan Anak Dari Google
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, Google mengungkap program Keluarga Tangkas Berinternet. Ini adalah program untuk mengedukasi orangtua, anak, serta tenaga pengajar. Hal ini hadir agar semua elemen tersebut dapat berinternet dengan nyaman serta aman.
Program ini hadir dalam bentuk webinar dan video pendek edukasi untuk para orangtua. Google bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mendukung program ini, salah satunya adalah Yayasan Sejiwa.
Saat peluncuran program ini, Koordinator Program Yayasan Sejiwa, Andika Zakiy, juga sempat membagikan tips Cerdas Berinternet yang terdapat di modul Tangkas Berinternet dan bisa diakses dari situs resmi Keluarga Tangkas Berinternet.
-
Bagaimana orangtua bisa membantu anak mencari informasi? Ini adalah peluang untuk mengajarkan keterampilan penelitian dan penggunaan sumber daya seperti buku, internet, atau perpustakaan.
-
Siapa yang memberi tips digital parenting? Dilansir dari Smithsonian Mag, sebagai panduan, John Palfrey dan Urs Gasser, dua pendidik yang telah melakukan penelitian selama 15 tahun terkait penggunaan teknologi oleh anak-anak, memberikan sepuluh tips berdasarkan penelitian dan pengalaman mereka.
-
Apa saja aturan internet yang perlu orang tua buat? Salah satu langkah penting adalah merumuskan aturan yang jelas mengenai kapan dan bagaimana anak-anak dapat berinteraksi secara online. Komunikasi yang terbuka dan jujur akan selalu memperkuat kepercayaan antara orang tua dan anak.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Bagaimana orang tua bisa bantu anak belajar? Buat Anak Lebih Terlibat Melibatkan anak pada saat membeli kebutuhan belajar sehari-hari yang berhubungan dengan belajar bisa membantu. Hal ini membuat anak lebih terlibat dan tertarik untuk belajar.
-
Apa itu Pencarian Aman pada Google? Pencarian aman atau SafeSearch adalah fitur yang disediakan oleh Google untuk membantu mengontrol dan membatasi konten yang muncul dalam hasil pencarian, terutama untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak pantas atau tidak sesuai.
Menurut Andika dalam sesi webinar yang digelar yang dikutip dari Liputan6.com, secara umum, Cerdas Berinternet berarti mampu memilih hal apa saja yang boleh dibagikan di internet dan pada siapa hal tersebut boleh dibagikan.
Sikap tersebut lantas dapat diterapkan dengan melakukan sejumlah hal. Salah satunya adalah menjadi pengguna internet yang positif, layaknya di kehidupan nyata.
"Jadi, kalau ada hal yang tidak ingin kita lakukan di dunia nyata. Jangan lakukan di dunia online. Jadi mengibaratkan dunia online itu sebagai salah satu kehidupan kita, kalau ada hal negatif yang tidak mau lakukan di dunia nyata, jangan lakukan di dunia online," tuturnya.
Selain itu, pengguna internet yang cerdas harus memikirkan dampak dari unggahan yang dibuatnya. Apabila dirasa memiliki dampak kurang baik, Andika mengatakan, sebaiknya tahan untuk mengunggahnya.
"Yang ketiga, lindungi rahasiamu. Karena melindungi rahasia ini adalah bagian sangat penting. Kalau rahasia kita diambil orang lain, bisa orang lain menyebarkan konten negatif dari diri kita," ujarnya melanjutkan.
Hal lain yang juga tidak kalah penting, Andika menuturkan, pengguna internet yang cerdas jangan berasumsi pengguna lain selalu memiliki pemikiran yang sama. Oleh karena itu, pengguna harus selalu memikirkan perspektif orang lain saat ingin mengunggah sesuatu.
"Yang kelima, selalu menghormati pilihan privasi orang lain, meskipun mungkin kamu tidak setuju dengan pilihan tersebut. Jadi, menjaga privasi orang lain juga menjadi kewajiban kita di internet," ujarnya menjelaskan.
Google Gelar Program Program Keluarga Tangkas Berinternet
Untuk diketahui, Google baru saja meluncurkan program Keluarga Tangkas Berinternet yang bertepatan dengan Hari Internet Aman Sedunia. Untuk menghadirkan program ini di Indonesia, Google bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk salah satunya Yayasan Sejiwa.
Sesuai namanya, program ini ditujukan untuk membantu mengedukasi keluarga, baik orang tua maupun anak-anak, serta tenaga pengajar agar dapat mengakses internet secara aman dan nyaman, sekaligus bentuk dukungan pada digital parenting.
"Meningkatnya aktivitas online anak-anak membuat orang tua khawatir, mulai dari keamanan data anak-anaknya hingga dengan siapa saja mereka berinteraksi," tutur Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Google Indonesia, Putri Alam.
Putri menuturkan, Google sudah memiliki sejumlah fitur seperti Family Link maupun Safe Search yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk memantau aktivitas online anak-anak. Namun fitur itu perlu didukung dengan edukasi untuk para orang tua.
"Lewat program Keluarga Tangkas Berinternet, kami ingin agar orang tua dapat berdiskusi dengan anak mengenai keamanan internet, termasuk mengajarkan beragam hal sebelum anak-anak mengakses internet," ujarnya melanjutkan.
Sebagai bagian dari program ini, Google akan menggelar sejumlah webinar dan video edukasi yang terbuka untuk masyarakat umum. Saat ini, Putri menuturkan ada tiga video edukasi yang telah tersedia di kanal YouTube Google Indonesia yang akan terus bertambah.
Webinar Keluarga Tangkas Berinternet
Pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana mengaku senang bisa bergabung di dalam program ini. Sebab, anak-anak saat ini tidak dimungkiri hidup di dunia nyata dan maya, sehingga orang tua juga perlu melindungi anak-anak di dunia itu.
"Kami ingin membantu menguatkan bapak ibu sekalian sekaligus melakukan pendampingan," kata Diena.
Webinar di dalam program ini akan digelar setiap dua pekan sekali, pada Sabtu pukul 14.00 hingga 15.30 WIB.
Jadwal pertama webinar ini akan dilakukan mulai 20 Februari 2021 hingga Juni 2021. Setiap webinar akan mengusung berbagai tema, mulai dari tangguh berinternet hingga cara melawan bahaya digital.
Diena menuturkan pendaftaran untuk sesi webinar dalam program ini sudah dibuka. Untuk itu, orang tua yang ingin bergabung dapat mendaftar melalui tautan yang sudah disediakan.
Program ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustinus Mario Damar
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orangtua perlu mengatur strategi dengan tepat demi perkembangan anak di era digital ini.
Baca SelengkapnyaFitur Pencarian Aman mendukung pengawasan internet pada anak.
Baca SelengkapnyaKunci utama dalam melindungi anak di era digital adalah membangun lingkungan yang aman dan protektif, terutama dari orang tua dan keluarga.
Baca SelengkapnyaPada era digital ini, anak perlu dilindungi dari permasalahan digital yang muncul akibat gawai.
Baca SelengkapnyaOrang tua pasti selalu ingin memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak-anak mereka.
Baca Selengkapnyatahukah kalian bahwa penggunaan gadget pada anak memiliki dampak yang berbahaya?
Baca SelengkapnyaTak perlu kaget saat si kecil mengajukan pertanyaan yang sulit nan aneh, sebab ada tips untuk menjawabnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah cara perlu dilakukan oleh orangtua untuk membatasi screentime anak sejak usia dini.
Baca SelengkapnyaRibuan orang tua siswa di Banyuwangi telah mengikuti pendidikan parenting, Sekolah Orang Tua Hebat (Sobat), yang difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaMencegah anak terlibat dalam pergaulan bebas juga bisa dilakukan orangtua walau dari jauh.
Baca SelengkapnyaKecerdasan anak balita penting untuk diperhatikan dan dikembangkan secara efektif oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca Selengkapnya