Profil
Todung Mulya Lubis
Todung Mulya Lubis, SH lahir di Tapanuli Selatan pada tanggal 4 Juli 1949. Masa kecil hingga remaja banyak Todung habiskan di Pulau Sumatra. Setamat sekolah dasar di Jambi, dia melanjutkan ke sekolah menengah pertama di Pekanbaru, Riau dan sekolah menengah atas di Medan. Setelah menyelesaikan sekolahnya di SMA, Tudung mulai tertarik dengan dunia hukum. Hal ini membuatnya mengambil jurusan hukum ketika dia hijrah ke Jakarta dan melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Ketika masih menjadi seorang mahasiswa, Todung sudah menjadi seorang aktivis. Debut awalnya sebagai seorang penentang kekuasaan adalah ketika dia dan rekan-rekannya melakukan protes terhadap pembangunan Taman Mini Indonesia. Menurut Todung, peningkatan taraf hidup guru dan pelayanan publik yang baik lebih mendesak dibandingkan dengan pembangunan sebuah taman yang cuma sekedar tiruan dari apa yang telah dikerjakan di Muangthai.
Pada tahun 1974, menjelang kuliah hukumnya selesai di Universitas Indonesia, Todung magang di LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Jakarta dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Bidang Nonlitigasi. Todung kemudian mendirikan divisi hak-hak asasi manusia di LBH. Tahun 1979 untuk pertama kali, LBH menerbitkan laporan tentang keadaan hak-hak asasi manusia di Indonesia, yang menjadi asal-mula laporan serupa yang diterbitkan secara rutin sampai sekarang. Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Todung sempat melanjutkan studi tentang hukum ke Law School, University of California, Berkeley, USA dan Harvard Law School, Cambridge, Massachusetts, USA.
Pada tahun 1991, Todung mendirikan the Law Office of Mulya Lubis and Partners yang sekarang lebih dikenal dengan nama Lubis Santosa and Maulana Law Offices. Bersama dengan lembaganya ini, Todung Mulya Lubis banyak terlibat dalam praktek korporasi dan komersial serta penyelesaian sengketa karya perusahaan.
Dia memimpin kelompok praktik korporasi dan komersial perusahaan dalam jumlah transaksi besar. Dia juga secara intensif terlibat dan memimpin penyelesaian sengketa perusahaan kelompok praktek di litigasi profil tinggi perusahaan. Todung pernah tercantum dalam Pengacara Bisnis sebagai pengacara terkemuka dalam penyelesaian sengketa di Indonesia (The International Who’s Who of Business Lawyers as a leading lawyer in dispute resolution in Indonesia). The Asia Pacific Legal, edisi 500 – 2006/2007 juga memilih T Mulya Lubis sebagai individu terkemuka yang berpengaruh besar dalam praktek penyelesaian sengketa di Indonesia.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahro