Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Cara Perkembangan Virus Corona Dalam Tubuh, Patut Diwaspadai

7 Cara Perkembangan Virus Corona Dalam Tubuh, Patut Diwaspadai Ilustrasi masker. ©Shutterstock/photomak

Merdeka.com - Perkembangan virus corona mengalami mutasi sejak sekian tahun lamanya dan menjangkit banyak korban. Beberapa tipe virus corona ada yang sudah ditemukan vaksin, namun belum untuk jenis 2019-nCov yang sedang merebak saat ini.

Perkembangan virus corona ketika mulai masuk dalam tubuh dan menyebar ke beberapa jaringan tubuh, juga masih dalam tahap penelitian. Berbagai studi secara bertahap selalu melaporkan hasil mengenai virus corona atau COVID-19 ini.

Berikut merdeka.com telah merangkum mengenai perkembangan virus corona di dalam tubuh dari berbagai sumber.

COVID-19 Mempengaruhi Paru-Paru

Melansir dari Healthline, layaknya virus corona yang menyerang manusia sebelumnya, SARS, MERS, dan flu biasa. COVID-19 merupakan penyakit pernapasan, sehingga paru-paru biasanya lebih dulu terkena.

ilustrasi paru paru

Shutterstock.com/Spectral-Design

Muncul gejala segera setelah 2 atau selama 14 hari, setelah terpapar virus corona. Tingkat keparahan COVID-19 bervariasi, dari gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali, hingga sakit parah atau kadang fatal.

Data di lebih dari 17.000 kasus yang dilaporkan China menemukan bahwa sekitar 81 persen kasusnya ringan, sisanya parah atau kritis.

Prof. dr. Laura E. Evans, Direktur Medis, Perawatan Kritis UWMC, Apa yang sering nampak pada pasien sakit parah dengan COVID-19 adalah suatu kondisi yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut, atau ARDS,".

Perkembangan virus corona di tubuh pertama kali menyerang paru-paru, dengan sebagian kasus mengalami gejala pernapasan minor. Sedangkan yang lain mengalami pneumonia yang tidak mengancam jiwa. Tetapi ada sekelompok orang yang mengalami kerusakan paru-paru parah.

Organ Lain yang Terkena COVID-19

karantina diri

washingtonpost.com 2020 Merdeka.com

"Perkembangan virus corona di dalam tubuh sebagian mempengaruhi sistem kerja organ lain. Pada pasien yang sakit parah, sebagian besar pasien itu juga mengalami disfungsi dalam sistem organ lain," ujar Prof. dr. Laura E. Evans.

Hal ini bisa terjadi dengan infeksi parah. Kerusakan pada organ ini tidak selalu secara langsung muncul dari adanya infeksi, tetapi diakibatkan oleh respon tubuh terhadap infeksi.

Perut dan Usus

Perkembangan virus corona di dalam tubuh selanjutnya yang dialami oleh beberapa pasien positif COVID-19 melaporkan gejala gastrointestinal. Tanda berupa rasa mual atau diare, meski gejala ini lebih jarang terjadi daripada masalah pada paru-paru.

Kemungkinan yang ada, virus hanya masuk di organ paru-paru dan tidak mencapai usus.

Hasil penelitian dari New England Journal of Medicine, melaporkan bahwa sampel tinja dari orang terjangkit COVID-19 dinyatakan positif virus corona. Namun, masih dalam studi tindak lanjut mengenai penularan tinja dari virus ini apakah dapat terjadi.

Jantung dan Pembuluh Darah

ilustrasi jantung

2020 Merdeka.com/www.pixabay.com

Prof. dr. Laura E. Evans mengungkapkan, bahwa COVID-19 juga bisa memengaruhi jantung dan pembuluh darah.

Muncul sebagai irama jantung yang tidak teratur, karena tidak cukup darah masuk ke jaringan, atau tekanan darah yang cukup rendah. Sejauh ini, belum ada indikasi mengenai virus corona baru ini bisa langsung merusak jantung.

Hati dan Ginjal

Perkembangan virus corona di dalam tubuh berikutnya diduga mempengaruhi sistem kerja hati dan ginjal.

Masih dilansir dari Healthline, saat sel-sel hati meradang atau rusak, mereka bisa bocor lebih tinggi dari jumlah normal enzim ke aliran darah.

Terdapat tanda kerusakan hati pada seorang positif COVID-19. Dokter mengutarakan, belum jelas apakah virus atau obat yang digunakan dalam perawatan, yang menyebabkan kerusakannya.

Menurut laporan WHO, ada sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa virus secara langsung menyebabkan cedera ginjal.

Kata dr. James Cherry, ahli pediatri dan penyakit menular, UCLA Medical Center, Santa Monica, ketika Anda menderita radang paru-paru, Anda hanya menerima sedikit oksigen yang beredar, dan itu dapat merusak ginjal.

Kerusakan ginjal mungkin disebabkan oleh perubahan lain selama infeksi virus corona atau COVID-19.

Sistem Kekebalan Tubuh

Perkembangan virus corona di dalam tubuh selanjutnya tentu normal bagi setiap tubuh ketika ada virus dan bakteri yang masuk, yakni sistem kekebalan.

Meski respons imun ini mampu membersihkan tubuh dari infeksi, tapi terkadang juga bisa menyebabkan kerusakan kolateral pada tubuh.

Datang dalam bentuk respons peradangan yang intens, dikenal sebagai "badai sitokin." Sel-sel kekebalan memproduksi sitokin untuk melawan infeksi, tapi jika terlalu banyak yang dilepaskan, bisa menyebabkan masalah dalam tubuh.

"Banyak (kerusakan dalam tubuh selama virus corona atau COVID-19) disebabkan oleh apa yang kita sebut sindrom sepsis, berasal dari reaksi imun yang kompleks," ujar Prof. dr. Laura E. Evans.

Kelebihan respons imun yang sebagian besar dialami oleh orang dewasa. dr. James Cherry menambahkan, Anak-anak memiliki respon imun langsung, sedangkan orang yang lebih tua kadang memiliki respons berlebihan.

Virus Corona Bertahan Sekitar 5 Minggu dalam Tubuh

Melansir dari CBS News, 19 dokter yang menulis studi ini menganalisis catatan medis dari 191 pasien di China.

  • Virus corona ada dalam tubuh pasien dengan status penyakit parah selama rata-rata 19 hari.
  • Virus corona di dalam tubuh pasien dengan status penyakit kritis selama rata-rata 24 hari.
  • Secara keseluruhan, virus terdeteksi selama rata-rata 20 hari pada pasien yang akhirnya keluar dari rumah sakit.
  • Virus corona di saluran pernapasan pasien yang meninggal, terdeteksi hingga kematian.
  • cbs news

    CBS News 2020 Merdeka.com

    Sebuah studi baru dalam The Lancet medical journal, menemukan bahwa virus corona atau COVID-19 hidup di saluran pernapasan beberapa pasien selama lebih dari lima minggu. Beberapa pasien menerima antivirus tetapi obat itu nampaknya tidak memperpendek umur virus.

    Jangka waktu terpendek virus corona hidup di saluran pernapasan orang yang selamat adalah 8 hari. Hal yang paling mengejutkan dari semuanya, ada beberapa kasus, virus bertahan selama 37 hari.

    cbs news

    CBS News 2020 Merdeka.com

    Dr. David Agus, Kontributor medis CBS News, mengatakan menggunakan temuan ini untuk memperkirakan berapa lama seseorang bisa menular, sebagai mengenai pertimbangan keputusan dalam karantina mandiri 14 hari di rumah.

    Itulah beberapa cara perkembangan virus corona di dalam tubuh yang patut diwaspadai. Ikutilah setiap langkah anjuran dari pihak medis, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh sebagai penangkal virus masuk. Semoga bermanfaat. (mdk/kur)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Macam-macam Virus dan Penyakitnya bagi Tubuh Manusia, dari Ringan sampai Mematikan
    Macam-macam Virus dan Penyakitnya bagi Tubuh Manusia, dari Ringan sampai Mematikan

    Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.

    Baca Selengkapnya
    Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
    Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

    Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

    Baca Selengkapnya
    Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
    Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

    Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

    Baca Selengkapnya
    Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
    Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

    Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

    Baca Selengkapnya
    Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
    Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

    Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

    Baca Selengkapnya
    Macam-Macam Virus dan Pengaruhnya pada Tubuh, Perlu Diwaspadai
    Macam-Macam Virus dan Pengaruhnya pada Tubuh, Perlu Diwaspadai

    Terdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.

    Baca Selengkapnya
    Jenis Virus yang dapat Menyerang Manusia, Picu Dampak Ringan hingga Berbahaya
    Jenis Virus yang dapat Menyerang Manusia, Picu Dampak Ringan hingga Berbahaya

    Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.

    Baca Selengkapnya
    Ciri-Ciri Virus dan Bentuknya, Berikut Penjelasannya
    Ciri-Ciri Virus dan Bentuknya, Berikut Penjelasannya

    Pemahaman mengenai ciri-ciri dan bentuk virus menjadi kunci penting dalam mengungkap misteri tentang bagaimana virus itu sebenarnya.

    Baca Selengkapnya
    Munculnya Mpox Bukan Terjadi Akibat Vaksin Covid-19
    Munculnya Mpox Bukan Terjadi Akibat Vaksin Covid-19

    Munculnya kasus Mpox bukan disebabkan oleh adanya vaksinasi Covid-19 seperti sejumlah hoax yang beredar.

    Baca Selengkapnya
    Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
    Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

    Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

    Baca Selengkapnya
    3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
    3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

    Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

    Baca Selengkapnya
    Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
    Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

    Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

    Baca Selengkapnya