Intelijen Iran Bikin Israel Gempar, Rekrut Warga Zionis Jadi Agen Jalankan Misi Penting ini
Israel menangkap tujuh warganya yang diduga menjadi agen mata-mata untuk intelijen Iran.
Pihak keamanan Israel menangkap tujuh warga negaranya yang dicurigai menjadi agen mata-mata untuk intelijen Iran. Ketujuh warga zionis itu disebut memberikan informasi rahasia mengenai pangkalan militer dan infrastruktur energi selama dua tahun.
Para agen mata-mata diidentifikasi berasal dari kota Haifa dan wilayah uatara negara Israel. Satu di antaranya bahkan seorang mantan tentara yang sudah meninggalkan militer. Jaksa menuduh mereka telah melakukan ratusan misi pengintaian untuk Iran.
"Ini adalah salah satu kasus terparah yang pernah kami selidiki. Ada kemungkinan nyata bahwa tuduhan utamanya adalah membantu musuh di masa perang, yang hukumannya adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup," kata Kepala Kepolisian Israel Inspektur Yaron Binyamin dikutip dari timesofisrael (23/10).
Investigasi Israel mengungkapkan bahwa kelompok mata-mata itu menjalankan beberapa misi di bawah arahan dua agen Iran, yang disebut sebagai Alkhan dan Orkhan.
Menurut dugaan, salah satu tersangka bernama Azis Nisanov awalnya direkrut oleh seseorang di Azerbaijan. Dari situlah dia kemudian merekrut enam orang lainnya untuk membantu melakukan tugas mata-mata.
Para agen dituduh memotret dan mengumpulkan informasi di pangkalan dan fasilitas pertahanan Israel (IDF). Termasuk markas pertahanan Kirya di Tel Aviv dan pangkalan udara Nevatim dan Ramat David.
Beberapa lokasi yang disebut sudah dimata-matai telah menjadi sasaran serangan sejak pecahnya perang 7 Oktober 2023. Pangkalan Nevatim menjadi sasaran dalam dua rudal Iran, dan Ramat David telah menjadi sasaran Hizbullah.
Mereka juga dituduh mengumpulkan informasi tentang baterai Iron Dome, pelabuhan dan infrastruktur energi, termasuk pembangkit listrik di Hadera.
"Penilaian kami adalah bahwa aktivitas kelompok ini menyebabkan kerusakan pada keamanan Israel," kata seorang pejabat senior Shin Bet.
Beberapa agen diduga kedapatan sedang mengawasi seorang warga negara Israel dan setelah penangkapan mereka pada 19 September, penyelidik mengungkap jaringan mata-mata yang lebih besar.
Sebagai imbalan atas tindakan mereka, para agen mata-mata diduga dibayar ratusan ribu dolar dalam bentuk mata uang kripto dan tunai yang dikirimkan oleh turis Rusia.
Menurut laporan, para agen mata-mata Iran ini juga diminta untuk meneliti secara detail tentang salah satu wali kota, termasuk seorang ilmuwan nuklir terkemuka Israel.
Setelah berita penangkapan tersebut tersebar, Menteri Kebudayaan dan Olahraga Miki Zohar menyerukan Israel untuk menjatuhkan hukuman mati pada mereka yang dihukum karena pengkhianatan selama masa perang.
"Fenomena pengkhianat terhadap negara yang merugikan keamanan Israel demi uang saat kita berjuang demi masa depan kita dalam perang menuntut tindakan yang paling keras, termasuk undang-undang yang mengizinkan hukuman mati bagi mereka yang membantu musuh di masa perang," katanya dikutip dari timesofisrael (23/10).
Diketahui, jika saat ini Israel memang terlibat dalam konflik multi-front dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza dan Houthi di Yaman.