Pesan Menohok Menlu Iran ke Trump, Daripada Pindahkan Warga Gaza ke Negara Lain, Mending Usir Orang Israel ke Greenland
Sebelumnya Trump mengungkapkan rencananya untuk memindahkan warga Palestina di Gaza ke Yordania dan Mesir.
![Pesan Menohok Menlu Iran ke Trump, Daripada Pindahkan Warga Gaza ke Negara Lain, Mending Usir Orang Israel ke Greenland](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsCover/2025/1/29/1738130988617-wgtebh.jpeg)
Iran menanggapi rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusir warga Palestina di Jalur Gaza ke Mesir dan Yordania. Menurut Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, daripada mengusir rakyat Palestina dari tanah air mereka, sebaiknya Trump mengusir orang Israel dan memindahkan mereka ke Greenland.
"Daripada orang Palestina, cobalah mengusir orang Israel; bawa mereka ke Greenland supaya mereka bisa membunuh dua burung dengan satu batu," kata Araghchi, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (29/1).
Sebelumnya Trump mengungkapkan rencananya untuk memindahkan warga Palestina di Gaza ke Yordania dan Mesir. Rencana ini menuai kecaman dari sejumlah pihak.
Araghchi mengatakan banyak tantangan yang dihadapi faksi-faksi perlawanan di kawasan, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, namun kelompok perlawanan ini memiliki kemampuan "membangun kembali diri mereka sendiri" kendati banyak halangan dan tantangannya.
“Ini adalah aliran pemikiran, sebuah ide, sebuah tujuan, sebuah cita-cita yang akan selalu ada,” tegasnya.
Araghchi juga memperingatkan AS dan Israel jangan coba-coba menyerang fasilitas nuklir Iran dan menyebut hal itu merupakan tindakan “gila”, yang akan mendapat respons cepat dan tegas yang dapat mengarah pada “bencana yang sangat buruk” bagi wilayah tersebut.
“Kami telah menegaskan bahwa setiap serangan terhadap fasilitas nuklir kami akan ditanggapi dengan segera dan tegas. Tapi menurut saya mereka tidak akan melakukan hal gila itu,” kata Araghchi dalam wawancara eksklusifnya dengan Sky News.
Komentar tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS. Trump, yang menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 pada masa jabatan pertamanya, baru-baru ini menyatakan keterbukaannya untuk menegosiasikan perjanjian baru tersebut.