Cara Melatih Anak Lihai Berhitung Sejak Kecil, Mudah Diterapkan dan Menyenangkan
Mengajarkan anak berhitung sejak kecil bisa meningkatkan kecerdasan berpikir anak. Ketahui cara melatih anak lihai berhitung sejak kecil berikut ini.
Mengajarkan anak berhitung sejak kecil bisa meningkatkan kecerdasan berpikir anak. Ketahui cara melatih anak lihai berhitung sejak kecil berikut ini.
Cara Melatih Anak Lihai Berhitung Sejak Kecil, Mudah Diterapkan dan Menyenangkan
Berhitung adalah salah satu kemampuan yang pasti dimiliki oleh semua orang. Berhitung bisa diajarkan sejak usia dini.
Namun peran orang tua dalam hal ini sangat diperlukan. Terlebih lagi, berhitung memerlukan pendampingan supaya seseorang bisa paham dengan konsep yang diinginkan.
-
Bagaimana cara anak bisa mengenal angka? Anak seharusnya sudah mulai mengenal angka sebelum bersekolah serta bagaimana menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa saja cara belajar yang menyenangkan buat anak? Dilansir dari laman fimela.com Selasa (14/11) berikut cara belajar yang menyenangkan buat anak yang efektif, dijamin bikin anak bertambah antusias belajarnya.
-
Bagaimana cara belajar yang menyenangkan buat anak? Cara ini tidak hanya membuat anak belajar lebih banyak dan mengembangkan keterampilan non-kognitifnya, tetapi juga dapat memotivasinya untuk belajar. Menggunakan basis permainan juga bisa membuat anak semangat belajar dan dapat memotivasi anak untuk mau terlibat dalam proses belajar dan meningkatkan rasa ingin tahunya.
-
Apa yang harus dilakukan ketika anak belajar matematika? Tetap Tenang Ketika Anda membantu anak belajar matematika, pastikan Anda tetap tenang. Anak bisa merasakan apakah Anda merasa cemas atau tidak nyaman dengan mata pelajaran tersebut. Hindari menurunkan ketakutan atau kebingungan terhadap matematika pada buah hati. Jadilah panutan matematika yang santai dan berikan mereka contoh positif.
-
Bagaimana cara melatih kemampuan motorik halus anak? Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus - Menggambar - Melukis - Menempel - Menggunting.- Bermain dengan balok, lego, atau puzzle.
-
Apa cara belajar anak usia dini yang paling efektif? Cara belajar anak usia dini pertama adalah bermain sambil belajar.
Pengetahuan orang tua akan berhitung tentu akan berpengaruh pada kemampuan anak dalam berhitung.
Pada dasarnya, matematika tidak selalu tentang angka, namun bisa juga keterampilan menyelesaikan masalah. Perlu metode latihan yang tepat supaya anak bisa memahami cara berhitung dengan tepat. Seperti apa?
Dilansir merdeka.com dari laman klikdokter.com, Kamis (2/11) berikut cara melatih anak lihai berhitung sejak kecil selengkapnya.
1. Bernyanyi Sambil Berhitung
Berhitung tidak selalu kaku menggunakan angka. Faktanya segala sesuatu yang anak lakukan bisa dihubungkan dengan metode berhitung.
Salah satunya adalah dengan bernyanyi. Psikolog Ikhsan Bella Persada menyebutkan bahwa cara melatih anak berhitung juga bisa dilakukan sambil bernyanyi.
Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan bahwa tujuan bernyanyi sambil berhitung adalah supaya anak lebih santai dan menyenangkan saat belajar.
Ikhsan mengatakan bahwa apabila anak senang maka akan membantu anak jadi lebih mudah hafal dan paham.
2. Berhitung Sambil Menggambar
Cara kedua adalah dengan menggabungkan keterampilan menggambar dengan berhitung.
Menurut National Association for the Education of Young Children, belajar berhitung dengan cara menggambar dipercaya mampu membantu anak memahami matematika secara mudah.
Menggambar juga dapat membantu anak memahami pola pikirnya sendiri termasuk sejauh mana anak memahami konsep berhitung yang sedang diajarkan.
Saat menggambar, orang tua juga bisa menyelipkan beberapa pertanyaan yang membuat anak otomatis berhitung seperti “Ada dua buah apel jatuh dari pohon. Sementara, di pohon masih tersisa empat buah apel. Ada berapa jumlah buah apel, baik yang jatuh dan di pohon?”
3. Berhitung Sambil Membaca
Membaca buku ternyata juga bisa menjadi cara membuat anak lebih terampil untuk berhitung. Meski demikian harus dipahami bahwa buku yang dibaca harus bertema matematika.
Orang tua bisa mencari bacaan yang bisa mendorongnya senang belajar berhitung. Dengan model bacaan tersebut, seorang anak yang gemar membaca buku akan lebih semangat untuk mempelajari hal baru yang ditemukan melalui buku bacaan.
4. Role-Play (Bermain Peran)
Role-play atau bermain peran bukan hanya bermanfaat bagi anak yang tertarik dengan dunia akting. Nyatanya, metode role-play atau bermain peran memiliki banyak manfaat dalam proses belajar anak, termasuk dalam berhitung.
Contoh metode role-play yang bisa dimainkan bersama anak untuk belajar berhitung adalah sandiwara sebagai kasir dan pembeli.
Orang tua bisa berperan sebagai kasir dan anak sebagai pembeli. Ajarkan anak untuk berhitung mengeluarkan uang dengan barang yang ia beli.
Bila anak sudah paham konsep yang diajarkan, orang tua bisa bertukar peran dengan sang anak.
5. Mengajak Menghitung Benda di Sekitar
Melatih kemampuan berhitung anak bisa juga dimulai dari lingkungan sekitar. Penn State Extension mengatakan, salah satu cara mengajari anak berhitung adalah dengan mengajaknya menghitung benda sekitar.
Cara ini baik diterapkan untuk mengajari anak usia 4-6 tahun. Caranya, orang tua bisa mengajak anak menghitung jumlah kue yang ada di dalam piring atau menghitung kotak susu yang tersisa di dalam kulkas, atau benda lain yang ada di rumah.
Orang tua nantinya bisa meminta anak untuk menghitung jumlah kebutuhan benda yang diperlukan berdasarkan jumlah penghuni rumah.
Sebagai contoh pertanyaan, “Berapa gelas yang dibutuhkan untuk menyajikan jus di rumah?”
6. Ajak Main di Alam Sambil Berhitung
Bermain di alam memang sangat menyenangkan. Namun bagaimana bila bermain di alam ternyata juga bisa meningkatkan kemampuan berhitung anak?
Sebagai contoh, saat bermain di luar rumah, ajaklah anak untuk menghitung dedaunan dan ranting yang jatuh dari pohon.
Selain itu orang tua juga bisa mengajak anak untuk mengelompokkan terlebih dahulu objek yang ditemukan. Misalnya mengelompokkan daun bersama daun lainnya, begitu pula dengan ranting.
7. Berhitung dengan Menggunakan Jari
Sebuah organisasi riset, National Association for the Education of Young Children (NAEYC) menyarankan orang tua untuk melatih anak berhitung dengan menggunakan permainan jari.
Cara ini dianggap efektif untuk anak karena akan mendorong anak memanfaatkan jari-jemarinya untuk berhitung, baik dalam menambahkan atau mengurangi. Kemampuan berhitung anak pun bisa semakin terasah.
NAEYC menegaskan bahwa cara tersebut ampuh untuk menumbuhkan kesadaran anak bahwa jari adalah salah satu alat yang dapat membantunya berhitung. Bila sudah paham konsepnya, anak bisa terbiasa memanfaatkan hal lain untuk membantunya berhitung.
Orang tua bisa melatih kemampuan berhitung anak dengan jari lewat beberapa pertanyaan. Misalnya, “Jika kamu mengangkat tiga jari, ada berapa jari yang tidak terangkat?”
8. Membiasakan Berhitung di Segala Situasi
Terdapat sejumlah kondisi yang memungkinkan Ayah dan Bunda melatih kemampuan berhitung si kecil. Misalnya, ketika hendak membongkar belanjaan di rumah. Ayah dan Bunda bisa memanfaatkan kondisi ini untuk mengajak anak berhitung.
Contohnya, di dalam kantong belanja ada tiga kotak susu. Minta anak untuk menghitung jumlah kotak susu di dalam kantong belanja.
Contoh lainnya, ketika mengajak anak jalan-jalan ke luar rumah, minta mereka menghitung jumlah mobil di parkiran.
9. Mengasah Logika Anak dengan Menyelesaikan Masalah
Mengasah logika berpikir untuk anak ternyata juga bisa dipraktekan orang tua di rumah.
Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan bisa membantu anak mengenal konsep matematika secara sederhana.
Selain itu, cara tersebut bisa membuat anak lebih bijak dan akurat dalam menyelesaikan masalah.
Contohnya, ketika Ayah dan Bunda sedang pergi ke supermarket dan hendak membeli susu kotak, berikan pertanyaan pada si kecil, “Berapa susu kotak yang perlu dibeli?”
Bila sang anak memberikan jawaban tertentu, misalnya, “Kita perlu membeli lima susu kotak,” Ayah dan Bunda bisa memberikan pertanyaan lanjutan, seperti, “Mengapa harus lima susu kotak?”
Hal ini akan mendorong pola pikir anak untuk berpikir atau mencari alasan yang tepat ketika menyodorkan angka tertentu.
Bila sudah terbiasa, anak bisa memberikan jawaban seperti, “Ada lima orang di dalam rumah, masing-masing membutuhkan satu buah kotak susu. Jadi kita beli lima kotak susu“ atau, “Aku beli dua kotak susu, karena harus minum susu setiap hari,” dan lain sebagainya.