Detik-Detik Ikan Raksasa 'Ngamuk' saat Ditangkap, Petugas Kewalahan Sampai Terluka lalu Dilarikan ke RS
Ikan predator raksasa beratnya sekitar 200 kilogram cederai lima petugas sebelum ditangkap.
Ikan arapaima dikenal sebagai salah satu ikan air tawar terbesar di dunia. Ikan tersebut panjangnya mencapai hingga 4,6 meter dan berat sekitar 200 kg. Ikan predator ini berasal dari lembah Sungai Amazon di Amerika Selatan. Karena ukurannya yang sangat besar, ikan ini sulit ditangkap oleh manusia dan berpotensi melukai orang.
Di Indonesia, keberadaan ikan arapaima dilarang karena dianggap membahayakan ekosistem perairan. Baru-baru ini, lima petugas dari Departemen Perikanan Malaysia mengalami cedera akibat ikan arapaima saat melakukan operasi penangkapan pada Jumat (11/10) lalu. Dilansir dari Sinar Harian, Operasi yang berlangsung selama tujuh jam ini melibatkan tim dari Melaka dan Selangor, dan mereka menghadapi kesulitan karena sifat agresif ikan tersebut.
Direktur Jenderal departemen, Datuk Adnan Hussain, menyebutkan petugas yang berusia antara 35 hingga 59 tahun mengalami sesak napas dan bengkak di lutut akibat terkena kepala ikan arapaima. Tiga dari mereka juga mengalami luka ringan di lutut dan dada, dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Alor Gajah.
Penduduk Beri Makanan kepada Ikan
Lima anggota Departemen Perikanan Malaysia (DOF) mengalami cedera akibat serangan ikan arapaima raksasa saat melakukan operasi penangkapan. Tim DOF Melaka yang bekerja sama dengan DOF Selangor menjalankan operasi selama tujuh jam, dimulai dari pukul 9 pagi, namun menghadapi kesulitan karena perilaku agresif ikan tersebut.
Meskipun demikian, mereka berhasil menangkap tiga ekor arapaima dengan berat masing-masing 200 kilogram (kg) dan panjang sekitar 2,7 meter. Ikan-ikan tersebut kemudian dibawa ke Kebun Binatang Nasional.
"Ketiga arapaima berukuran besar ini berhasil dilepasliarkan pada pukul 16.30," kata Datuk Adnan Hussain.
Dia juga menambahkan bahwa ikan-ikan itu diberi makan setiap hari oleh warga setempat dan pengunjung restoran terdekat. Pemilik ikan tersebut menyerahkan ikan-ikan itu secara sukarela setelah menyadari bahwa memelihara arapaima adalah tindakan ilegal dan melanggar hukum.
Ikan yang Berbahaya
Adnan menjelaskan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan ikan tersebut telah dipelihara sejak kecil oleh pemiliknya dan ditempatkan dalam wadah air di bawah bangunan yang ditinggalkan di Masjid Tanah, Malaka.
"Tindakan yang diambil oleh DOF Melaka berawal dari keluhan masyarakat yang khawatir dan peduli terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap keanekaragaman hayati ikan lokal," katanya.
Ikan arapaima tergolong sebagai ikan yang berbahaya dan merugikan karena memangsa ikan kecil, sehingga dapat mengancam biota dan ekosistem setempat. Sifatnya yang temperamental dan karnivora membuat banyak negara melarang budidayanya.