Dulu Hutan Belantara, Kini Desa Transmigrasi di Kaltara Rumah-rumahnya Megah dan Punya Mobil
Begini potret desa transmigrasi di Kaltara dengan rumah megah dan mobil terparkir di garasi warga.
Sejak lama, beberapa masyarakat di Indonesia melakukan program transmigrasi ke beberapa tempat terpencil. Salah satu yang dipilih adalah Pulau Kalimantan.
Kalimantan selalu dipilih menjadi tujuan transmigrasi lantaran populasi warganya yang masih sedikit namun potensi alam yang masih besar.
Tak mengherankan bila beberapa warga transmigran bisa sukses saat kembali ke kampung karena berhasil memanfaatkan potensi yang ada di Pulau Kalimantan.
Seperti yang terjadi di permukiman transmigran di Desa Transmigrasi Kabupaten Malino, Kalimantan Utara.
Dalam sebuah video yang diunggah kanal YouTube Keluarga Ngapak.Rawalo, penampakan desa itu menjadi bukti bahwa banyak warga pendatang yang bisa sukses saat pindah ke Kalimantan.
Bahkan desa itu memiliki banyak rumah megah milik warga yang sukses. Seperti apa penampakan selengkapnya? Simak informasi berikut ini.
Potret Rumah Megah
Video unggahan Keluarga Ngapak.Rawalo merekam potret rumah di Desa Transmigrasi Kabupaten Malino, Kalimantan Utara.
Berbeda dari daerah pelosok lain, di desa ini jalanan terbilang bagus dengan rata-rata merupakan jalan aspal.
Ada beberapa fasilitas publik yang juga berdiri termasuk sebuah sekolah bagi anak usia dini (PAUD) yang biasa digunakan sebagai sarana pendidikan warga setempat.
Mayoritas rumah yang berdiri merupakan tipe panggung. Hal tersebut dilakukan karena desa itu dahulu merupakan hutan belantara sehingga masih memungkinkan hewan liar datang dan berkeliaran.
Untuk mengantisipasi hewan tersebut masuk ke rumah, beberapa warga mulai membangun rumah dengan tipe panggung.
Banyak Keluarga Sukses dan Miliki Mobil
Warga desa tersebut datang dari berbagai daerah, namun kebanyakan berasal dari daerah di Pulau Jawa.
Mereka menetap di lokasi itu sejak tahun 1993 dan sampai saat ini semakin memadat.
Pilihan mereka untuk merantau tampaknya tak selalu buruk. Nyatanya mereka bisa membangun rumah serta membeli kendaraan termasuk mobil.
Banyak warga di desa itu yang memiliki mobil dan terparkir di rumah mereka masing-masing.
Tentu saja hal tersebut bukan mudah diraih mengingat mereka dahulu harus memulai dari 'babat alas' saat kondisi masih berupa hutan.