Giatkan Turdes, Sahbirin Noor Resmikan Jalan Bebas Hambatan Banjarbaru-Batulicin
Dua periode dibawah kepemimpinan Gubernur Sahbirin Noor, sedikitnya 120 kilometer ruas jalan dan 9 jembatan baru telah dibangun.
Komitmen dalam pembangunan infrastruktur daerah yang berkelanjutan dan inklusif secara konsisten ditunjukkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel). Dua periode dibawah kepemimpinan Gubernur Sahbirin Noor, sedikitnya 120 kilometer ruas jalan dan 9 jembatan baru telah dibangun, guna memperkuat konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah.
Jalan yang menghubungkan Kabupaten Barito Kuala dan Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Balangan, dan terakhir baru saja diresmikan yakni jalan bebas hambatan Banjarbaru - Batulicin adalah sebagian proyek strategis yang menjadi prioritas Pemprov Kalsel dalam beberapa tahun terakhir.
“Proyek ini (jalan bebas hambatan Banjarbaru – Batulicin) merupakan salah satu proyek infrastruktur terbesar di provinsi kami, yang memiliki sejarah panjang dalam perencanaan dan pembangunannya,” ucap Sahbirin saat peresmian jalan bebas hambatan Banjarbaru – Batulicin, di Kabupaten Banjar, beberapa waktu lalu.
Diketahui, jalan bebas hambatan Banjarbaru – Batulicin memiliki panjang 104 kilometer dan mulai dikerjakan pada tahun 2019. Rampungnya jalan ini, menjadi bukti nyata upaya pemerintah dalam mewujudkan infrastruktur berkualitas untuk kemajuan Kalsel.
Jalan yang kemudian diberi nama jalan Gub Sahbirin Noor ini diresmikan pada 24 Agustus 2024, di jembatan Awang Bangkal, Kabupaten Banjar, dalam rangkaian Kirab Merah Putih bersama Korem 101/Antasari, SKPD Pemprov Kalsel,
Forkopimda, Ulama, dan komunitas/ masyarakat umum. Dipimpin oleh Gubernur dan Ketua TP PKK, Raudatul Jannah, rombongan Kirab Merah Putih melintasi jalan sejauh 194 kilometer, dimulai dari Kodim 1022 Tanah Bumbu dan berakhir di Alam Roh 24, Kiram, Kabupaten Banjar.
“Perjalanan dari Banjarbaru ke Batulicin yang sebelumnya memakan waktu lima sampai enam jam, kini dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 2 jam. Ini merupakan efisiensi waktu yang luar biasa dan akan membawa dampak positif bagi mobilitas masyarakat serta arus logistik di wilayah Banua,” ucap Sahbirin.
Lebih jauh, dampak strategis yang bisa dirasakan dari pembangunan jalan ini, yaitu terhubungnya dua kawasan industri nasional yang sangat vital, Jorong dan Batulicin dengan pusat perdagangan dan jasa di wilayah metropolitan Banjarbakula secara lebih efektif dan efisien,
“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah memberikan komitmen luar biasa, sehingga pembangunan jalan Banjarbaru – Batulicin ini dapat berjalan dengan baik,” kata Sahbirin.
Sejalan dengan yang disampaikan Gubernur, salah satu warga Mantewe (Tanah Bumbu), Rusli, mengaku bangga dan bersyukur dengan hadirnya jalan bebas hambatan ini, yang mempermudah aksesnya menuju Banjarbaru.
“Jalan ini sudah mudah ke Banjarbaru, jadi sangat bermanfaat sekali,” ucapnya.
Senada, Ari, pendamping siswa SMAN 1 Mantewe yang turut hadir saat peresmian jalan, berterima kasih atas inisiasi Gubernur Sahbirin Noor, karena jalan yang dibangun dapat memudahkan akses siswa mengikuti perlombaan di luar kota.
“Selama ini jalan itu rusak, akhirnya sudah diperbaiki. Dulu itu jalan sampai Sungai Alut saja, kini telah terhubung ke kota,” kata Ari.
Menilik ke belakang, selama menjabat sebagai Gubernur sejak 2016 hingga kini, Gubernur Sahbirin Noor yang akrab disapa Paman Birin ini, secara rutin turun ke masyarakat melalui program Turdes “Turun ke Desa”. Tercatat, sampai dengan Juli kemarin, Paman Birin telah 10 kali melaksanakan Turdes “Menembus Batas” bersama Forkopimda dan perangkat daerah Pemprov Kalsel.
Turdes menjadi ajang Paman Birin untuk bertemu sekaligus menampung aspirasi masyarakat, yang kemudian direalisasikan ke dalam pembangunan daerah. Kondisi jalan dan kesejahteraan masyarakat menjadi perhatian utama. Tidak heran, banyak ruas jalan dibangun di masa kepemimpinannya.
Di sisi lain, saat Turdes “Menembus Batas ke-9” tahun lalu, Paman Birin juga memberikan fasilitas internet satelit di Desa Kuala Lupak, Barito Kuala, sebagai respons terhadap sulitnya akses informasi bagi warga setempat. Hal ini menunjukkan Paman Birin menyadari betul bahwa konektivitas dan aksesibilitas tidak terbatas pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga akses komunikasi.
“Dengan adanya jaringan internet ini, diharapkan potensi desa bisa terbuka lebih luas, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” kata Paman Birin melalui Kepala Dinas Kominfo Kalsel, M. Muslim, saat Turdes tersebut.
Pembangunan infrastruktur yang menyeluruh, menjadi pondasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi ketimpangan antar daerah. Dengan segala pembangunan yang telah Ia lakukan, Gubernur Sahbirin, berhasil mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal di Kalsel dua tahun lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Keberhasilan ini diganjar dengan penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI bertepatan dengan Hari Jadi ke-74 Kalimantan Selatan pada 14 Agustus lalu di Siring 0 Kilometer Banjarmasin.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Desa (PMD) Kalsel, pada tahun 2016 lalu jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal di Kalsel mencapai 1.438 desa. Pada 2024 ini, angka tersebut menjadi nol, sehingga menjadikan 88 persen desa di Kalsel berkategori maju dan mandiri. Sementara sisanya berstatus desa berkembang.
Capaian ini merupakan salah satu perwujudan dari visi Gubernur “Kalsel Maju” (Mandiri, Sejahtera, dan Berkelanjutan). “Semua masyarakat berhak mendapatkan akses yang sama terhadap pembangunan dan kesejahteraan, karena desa dengan status desa sangat tertinggal dan desa tertinggal sudah tidak ada lagi di Banua,” kata Sahbirin.