Uang Berbicara, Tentara Israel Rela Jadi Mata-Mata Iran Jual Rahasia Penting Hidup Mati Negaranya
Berikut tampang tentara Israel yang rela menjadi mata-mata Iran menjual rahasia penting negaranya.

Dua tentara cadangan Israel Defense Forces (IDF) ditangkap oleh pihak kepolisian Israel. Penangkapan kedua tentara cadangan ini lantaran dicurigai menjadi mata-mata Iran.
Menariknya, salah satu tentara tersebut bertugas di unit Iron Dome. Pihak kepolisian mengatakan bahwa tersangka utama menjual rahasia penting negaranya ke Iran.
Hal itu dilakukannya semata-semata untuk mendapatkan uang. Lantas bagaimana informasi selengkapnya? Bagaimana tampang kedua tentara Israel tersebut?
Melansir dari The Times of Israel, Kamis (30/1), simak ulasan informasinya berikut ini.
Tentara Israel Jual Rahasia Penting Negaranya

Polisi dan dinas keamanan Shin Bet Israel menangkap dua tentara cadangan IDF. Penangkapan ini dilakukan karena diduga dua tentara tersebut menjadi mata-mata Iran.
Dugaan spionase atas nama Iran ini dengan imbalan kompensasi finansial. Menariknya, tersangka utama yang bernama Yuri Eliasfov (21) bertugas di unit militer Iron Dome.
Sebagaimana diketahui, Iron Dome merupakan perisai hidup matinya Israel atas serangan udara maupun rudal ke wilayahnya. Itu artinya, Israel akan hancur akibat serangan udara dari lawan-lawannya apabila Iron Dome jebol.
Lebih lanjut, diungkapkan bahwa Eliasfov menjual rahasia penting yang sangat sensitif kepada agen Iran. Menurut pihak kepolisian dalam sebuah pernyataan, rahasia penting yang dijual oleh Eliasfov ini tentang teknologi pertahanan rudal Israel.
Menurut laporan berbahasa Ibrani, rahasia penting itu juga termasuk video yang direkam oleh Eliasfov tentang sistem pertahanan udara.
Rekrut Tentara Lainnya Jadi Mata-Mata
Eliasfov kemudian merekrut temannya bernama Georgi Andreyev (21) ke dalam skema spionase. Andreyev pun bergabung dengan Eliasfov menjadi tersangka dalam kasus ini.
Setelah dikulik lebih dalam, hal itu dilakukan oleh Eliasfov dan Andreyev semata-semata hanya demi uang. Situs berita Ynet melaporkan bahwa Eliasfov menerima $2.500 atau sekitar Rp40.612.500 dari agen Iran. Sementara itu, Andreyev menerima $50 atau sekitar Rp812.250.
Dijelaskan bahwa Eliasfov awalnya menghubungi agen Iran tersebut yang Ia temukan saat mencari cara untuk menghasilkan uang. Keduanya kemudian pertama kali melakukan kontak pada bulan September.
Eliasfov mengecat grafiti pro-Iran dan menggantung spanduk di Tel Aviv dengan slogan 'Anak-anak Ruhollah' mengacu pada Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran pertama setelah Revolusi Islam.
Ia kemudian menunjukkan grafiti tersebut kepada Andreyev yang saat itu bertugas di markas militer IDF Kirya di Tel Aviv. Eliasfov juga meyakinkan Andreyev untuk bergabung dengannya sebagai kaki tangan.
Akan tetapi, Andreyev kemudian mundur dari skema tersebut karena takut akan dampak hukum.
Pejabat penegak hukum zionis mengajukan pernyataan jaksa terhadap kedua tersangka pada hari Senin. Pihaknya menuduh Eliasfov dan Andreyev melakukan pelanggaran keamanan serius. Termasuk kontak dengan agen asing, mentransfer informasi rahasia dan membantu musuh selama masa perang.
Penahanan mereka diperpanjang hingga Jumat. Polisi memperkirakan jaksa penuntut akan mengajukan dakwaan terhadap mereka dalam beberapa hari mendatang di Pengadilan Distrik Haifa. Kedua tersangka adalah warga Krayot di pinggiran Haifa.
Iran Tingkatkan Upaya Rekrut Warga Israel Jadi Mata-Mata
Selama dua tahun terakhir, agen intelijen Iran diduga telah meningkatkan upaya mereka untuk merekrut warga biasa Israel sebagai mata-mata dengan imbalan uang.
Pada Desember lalu, polisi Israel telah menangkap hampir 30 warga negaranya karena melakukan aktivitas spionase atas nama Iran. Di mana, sebagian besar warga negara Yahudi.
Dalam sebagian besar kasus ini, para tersangka memulai dengan melakukan tugas-tugas kecil dan tidak berbahaya, yang lambat laun berkembang menjadi pelanggaran yang lebih serius, seperti pengumpulan intelijen dan rencana pembunuhan.
Pada bulan Oktober 2024, tujuh warga Israel ditangkap karena diduga memotret dan mengumpulkan informasi tentang pangkalan dan fasilitas IDF. Termasuk pangkalan udara Nevatim dan Ramat David, yang menjadi sasaran Iran dan Hizbullah pada tahun 2024.
Dalam pernyataan sebelumnya, pihak kepolisian sendiri telah memperingatkan warga dan penduduk Israel agar tidak melakukan kontak dengan agen asing dan melaksanakan tugas untuk mereka.
Apabila melanggar, pihaknya berjanji untuk mengambil tindakan hukum semaksimal mungkin terhadap mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Sementara itu, pihak Iran masih belum memberikan pernyataan apapun terkait dengan tuduhan Israel ini.