Biaya Punggutan Diprotes Orangtua, Sekolah Ajari Siswa Berenang di Lapangan Beton
Siswa SD di Karawang berenang di lapangan sekolah tanpa air di tengah terik matahari.

Beredar video para murid sekolah dasar (SD) di Karawang, Jawa Barat melakukan gerakan renang di lapangan sekolah hingga viral di media sosial.
Para siswa yang memakai seragam olahraga terlihat melakukan gerakan berenang dengan seorang guru yang memberikan instruksi di tengah mereka.
Meski terlihat aneh, ternyata ada alasan di balik keputusan guru tetap melakukan kegiatan tersebut.
Menurut informasi, kebijakan tersebut muncul tak lain karena protes orang tua siswa yang tidak berkenan adanya pungutan biaya untuk kegiatan berenang.
Lantas seperti apa informasi selengkapnya? Melansir dari Instagram @fakta.indonesia, Senin (24/2) berikut ulasannya.

Berenang di Lapangan Tanpa Air
Dalam sebuah unggahan, para siswa terlihat melakukan gerakan berenang dengan berbagai gaya secara bersama-sama. Jika biasanya dilakukan di kolam renang, para siswa justru melakukannya di lapangan sekolah di tengah paparan terik sinar matahari.
Unggahan tersebut menyebutkan bahwa kegiatan dilakukan di lapangan setelah pihak sekolah menghentikan kegiatan renang akibat protes dari orang tua murid.
"Kejadian ini disebut terjadi setelah para orangtua memprotes adanya pungutan biaya dalam kegiatan sekolah untuk pelajaran renang," tulis keterangan.
Hingga saat ini, pihak sekolah juga belum memberikan keterangan apapun. Namun, kejadian tersebut membuat banyak orang menyoroti kebijakan pungutan biaya di sejumlah sekolah yang berpengaruh pada kegiatan siswa.
Menurut informasi, sejak 2005, pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) setiap tahunnya dan, mulai 2014, juga menambah Program Indonesia Pintar (PIP) untuk mendukung sektor pendidikan.
Pada tahun 2024, pemerintah menyalurkan Rp52,07 triliun dana BOS ke 291.767 sekolah untuk memenuhi kebutuhan operasional, termasuk kegiatan ekstrakurikuler.
Tentu banyak yang mempertanyakan alokasi dana tersebut yang seharusnya bisa dipakai untuk kebutuhan ekstrakurikuler.

Ramai Disorot Netizen
Kegiatan tersebut sontak memantik beragam reaksi dari netizen yang terbelah dengan komentar pro dan kontra.
Meski permasalahan muncul akibat tuduhan adanya pungutan biaya, tak sedikit yang menyayangkan keputusan orang tua yang tidak sepakat dengan pembiayaan kegiatan.
"Ya gak gitu juga lah. Harusnya pelajaran renang opsional aja bagi yg mampu. Yg enggak, diganti olahraga yg lain. Ini mah jatohnya pembodohan," tulis akun @luthfiemuamar
"Renang ke kolam renang ya bayar lah, kecuali kolam renangnya punya sekolah baru ga bayar. Kalau praktek gitu ya ga guna, bakal tenggelam nanti kalau renang sungguhan di kolam yang dalam 😶," tulis akun @ainulyaqin.fcbi
"Ih amit amit dah ortu skrg pelit2 . Biarin aja anaknya goleran di aspal tuh," tulis akun @imeldatari
"Ortu agak laen, nanti kulit murid pada item nyalahin pihak sekolah lagi😂," tulis akun @bettercall.luthfi
"Dikira pendidikan gratis itu sekalian ekskulnya gratis kali,kali ini gw salahin ortu yg protes perkara iuran renang itu," tulis akun @lapakawak.