Cerita Cucu Jenderal Besar AH Nasution, Sang Opa Kalau ke Masjid Pulang Suka Bawa Besek 'Yuk Kumpul Opah Bawa Makanan'
Cucu Jenderal Besar AH Nasution menceritakan masa kecilnya saat masih tinggal dengan sang opa.
Cucu Jenderal Besar AH Nasution, Eka Trisny Edyanti Nurdin Nasution menceritakan momen dirinya saat masih kecil dan tinggal bareng sang opa Jenderal Besar AH Nasution.
Edyanti mengungkapkan bahwa AH Nasution adalah sosok yang sangat menyayangi keluarganya. Mulai dari anak hingga cucu-cucunya. Salah satu bukti bahwa AH Nasution sayang keluarga adalah ketika ia selalu membawa makanan ke rumah.
Makanan itu biasanya didapatkan dari masjid atau acara-acara tertentu, agar sang cucu bisa menyantapnya di rumah. Bagaimana kisah lengkapnya? Simak ulasannya sebagai berikut.
AH Nasution Suka Bawa Pulang Nasi dari Masjid
Dalam video yang diunggah oleh channel Youtube halo biru memperlihatkan cucu Jenderal Besar AH Nasution, Eka Trisny Edyanti mengenang masa kecilnya saat masih tinggal bersama sang opa.
Ia mengatakan, semasa hidup, AH Nasution sering sekali diundang di acara-acara, salah satunya adalah di masjid. Saat hadir dalam acara tersebut, AH Nasution selalu mendapatkan makanan atau yang biasa dikenal dengan nasi berkat.
Alih-alih memakannya di tempat acara, AH Nasution lebih sering membawa pulang nasi tersebut agar bisa dimakan oleh empat cucunya yang sudah menunggu kepulangannya ke rumah.
“Opa nggak pernah mau makan di sana, opa selalu bawa pulang ke rumah. Kita bagi berlima. Pernah juga dapat sate, kalau sate kan cuma dapat 10 tusuk, terus sama lontong, itu opa itu dengan bangga (mengajak kumpul cucunya untuk makan),” kata Edyanti.
Suka Menunggu sang Cucu jika Belum Pulang
Selain itu, AH Nasution juga melarang cucunya untuk pulang malam. Jika ada sang cuc yang keluar rumah dan tidak kunjung pulang saat malam hari, maka AH Nasution akan menunggu sang cucu sampai pulang.
Bahkan, saking khawatirnya dengan sang cucu yang belum pulang ke rumah, AH Nasution bahkan sampai mondar-mandir menunggu cucunya di depan rumah. Meski begitu, ia tidak pernah memarahi sang cucu meski berbuat kesalahan.
“Kami dulu nggak boleh pulang kemaleman. Itu kalau saya pulang lewat maghrib saja di depan itu papa sudah nunggu,” ucap Edyanti.