Diancam Donald Trump, Berikut Kekuatan Militer Iran Tak Bisa Dianggap Sepele
Mengungkap kekuatan militer Iran yang berada di peringkat ke-14 dunia dan tantangan yang dihadapinya.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat kembali mencuat setelah Presiden Donald Trump menebar ancaman. Trump mengancam Iran akan bertanggung jawab dan menghadapi konsekuensi "mengerikan" untuk setiap serangan yang dilancarkan Houthi Yaman.
Ancaman ini dilontarkan Trump usai Amerika Serikat menyerang wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Iran diketahui merupakan negara yang memasok senjata untuk Houthi.
Kekuatan militer negeri para Mullah itu tak bisa dipandang sebelah mata. Berdasarkan Global Firepower Index, Iran menempati peringkat ke-14 dari 145 negara pada tahun 2024, dengan skor PwrIndx sebesar 0,2269.
Dengan jumlah personel aktif yang mencapai sekitar 580.000, Iran memiliki keunggulan jumlah yang signifikan. Namun, bagaimana sebenarnya kekuatan militer Iran?
Posisi Global dan Peringkat Kekuatan Militer

Menurut Global Firepower Index, Iran menempati posisi ke-14 dalam hal kekuatan militer. Peringkat ini didasarkan pada berbagai indikator, termasuk jumlah personel, anggaran pertahanan, dan kemampuan logistik.
Skor PwrIndx yang diperoleh Iran, yaitu 0,2269, menunjukkan bahwa meskipun berada di posisi yang baik, masih banyak yang perlu diperbaiki. Peringkat ini menempatkan Iran di atas banyak negara lain, tetapi di bawah negara-negara dengan anggaran pertahanan yang lebih besar.
Dengan anggaran pertahanan yang jauh lebih rendah dibandingkan Israel, yang mencapai $27,5 miliar, Iran hanya mengalokasikan sekitar $10,3 miliar pada tahun 2023. Hal ini tentunya memengaruhi kemampuan modernisasi dan pengadaan senjata mereka.
Kekuatan dan Kelemahan Militer Iran

Salah satu kekuatan terbesar Iran terletak pada jumlah personel aktifnya yang mencapai 580.000, ditambah dengan sekitar 200.000 personel cadangan. Ini memberikan Iran keunggulan dalam jumlah yang tidak dimiliki oleh banyak negara lain.
Namun, anggaran pertahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan Amerika menjadi tantangan tersendiri. Hal ini membatasi kemampuan Iran dalam hal teknologi dan modernisasi angkatan bersenjatanya.
Dalam hal angkatan udara, meskipun Iran memiliki sekitar 551 jet tempur, Amerika tetap unggul dalam kuantitas, kualitas dan teknologi pesawat tempurnya.
Angkatan Laut dan Kemampuan Rudal Iran

Iran juga memiliki angkatan laut yang cukup memadai, terutama dalam jumlah kapal selam. Iran diketahui memiliki 17 kapal selam.
Iran juga memiliki gudang rudal yang signifikan, termasuk rudal jelajah, rudal anti-kapal, dan rudal balistik dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer. Meskipun perlindungan mutlak tidak mungkin, sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara yang dimiliki Iran cukup beragam dan efektif.
Lokasi fasilitas penyimpanan rudal Iran yang tersebar luas dan terlindungi dengan baik membuat serangan udara menjadi sulit. Hal ini memberikan keuntungan strategis bagi Iran dalam mempertahankan diri dari potensi serangan.
Drone Tempur

Iran baru saja menerima sekitar 1.000 drone strategis terbaru yang telah didistribusikan ke berbagai unit militernya di seluruh negeri. Kedatangan drone-drone ini bertepatan dengan meningkatnya ketegangan regional, terutama dalam menghadapi potensi konflik dengan Israel dan Amerika Serikat (AS), yang kini berada di bawah pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.
Menurut laporan dari kantor berita Tasnim, sebagaimana dikutip oleh Reuters dan Press TV pada Senin (13/1/2025), drone-drone tersebut telah dialokasikan ke berbagai pangkalan militer Iran. Pengiriman ini berlangsung secara serentak pada hari yang sama.
Drone-drone ini diberikan kepada unit-unit militer di berbagai wilayah dan diumumkan secara resmi kepada publik oleh Wakil Kepala Koordinasi Militer, Laksamana Muda Habibollah Sayyari. Pengiriman ini dilakukan berdasarkan instruksi langsung dari Panglima Angkatan Darat Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, dengan pengawasan langsung dari Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh, serta para pemimpin dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut Iran.
Laporan dari Tasnim menyebutkan bahwa drone-drone ini diklaim memiliki teknologi siluman canggih serta kemampuan serangan terhadap benteng pertahanan tingkat tinggi, memungkinkan mereka untuk menembus sistem pertahanan lawan dengan lebih efektif.
Pasukan Elite Iran

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengoperasikan Pasukan Quds, sebuah unit elit yang mendukung jaringan milisi proksi di seluruh Timur Tengah. Ini memberikan Iran pengaruh yang signifikan di kawasan tersebut.
Pasukan Quds berfungsi sebagai alat politik dan militer, memungkinkan Iran untuk memperluas pengaruhnya tanpa harus terlibat langsung dalam konflik. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan militer Iran tidak hanya terletak pada angkatan bersenjata konvensionalnya, tetapi juga pada kemampuannya dalam mengelola aliansi dan dukungan milisi.
Dengan dukungan dari Pasukan Quds, Iran mampu mengoperasikan berbagai misi yang mendukung kepentingan strategisnya di kawasan. Ini menambah dimensi kompleks dalam penilaian kekuatan militer Iran.