Rencana Jahat Terbaru Israel Terungkap, Bangun Kantor Untuk Atur Pengusiran Warga Palestina di Gaza
Israel gagal menguasai Gaza setelah perang genosida selama 15 bulan dan sekarang punya rencana baru untuk mengusir warga Palestina.

Gagal menguasai Jalur Gaza, Palestina, setelah perang genosida berlangsung selama 15 bulan, Israel ingin mengusir warga Gaza dari wilayah tersebut dengan mengatur agar mereka mau meninggalkan Gaza secara sukarela. Untuk tujuan ini, panglima perang sekaligus Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mendirikan kantor direktorat baru di bawah kementeriannya.
Tugas direktorat baru ini adalah membuat rencana agar warga Palestina "secara sukarela" mau meninggalkan Jalur Gaza. Direktorat ini akan mencakup perwakilan dari berbagai kementerian dan badan pertahanan, seperti dilaporkan Times of Israel pada Selasa (18/2).
Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) mengajukan proposal awal kepada Katz untuk membersihkan Gaza dari warga Palestina guna memberi jalan bagi pemukim Yahudi.
“Rencana tersebut mencakup bantuan ekstensif yang akan memungkinkan setiap penduduk Gaza yang ingin beremigrasi ke negara ketiga, untuk menerima dukungan yang mencakup pengaturan keberangkatan khusus melalui laut, udara, dan darat, antara lain,” jelas kantor Katz.
Awal bulan ini, Katz mengatakan dia telah memerintahkan tentara untuk merumuskan rencana untuk “mengizinkan” warga Palestina meninggalkan Gaza.
Rencana ini sejalan dengan keinginan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengusir warga Palestina di Gaza ke Mesir dan Yordania, seperti dikutip dari The Cradle, Rabu (19/2).
Katz juga menyambut baik rencana Trump tersebut, menyebutnya “rencana Trump yang berani, yang memungkinkan sebagian besar penduduk Gaza untuk pindah ke berbagai tempat di seluruh dunia.”
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pada Senin bahwa ia “berkomitmen terhadap rencana Presiden AS Donald Trump untuk menciptakan Gaza yang berbeda” sambil bersumpah baik Hamas maupun Otoritas Palestina (PA) tidak boleh mengendalikan wilayah tersebut setelah perang.