Banyak Didera Masalah, Boeing Rugi Rp16 Triliun Setiap Bulan Sepanjang Tahun 2024
Perusahaan berkomitmen untuk melakukan "transformasi fundamental" guna mengembalikan profitabilitas dan membangun kembali kepercayaan.

Boeing mengalami kerugian hampir satu miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara dengan sekitar Rp16,21 triliun per bulan pada tahun 2024.
Kerugian ini disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk krisis keselamatan, kendala kontrol kualitas, dan aksi mogok yang berdampak signifikan.
Mengutip dari BBC pada Kamis (30/1), Boeing mencatat kerugian sebesar USD 11,8 miliar atau sekitar Rp191,16 triliun sepanjang tahun, yang merupakan hasil terburuk sejak tahun 2020 ketika industri penerbangan terhenti akibat pandemi COVID-19.
Dalam periode tiga bulan yang berakhir pada akhir Desember, perusahaan ini mengalami kerugian sebesar USD 3,8 miliar atau Rp61,6 triliun, yang dipicu oleh pemogokan yang mengganggu operasional bisnis mereka.
Selain menghadapi tantangan di unit pesawat komersial, Boeing juga berjuang dengan berbagai masalah yang berdampak pada sejumlah program pertahanan.
CEO Kelly Ortberg menyatakan bahwa perusahaan sedang fokus pada "perubahan mendasar" yang diperlukan untuk memulihkan kinerja keuangan dan mengembalikan kepercayaan publik.
Sebelumnya, Boeing juga mengalami beberapa insiden yang merugikan, seperti pada Januari 2024 ketika panel pintu jatuh dari pesawat 737 Max tak lama setelah lepas landas, meninggalkan lubang besar di sisi pesawat.
Penyelidikan mengungkapkan bahwa insiden tersebut disebabkan oleh pemasangan baut yang tidak benar.
Insiden ini menunjukkan adanya kegagalan serius dalam kontrol kualitas di Boeing dan di pemasok utama mereka, Spirit Aerosystems, serta memicu kekhawatiran baru mengenai komitmen Boeing terhadap keselamatan.
Perusahaan telah berupaya untuk bangkit dari dampak dua kecelakaan besar yang melibatkan model 737 Max 8 pada tahun 2018 dan 2019, yang mengakibatkan 346 orang tewas.
Insiden terbaru ini memaksa Boeing untuk mengurangi produksi, mengikuti seruan dari regulator untuk melakukan perubahan di pabrik, dan menerapkan rencana keselamatan serta kontrol kualitas yang lebih komprehensif.
Pada bulan Agustus, Boeing menunjuk Kelly Ortberg sebagai CEO baru, seorang insinyur berpengalaman yang diharapkan dapat menstabilkan perusahaan.
Namun, Ortberg segera dihadapkan pada tantangan besar, yaitu aksi mogok oleh 33.000 pekerja, sebagian besar dari mereka yang bekerja di pusat operasi Boeing di sekitar Seattle. Aksi mogok ini menghentikan dua pabrik terpenting mereka dan mengganggu produksi pesawat 737 Max, 777, serta pesawat kargo 767.
Mogok Massal
Penghentian kerja yang berlangsung selama tujuh minggu, dimulai pada bulan September, menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan karyawan terkait dengan ketentuan gaji dan pensiun mereka.
Meskipun perselisihan ini diselesaikan pada awal November, dampak negatifnya terhadap perusahaan mencapai miliaran dolar AS.
Boeing mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengatasi masalah ini. Perusahaan mengumumkan rencana untuk memberhentikan 10% dari total tenaga kerjanya dan berusaha mengumpulkan lebih dari USD 20 miliar melalui kombinasi penjualan saham dan pinjaman untuk menjaga peringkat kreditnya.
Selain itu, Boeing juga menunda peluncuran layanan 777X, yang merupakan versi terbaru dari pesawat jarak jauh yang sudah mengalami keterlambatan selama bertahun-tahun dan diperkirakan baru akan beroperasi pada tahun 2025.
Kini, pesawat tersebut tidak akan mengangkut penumpang hingga tahun 2026.
Secara keseluruhan, Boeing berhasil mengirimkan 348 pesawat komersial pada tahun lalu, sementara Airbus, sebagai pesaingnya, mengirimkan 766 pesawat. Meskipun masalah yang dihadapi oleh unit bisnis pertahanan Boeing tidak terlihat secara mencolok, dampaknya tidak kalah merugikan.
Unit tersebut mengalami kerugian lebih dari USD 5 miliar, yang sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya biaya pada kontrak militer dengan harga tetap.

Berkomitmen untuk melakukan perubahan
Boeing berhasil mencapai kemajuan signifikan dalam beberapa aspek utama untuk menstabilkan operasional mereka selama kuartal tersebut, serta terus memperkuat elemen-elemen penting dari rencana keselamatan dan kualitas.
"Kami membuat kemajuan di area-area utama untuk menstabilkan operasi kami selama kuartal tersebut dan terus memperkuat aspek-aspek penting dari rencana keselamatan dan kualitas kami," ujar Ortberg.
Usaha ini merupakan bagian dari langkah Boeing untuk memulihkan kinerja perusahaan dan membangun kembali kepercayaan dari berbagai pihak yang terlibat.
Dalam upaya tersebut, Ortberg menekankan pentingnya perubahan mendasar untuk memastikan pemulihan kinerja perusahaan.
"Tim saya dan saya berfokus untuk membuat perubahan mendasar yang diperlukan guna memulihkan sepenuhnya kinerja perusahaan kami dan memulihkan kepercayaan dengan pelanggan, karyawan, pemasok, investor, regulator, dan semua pihak yang mengandalkan kami,"imbuhnya.
Dengan pendekatan ini, Boeing berharap dapat memperbaiki hubungan dan reputasi mereka di mata publik serta para pemangku kepentingan.